Kolomdesa.com, Mukomuko – Pemerintah Desa (Pemdes) Air Merah, Kecamatan Malin Daman, Kabupaten Mukomuko menggelar kegiatan pelatihan digital analisis bisnis dan resiko usaha BUM Desa. Dalam agenda tersebut, turut mengundang warga Desa, dengan pendampingan Tim Pusdaing, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dengan Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
“Dana kegiatan pelatihan ini bukan dari Dana Desa (DD), saya selalu kepala desa memohon peserta memanfaatkan betul pelatihan ini untuk kegiatan kemajuan desa kita,” kata Kepala Desa Desa Air Merah, Rahmadi Minggu (14/12/2024).
Menurut Rahmadi, Desa yang ia pimpin sejatinya desa pemekaran sejak tahun 2007. Namun, saat ini terus melakukan pengembangan pemerintahan dengan memanfaatkan digitalisasi dalam pelayanan warga.
“Semua persyaratan sudah kita lakukan secara digital,” kata Rahmadi.
Rahmadi menyebut, dengan adanya digitalisasi desa. Potensi usaha sudah berhasil dipasarkan dengan cara digital salah satunya lewat BUM Desa.
“PAD kita total mencapai 200 juta,” sebut Rahmadi.
Rahmadi menjelaskan, jika dalam setahun terakhir, ada gangguan server dalam web pelayanan. Ia meyakini, web yang ia gunakan sudah diblokir.
“Saat ini web pelayanan ada gangguan, kami mohon dengan pemateri untuk membantu website kami,” ungkap Rahmadi.
Sementara itu, pemateri pelatihan Desa Cerdas dari Relawan TIK, Subana menjelaskan mengenai permasalahan yang dialami web Desa Air Merah. Ia menyebut, web tersebut ditengarai dari pihak swasta.
“Jika berasal dari web swasta memang seperti itu akibatnya, saya sarankan ke depan nyari server dari penyedia yang terpercaya,” jelas Subana.
Subana mengaku, penggunaan swasta memang tidak begitu mahal untuk sewanya. Akan tetapi, resikonya data dicopy oleh admin pemilik server tersebut.
“Terlebih bagi pemerintahan itu sangat beresiko,” jelas Subana.
Selanjutnya, Subana kembali menyingung terkait rumitnya dalam mengelola BUM Desa. Menurutnya, digitalisasi BUM Desa dapat digunakan untuk berbagai pekerjaan.
“Pembukuan, promosi, dan kegiatan transaksi usaha BUM Desa,” kata Subana.
Subana berpesan, agar dalam menjalankan BUM Desa juga diharuskan untuk analisis usaha, dan resiko usaha. Jika tindakan itu tidak dilakukan, BUM Desa akan beresiko gagal.
“Kalau terus-terusan gagal ya bangkrut nanti,” sambung Subana.
Subana berpesan, analisis usah yang dilakukan dapat berupa potensi, dan kebutuhan warga. Tujuannya, usaha yang dibuka BUM Desa dapat berjalan dan menghasilkan PAD bagi Desa, tidak terus merugi.
“Analisa potensi yang dimiliki Desa dan kebutuhan warga penting, agat perputaran usaha berjalan dengan baik,” pungkas Subana.
Dalam agenda tersebut, peserta pelatihan digitalisasi BUM Desa berjalan dengan lancar. Warga diajak untuk menggunakan ilmu pengetahuan bisnis model canva.
Penulis: Fuji