Revitalisasi BUMDes Teluk Elpaputih: Program TEKAD Sukses Lawan Tengkulak dan Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Ilustrasi minyak kelapa. Sumber: Picsart.
Ilustrasi minyak kelapa. Sumber: Picsart.

Kolomdesa.com, Maluku Tengah – Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) di Kecamatan Teluk Elpaputih, Maluku Tengah, berhasil memutus rantai ketergantungan petani pada tengkulak melalui revitalisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Badan Usaha Milik Negeri (BUMNeg). Langkah ini memberikan akses langsung bagi petani untuk menjual produk mereka ke pasar, sehingga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat desa.

Dengan BUMDes dan BUMNeg yang kembali aktif, desa kini memiliki kontrol lebih besar atas harga dan distribusi komoditas unggulannya. Hal ini memungkinkan desa untuk mengelola sumber daya secara mandiri, tanpa ketergantungan pada perantara tengkulak yang selama ini menekan harga produk.

“Sekarang petani memperoleh keuntungan lebih besar, bukan sekadar upah rendah dari tengkulak. Perputaran uang di desa meningkat, yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan ekonomi lokal,” ujar Hendrik Rumaruson, Fasilitator Kecamatan (FK) Teluk Elpaputih, pada Senin (14/10/2024).

Hendrik menjelaskan bahwa Kecamatan Teluk Elpaputih, yang berbatasan dengan Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), memiliki komoditas unggulan dari masing-masing negeri. Negeri Waraka dikenal dengan produksi sagu dan ubi jalar, sementara Negeri Tananahu dan Negeri Liang unggul dalam produksi kacang tanah, dan Negeri Sahulau dikenal dengan pisangnya.

Namun, pemasaran produk tersebut selama ini dikuasai oleh tengkulak yang menekan harga, sehingga merugikan petani.

“Produk-produk ini melimpah, tetapi harga jualnya masih rendah karena peran tengkulak yang mengontrol pasar. Ini membuat petani tidak mendapatkan keuntungan yang semestinya,” jelas Hendrik.

Proses membangkitkan kembali BUMDes dan BUMNeg di Teluk Elpaputih bukanlah hal yang mudah. Hendrik mengakui bahwa banyak pemerintah desa ragu untuk mengaktifkan kembali badan usaha desa, mengingat pengalaman buruk di masa lalu terkait manajemen yang buruk dan kegagalan operasional.

“Kami memahami kekhawatiran mereka, tetapi kami yakin bahwa jika BUMDes dikelola dengan baik, kita bisa memutus rantai tengkulak dan meningkatkan harga jual komoditas. Ini akan berpengaruh langsung pada kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

Pendekatan yang digunakan tim TEKAD adalah dengan melakukan advokasi dan komunikasi intensif bersama pemerintah desa, agar yakin untuk mengaktifkan kembali BUMDes. Selain itu, koordinasi yang erat juga dilakukan dengan pimpinan TEKAD di tingkat kabupaten untuk memastikan program berjalan sesuai rencana.

“Kami berusaha memastikan semua pihak saling bekerja sama, mulai dari pemerintah desa hingga pimpinan TEKAD di tingkat kabupaten. Koordinasi ini sangat penting untuk mencapai tujuan bersama,” ujar Hendrik.

Kini, BUMDes dan BUMNeg di Teluk Elpaputih sudah kembali aktif dan berbadan hukum. Kembalinya badan usaha desa ini menjadi harapan baru bagi masyarakat dalam memasarkan komoditas unggulan mereka tanpa harus melalui tengkulak, sehingga harga jual produk lebih menguntungkan.

“Ini bukan sekadar bisnis, tetapi soal memberikan harapan baru bagi masyarakat untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Kami percaya, bersama TEKAD, desa-desa akan semakin maju,” tutup Hendrik dengan penuh optimisme.


Editor: Rizal K

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *