Kolomdesa.com, Mukomuko – Pemerintah Desa (Pemdes) Lubuk Sanai, Kecamatan XIV Koto, Mukomuko menggelar pelatihan digital rebranding produk desa. Dalam agenda tersebut, turut didampingi oleh Tim Pusdaing, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Relawan Teknologi Komunikasi dan Informasi (TIK).
“Saat ini digitalisasi merupakan gaya hidup yang sedang naik daun, jika tidak menerima itu semua akan tertinggal,” ucap Kepala Desa Lubuk Sanai, Mutriadi, Senin (16/12/2024).
Mutriadi menjelaskan, dalam kegiatan pelatihan digitalisasi yang ada desanya sangat penting ke depannya. Ia berharap, hasil pelatihan, sesuai dengan harapan yang diinginkan.
“Peserta pelatihan harapan saya paham dengan pelatihan yang telah dilakukan, karena pematerinya kompeten,” jelas Mutriadi.
Mutriadi menegaskan, peserta Desa Cerdas di Desa Lubuk Sanai merupakan orang-orang terpilih. Ia menjelaskan, tidak semua warga yang dapat merasakan kesempatan baik ini.
“Masih ada warga yang tidak mendapat kesempatan baik ini, semoga setelah pelatihan ini dapat disalurkan ilmunya ke yang lain,” jelas Mutriadi.
Sementara itu, instruktur dalam pelatihan Desa Cerdas di Lubuk Sanai, Subana mengatakan saat ini perkembangan digitalisasi sudah sangat maju. Ia menyinggung, terkait dengan digitalisasi awalnya hanya mengarah pada tulisan, saat ini sudah lebih komplek mengarah ke foto dan video.
“Contohnya saja Facebook yang berkembang ke Instagram yang penuh dengan gambar-gambar,” sambung Subana.
Dalam agenda tersebut, Subana menjelaskan jika penggunaan digitalisasi terutama rebranding dapat dilaksanakan dalam dunia pemerintahan. Ia menjelaskan, salah satunya dengan mendokumentasikan momen saat melakukan agenda birokrasi desa.
“Jika itu di dokumentasikan, direkam dan diupload ke media akan terlihat baik jika dilihat warga, perangkat desa akan dianggap bekerja,” terang Subana.
Dalam melaksanakan dokumentasi, Subana memberikan alur pembuatan kontenya. Bahkan dirinya juga membocorkan kebutuhan agar konten baik dapat dihasilkan.
“Ya dalam pembuatan konten harus ada konsep, naskah, storyboard, dan shooting,” beber Subana.
Kegiatan tersebut kemudian ditutup dengan praktek pembuatan rencana konten. Masing-masing peserta mempresentasikan konsep pembuatan konten ke warga lain yang hadir dalam pelatihan tersebut.
Penulis: Fuji
Editor: Aziz