Kolomdesa.com, Morowali – Aliran sungai yang melewati Desa Fatufia, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali tercemar limbah perusahaan tambang. Warna air terlihat keruh, dan terindikasi zat kimia.
“Masih menunggu hasil Investigasi tim Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH),” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Morowali, Elita Gawi, Senin (30/9/2024).
Menurut Elita, dalam proses investigasi yang dilakukan itu, nantinya akan diambil sampel. Dari sampel itu akan diketahui penyebab perubahan warna Sungai Fatufia.
“Tinggal menunggu hasil pengujian sampel dari tim,” ujat Elita.
Elita mengaku, setelah dilakukan observasi lapang, dirinya meyakini memang benar apabila sumber dari pencemaran sungai dari perusahaan.
“Dugaan sementara iya sumber pencemar sungai dari Perusahaan tambang yang berada di sekitar aliran sungai,” jelas Elita.
Elita menjelaskan, pencemaran terjadi karena perusahaan saat melakukan proses produksi tidak melakukan alur yang benar mengenai pengelolaan limbah. Ia menyebut, perusahaan langsung membuang limbah ke aliran sungai.
“Kelihatan pembuangan air limbahnya langsung dilakukan ke sungai,” beber Elita.
Namun Elita belum mengatakan 100 persen benar mengenai sumber penyebab sungai tercemar. Dia tetap menjelaskan, untuk kepastian penyebabnya dengan melihat hasil sampel ait yang sedang diuji.
“Kepastian hasil lab untuk mengetahui penyebab air tercemar nanti setelah pengujian selesai, kurang lebih hasilnya keluar sepekan lagi,” kata Elita.
Sementara itu, pihak perusahan tambag Dedy Kurniawan mengatakan perubahan warna aliran Sungai Fatufia akibat perusahaannya. Dia menyebut, penyebab berubahnya warna dari pekerjaan proyek.
“Itu penyebabnya berasal dari rembesan semen, yang mengalir ke sungai,” sebut Dedy.
Menurut Dedy, kondisi tersebut semakin parah saat hujan turun. Rembesan semen akan cepat mengalir ke sungai.
“Iya ini karena faktor hujan, seandainya tidak hujan ya normal-normal saja, karena hujan kita tidak bisa kendalikan,” terang Dedy.
Warga Desa Fatufia, Rony yang melihat warna air sungai berwarna putih Banyak ikan mati, mengapung di pinggiran sungai.
“Ini ikan ada yang mati pasti dari limbah beracun,” tutup Romy.
Penulis: Fuji
Editor: Aziz