Kolomdesa.com, Banjarnegara – Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Brayan Mukti yang terletak di Desa Dawuhan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara dinilai berhasil memberikan angin segar bagi warga melalui unit usaha yang dikembangkan. Salah satu unit usaha yang berhasil adalah unit usaha pengelolaan Desa Wisata Dawuhan, yang hingga saat ini omzetnya mencapai ratusan juta.
BUM Desa Brayan Mukti berdiri pada tahun 2017, berdasarkan Peraturan Desa Dawuhan Nomor 8 Tahun 2017 tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Brayan Mukti.
Direktur BUM Desa Brayan Mukti, Anisa Anis Wulandari mengatakan tujuan dari pembentukan BUM Desa ini untuk meningkatkan ekonomi warga dan membuka lapangan pekerjaan yang lebih meningkat.
“Pendirian BUM Desa ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian warga dan membuka lapangan pekerjaan yang luas,” kata Anisa.
Sejarah Berdirinya Desa Wisata Dawuhan
Desa Dawuhan seperti desa-desa terpencil lainnya di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Desa itu sepi dan kebanyakan bekerja sebagai petani. Hasil pertaniannya tak cukup mendongkrak kesejahteraan warganya hingga dianggap sebagai salah satu desa miskin di Banjarnegara.
Namun, sebenarnya desa itu memiliki potensi alam yang bisa diunggulkan. Salah satunya ada Sungai Penaraban yang airnya sangat jernih dan memiliki banyak jeram. Ditambah, kecantikan alam pegunungannya yang hijau dan membuat setiap pasang mata akan takjub memandang.
Salah satu warganya, Arwanto dan sejumlah pemuda desa berusaha mengembangkan potensi itu menjadi objek wisata. Mereka ingin agar desanya maju seperti desa lainnya di Banjarnegara. Tentu mimpi mereka tak mudah untuk membuka sebuah usaha agar mendongkrak kesejahteraan ekonomi desa dan warganya.
Bahkan tak sedikit warga pesimis dengan ide gila Arwanto dan kawan-kawannya untuk membuka tempat wisata yang tak mengenal Desa Dawuhan.
“Warga mikirnya, apa iya di desa terpencil bisa dibangun wisata. Banyak yang mencemooh,” kata Arwanto, salah satu penggagas sekaligus pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tirta Penaraban.
Bukan hanya harus menebalkan telinga menghadapi cibiran warga. Pihaknya juga berhadapan nyata dengan masalah permodalan. Membangun objek wisata tentu saja tak murah dan butuh uang yang besar. Baik dana yang berasal dari investor, urunan warga, dukungan dari desa yang memiliki sumber dana desa. Menggelontorkan dana butuh kepercayaan dan dukungan dari berbagai pihak.
Beruntung gagasan Pokdarwis Tirta Penaraban mendapatkan gayung bersambut. Pemerintah Desa Dawuhan menilai ide kelompok pemuda kreatif itu untuk mengembangkan wisata di desa. Faktanya selama ini Pemerintah Desa Dawuhan juga ingin melakukan perubahan dengan wajah desanya. Terlebih untuk mengangkat berbagai potensi desa dan warga sekitar.
Peran BUM Desa Brayan Mukti
Dukungan nyata datang melalui BUM Desa Brayan Mukti. Pemerintah desa menggelontorkan modal untuk membangun wisata minat khusus, salah satunya wisata tubing atau arung sungai dengan menggunakan karet ban.
Aliran Sungai Penaraban yang deras dan banyak jeram memang cocok untuk dikembangkan wisata tubing. Salah satu pengurus Pokdarwis Arwanto sendiri sebelumnya adalah bagian dari tim rescue The Pikas, wisata arung jeram di Sungai Serayu yang terkenal di kalangan pecinta wisata adrenalin. Dengan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki, tak susah baginya untuk mengembangkan objek wisata serupa di desanya.
“Saya basic nya di rescue, jadi ingin mengembangkan wisata air di desa sendiri,” kata Arwanto.
Menariknya, mereka yang tergabung dalam kelompok wisata ini rata-rata relawan kebencanaan atau Desa Tangguh Bencana (Destana). Maklum, Desa Dawuhan, juga desa-desa sekitarnya di Kecamatan Wanayasa masuk zona merah rawan longsor.
Dari awal-awal pembukaan wisata tersebut belum cukup menghasilkan. Sehingga Arwanto dan para pekerja lain bahkan rela tak menerima gaji dari 2016 sampai 2019 karena minimnya pemasukan.
“Ketika pulang ke rumah tidak bawa apa-apa, istri sampai bilang, mau sampai kapan jadi relawan,” katanya getir.
Saat banyak anggota kelompok berguguran, Arwanto dan beberapa anggota yang tersisa masih konsisten memperjuangkan. Kendala itu coba diatasi dengan menciptakan inovasi.
Jika hanya mengandalkan wahana tubing, rasanya masih kurang untuk menggaet wisatawan. Terlebih, wahana itu hanya diminati kalangan tertentu karena termasuk wisata minat khusus. Pengelola akhirnya berinisiatif membuka kolam renang di sisi sungai untuk melengkapi paket wisata yang sudah ada.
Kolaborasi Pokdarwis dan BUM Desa Brayan Mukti
Pokdarwis berkolaborasi dengan BUM Desa Brayan Mukti mengembangkan objek Desa Wisata, setelah membantu perlengkapan tubing, Pemerintah Desa Dawuhan melalui BUM Desa Brayan Mukti kembali menggelontorkan dana ratusan juta untuk membangun kolam renang di objek wisata Dawuhan.
Objek Desa Wisata ini menawarkan kolam renang yang unik karena berada di areal persawahan desa. Dengan membayar tiket Rp 10 ribu, pengunjung bisa bermain air dari sumber mata air langsung sembari menikmati alam pedesaan.
Kehadiran kolam renang dengan nuansa beda ini ternyata disambut hangat wisatawan. Jumlah pengunjung naik signifikan. Wahana kolam renang menambah menu wisata Dawuhan yang lebih menarik semua kalangan.
Wahana itu berhasil menjadi magnet baru yang mampu mendongkrak kunjungan. Keberadaan wisata Dawuhan perlahan mengubah wajah desa yang sudah lama tertinggal.
Pesona Desa Wisata Dawuhan
Desa Wisata Dawuhan berada di Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah. Desa ini memiliki jumlah penduduk 2112 jiwa dan luasan wilayah 190,36 Ha yang terbagi menjadi 3 dusun. Desa Wisata Dawuhan merupakan desa eksotis dengan keindahan alamnya dengan ketinggian 800-1230 meter di atas permukaan laut. Dan juga posisi pemukiman desa ini juga dikelilingi oleh 3 gunung, yakni Gunung Wangi, Gunung Gajah dan Gunung Kendil serta dibatasi oleh Sungai Penaraban.
Desa Wisata Dawuhan Wanayasa Banjarnegara ini memiliki tagline “Dari Kerentanan Menjadi Ketangguhan Menuju Destinasi Desa Wisata Unggulan”. Tagline ini merupakan penjabaran dari sejarah panjang pembangunan kearifan lokal dan ketangguhan warga desanya menghadapi bencana. Yang pada mulanya adalah Desa Tangguh Bencana (DESTANA) kini menjelma menjadi salah satu desa wisata unggulan dengan paket wisata yang komplit, mulai dari daya tarik keindahan alamnya, kuliner tradisional desa, sarana playground dan outbond serta berbagai sarana edukasi dari warga desa untuk warga dunia. Sebab Desa Wisata Dawuhan ini juga menyelenggarakan paket edukasi pengelolaan lingkungan dan ketangguhan menghadapi bencana.
Salah satu andalan wisata desa adalah Pasar Rengrang yang terletak di pinggir sungai panaraban, pasar ini menyajikan aneka kuliner tradisional khas dawuhan. Mulai dari bebagai jajanan olahan singkong, jamu tradisional sampai sajian spesial kopi arabika Gunung Wangi. Dan semua pramuniaga pasar ini berasal dari kelompok ibu-ibu warga desa dawuhan yang mengenakan busana tradisional jawa. Dan transaksi di pasar ini pun menggunakan koin bambu yang harus ditukarkan terlebih dahulu di “Rumah Koin” yang sudah disiapkan.
Dengan koin yang satunya senilai Rp 2 ribu ini, pengunjung bebas menukarnya dengan aneka jajanan tradisional dan khas daerah tersebut. Ada belasan lapak yang mewakili seluruh warga Desa Dawuhan.
Keberadaan Pasar Rengrang menjadi daya tarik baru bagi para wisatawan untuk berkunjung. Perputaran uang yang cukup besar di pasar itu berimbas pada meningkatnya kesejahteraan warga.
Di sisi lain, adanya rest area dan Pasar Rengrang juga menjadi cikal bakal lahirnya Komunitas Pelestari Sungai Penaraban, yang berupaya menjaga kelestarian lingkungan, khususnya Sungai Penaraban. Mulai dari kegiatan bersih-bersih sungai, arung jeram tubing, outbond dan penyelenggaraan sanggar resiliensi sering dilakukan.
Sebuah sanggar yang menyajikan paket-paket edukasi ketangguhan, ekonomi kreatif warga dan kelestarian lingkungan juga ada, untuk mendukung pengembangan wisatanya.
Untuk menunjang kenyamanan berwisata, Wisata Dawuhan telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti: gazebo, kolam renang, arena bermain anak, flaying fox, warung makan, toilet, dan tempat parkir.
Jumlah kunjungan Desa wisata Dawuhan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Dawuhan Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2016 sampai 2023 mencapai 143.000 ribu pengunjung.
Lokasi, Tiket dan Jam Operasional
Lokasi wisata Dawuhan berada di Desa Dawuhan RT.02 RW.02, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Sedangkan untuk tiket masuk ke wisata Dawuhan hanya dengan bermodal Rp.10 ribu, pengunjung bisa menikmati wahana dan fasilitas yang tersedia di objek wisata tersebut.
Jam operasional dari wisata Dawuhan ini di buka dari jam 09.00 pagi sampai 17.00 sore. Sedangkan untuk Pasar Rengrang dibuka pada hari minggu saja.
Modal, Pendapatan dan Serapan Tenaga Kerja
Penyertaan modal awal BUM Desa Brayan Mukti dalam pengembangan wisata Dawuhan ini berasal dari dana desa (DD) dan investasi dari warga desa. Dari modal tersebut, wisata Dawuhan semakin pesat perkembangannya.
Pendapatan wisata Dawuhan melalui BUM Desa Brayan Mukti mengalami kenaikan signifikan pertahunnya. Omzetnya diperkirakan sebesar Rp300 juta pertahunnya. Selain itu, BUM Desa Brayan Mukti juga telah menyumbang PADes pertahunnya.
Selain itu, BUM Desa Brayan Mukti juga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat melalui unit usaha yang dikembangkannya. Untuk saat ini terdapat 18 tenaga kerja lokal dan bekerjasama dengan para UMKM yang ada di Desa Dawuhan.