Program Tekad Berhasil Dorong Tranformasi Ekonomi Desa Sasaran

Dirjen Pembangunan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Harlina Sulistyorini. Sumber: Humas Kemendesa.
Dirjen Pembangunan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Harlina Sulistyorini. Sumber: Humas Kemendesa.

Kolomdesa.com, Jakarta – Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (Tekad) yang dijalankan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) telah berjalan sejak tahun 2019. Selama itu pula, program ini telah berhasil meningkatkan status desa sasaran serta mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Indonesia Timur.

Dengan program-program strategis seperti Demonstrasi Plot (Demplot), Rumah Inovasi Teknologi Desa (RITD) dan Invensment Fund, program Tekad telah sukses mendorong transformasi ekonomi di desa-desa sasaran.

“Terkait kenaikan status profil desa, sudah mencapai angka 499 Desa IDM dan sudah menciptakan Desa Maju 3% atau 15 desa dari sebelumnya hanya satu desa. Kemudian Desa Berkembang 35% dari sebelumnya hanya 7%,” ujar Dirjen Pembangunan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Harlina Sulistyorini, Senin (30/09/2024).

Harlina menambahkan, Program Tekad juga sudah mengurangi Desa Tertinggal dari 42,8% menjadi 40,8% dan mengurangi Desa Sangat Tertinggal 36,87% menjadi 21,84%.

Perubahan status desa ini, lanjut Harlina, mencerminkan keberhasilan Tekad melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat dan pemanfaatan Dana Desa secara optimal. Selain itu, program Tekad tidak hanya meningkatkan kapasitas desa dalam perencanaan pembangunan, tetapi juga memperkuat tata kelola dan kemandirian ekonomi masyarakat desa.

Hal ini turut didukung oleh investasi strategis yang dilakukan dalam bentuk berbagai kegiatan ekonomi produktif, seperti Demplot dan RITD. Adapun Investasi yang telah dialokasikan untuk kegiatan Demplot pada periode 2022-2023 mencapai Rp 37,6 miliar, sementara pada tahun 2024, investasi yang masih berjalan telah mencapai Rp 8,6 miliar.

Selain itu, pembangunan RITD sebagai pusat inovasi desa juga telah mendapat alokasi sebesar Rp 800 juta pada tahun 2022 dan angka yang sama untuk tahun 2024. Investment Fund sebagai dukungan permodalan bagi usaha ekonomi desa juga terus ditingkatkan, dari Rp 520 juta pada tahun 2023 menjadi Rp 780 juta pada tahun 2024.

“Rata-rata investasi per kabupaten dalam program Tekad mencapai Rp 10,48 miliar,” ujarnya

Melalui berbagai intervensi tersebut, program Tekad tidak hanya menciptakan perubahan status desa tetapi juga memperkuat ekosistem ekonomi desa yang berkelanjutan. Ke depan, Harlina berharap Progam TEKAD dapat terus menjadi instrumen strategis dalam mendorong transformasi ekonomi desa di Indonesia Timur serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah yang selama ini tertinggal.

Penulis: Habib

Editor: Rizal

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *