Kolomdesa.com, Mamuju Tengah – Sejumlah empat desa di Kabupaten Mamuju Tengah terisolasi disebabkan jalan penghubung putus. Kondisi tersebut diakibatkan oleh longsor, adanya fenomena likuifaksi.
“Iya ada empat desa yang terisolasi akibat fenomena likuifaksi,” ucap Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Mamuju Tengah, Syawalluddin, Minggu (3/11/2024).
Menurut Syawal, dari ketiga desa yang terkena dampak itu berada di Kecamatan Tommo, Kabupaten Mamuju. Satu lagi desa ada di Kecamatan Tobadak, Mamuju Tengah.
“Ketiganya ada Desa Leling Utara, Leling Induk, dan Leling Barat, satu lagi Desa Sedati,” jelas Syawal.
Syawal menjelaskan, akibat likuifaksi. Warga kini kesulitan untuk keluar masuk desa
“Sebelumnya jembatan penghubung antara tiga desa ambrol, kini akses alternatif yang alami likuifaksi sehingga terisolir,” beberapa Syawal.
Menurut Syawal, dengan rusaknya jalan penghubung antar tiga desa itu. Sejatinya masih ada jalur lain yang dapat dilalui, namun aksesnya sulit dan jaraknya lebih panjang.
“Aksesnya sulit dan lebih jauh dari jalan yang longsor karena tanah gerak ini,”jelas Syawal.
Untuk mengatasi kerusakan jalan, Syawal mengatakan sudah ada pembahasan dari Pemprov Sulawesi Barat, dan Pemkab Mamuju Tengah. Ia menjelaskan, pemerintah sepakat untuk segera memperbaiki jalan yang rusak itu.
“Jalan utama Desa Sedati, menuju Kecamatan Tomo akan dibuka sesegera mungkin” beber Syawal.
Mengenai bencana tanah gerak di Desa Sedati, Syawal mengatakan tidak ada korban jiwa. Namun, eskalator yang tertimbun belum dapat dievakuasi.
“Tidak ada korban jiwa, namun peralatan berat seperti ekskavator yang tertimbun lumpur belum bisa di ambil,” kata Syawal.
Syawal mengatakan, pengerjaan jalan akan terus dilakukan selepas ini. Agar warga yang ingin keluar masuk desa dapat menggunakan dengan nyaman.
“Selanjutnya perbaikan akan terus dikebut, hingga jalan dapat dilalui kembali,” pungkas Syawal
Penulis: Fuji
Editor: Aziz