DPRD Malut Kritik Proyek Irigasi Desa Kobe

Proyek irigasi di Desa Kobe, Halmahera Tengah yang dipersoalkan Komisi III DPRD Maluku Utara. Sumber : tribunternate.com
Proyek irigasi di Desa Kobe, Halmahera Tengah yang dipersoalkan Komisi III DPRD Maluku Utara. Sumber : tribunternate.com

Kolomdesa.com, Halmahera Tengah – Ketua Komisi III DPRD Maluku Utara, Marlisa Marsaoly menyampaikan kekecewaannya terhadap lambatnya progres proyek irigasi di Desa Kobe, kecamatan Weda Tengah, Halmahera Tengah, yang dikerjakan oleh CV Adyah Karya. Proyek senilai Rp2,79 miliar tersebut dijadwalkan selesai pada 20 Desember 2024. Namun, progres pekerjaan baru mencapai 27 persen.

“Hingga kini, progresnya baru mencapai 27 persen. Dari total panjang pekerjaan, baru selesai 400 meter, sedangkan masih ada sekitar 1 kilometer lagi yang belum dikerjakan, dengan sisa waktu yang hanya beberapa hari lagi, sangat kecil kemungkinan proyek ini selesai tepat waktu, ” kata Marlisa, Sabtu (14/12/2024).

Ia mengkritik lambannya pengerjaan proyek yang sudah berjalan hampir lima bulan sejak kontrak dimulai, padahal proyek tersebut sangat vital untuk mendukung kebutuhan pertanian masyarakat.

“Kami sangat menyesalkan keterlambatan ini, terutama karena proyek ini menggunakan dana DAK, Jika proyek ini tidak selesai sesuai jadwal, dampaknya bisa berpengaruh pada alokasi DAK tahun berikutnya. Ini akan menjadi kerugian besar bagi Maluku Utara, ” tegasnya

Ia juga mendesak pihak CV Adyah Karya untuk segera meningkatkan progres kerja dan meminta instansi terkait memperketat pengawasan agar keterlambatan serupa tidak terulang.

“Pengawasan yang lemah terhadap pelaksanaan proyek, menjadi salah satu faktor yang harus dievaluasi, kami meminta dinas terkait untuk memastikan pihak kontraktor bertanggung jawab, dan memberikan laporan perkembangan harian hingga tenggat waktu,” ujarnya

Selain itu, Ia mengingatkan kemungkinan akan memberikan sanksi administratif, termasuk penalti dan blacklist, jika proyek gagal diselesaikan tepat waktu.

“Kami akan terus memantau perkembangan proyek ini. Jika memang tidak selesai, kami akan meminta pemerintah untuk mengambil langkah tegas, termasuk mempertimbangkan blacklist terhadap kontraktor yang gagal memenuhi kewajibannya, ” ungkapnya

Sebagai langkah antisipasi ke depan, ia mengusulkan perencanaan dan pelaksanaan proyek DAK yang lebih matang dengan sinergi antara pemerintah daerah, kontraktor, dan pengawas.

“Proyek irigasi ini sangat di butuhkan masyarkat Desa Kobe, untuk pengairan sawah bagi petani-petani, di daerah tersebut juga banyak petani tambak ikan juga, keterlambatan proyek irigasi menjadi peringatan bagi semua pihak, untuk lebih serius dalam mengelola dana publik, ” tutupnya.

Penulis : Roman
Editor : Aziz

Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *