Jelang Hari Raya Galungan, Ratusan Warga Desa Adat Terima Bantuan Kesejahteraan

Ilustrasi Salah satu kegiatan adat di Desa Adat Padangtegal. Sumber Foto : Detikbali
Ilustrasi Salah satu kegiatan adat di Desa Adat Padangtegal. Sumber Foto : Detikbali

Kolomdesa.com, Buleleng – Gianyar – Menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, desa Adat Padangtegal, Ubud, Gianyar, Bali, membagikan bantuan kesejahteraan berupa tunjangan hari raya (THR) Rp 2 juta untuk warganya. Selain uang, desa adat setempat juga memberikan 25 kilogram (kg) beras per kepala keluarga (KK).

Bendesa Desa Adat Padangtegal, I Wayan Astawa, menjelaskan bahwa sejumlah bantuan itu merupakan program desa adat yang mengacu pada konsep Tri Hita Karana (hubungan antara manusia dengan Tuhan, sesama, dan lingkungan). THR diberikan kepada krama atau warga dari empat banjar adat di Padangtegal.

“Sebanyak 689 KK masing-masing menerima Rp 2 juta dan beras 25 kg,” ujar Astawa, Selasa (24/5/2024).

Menurut Astawa dalam penjelasannya terkait program tersebut juga telah diatur dalam awig-awig (aturan adat) di desa adat. Maka sumber dana program tersebut berasal dari hasil usaha yang dikelola desa adat dan kesepakatan pelaku usaha di kawasan pariwisata itu. Termasuk dari pendapatan objek wisata Monkey Forest Ubud yang berpenghasilan mencapai miliaran rupiah per bulan.

“Bantuan untuk krama itu bukan dari Monkey Forest saja, melainkan dana gabungan dari semua usaha wisata yang dijadikan program Desa Adat Padangtegal,” terangnya.

Astawa menyampaikan terkait Desa Adat Padangtegal yang sudah memiliki program lainnya untuk krama setempat. Mulai dari program pemeriksaan kesehatan gratis, memfasilitasi kegiatan krama werdha (warga lanjut usia), hingga program beasiswa.

“Krama werdha yang sakit, yang berkebutuhan khusus, ada homecare setiap bulan sekali. Kami berikan pampers untuk kebutuhan sebulan, susu sebulan,” ujarnya.

Astawa mengatakan, Tahun ini Desa Adat Padangtegal juga akan membangun klinik kesehatan agar krama mendapat pelayanan kesehatan lebih bagus. Pembangunan klinik itu bekerja sama dengan sebuah rumah sakit di Denpasar.

Selain itu pentingnya keamanan wilayah, maka Desa Adat Padangtegal mengerahkan pecalang selama 24 jam penuh. Selain membantu menjaga keamanan di wilayah desa adat, para pecalang itu juga kerap mengantarkan warga yang memerlukan pertolongan medis ke rumah sakit.

“Pecalang siap 24 jam. Kalau ada krama sakit, mereka ambil ambulans, mereka yang antar,” imbuh Astawa.

Ada pula program pendidikan, yakni beasiswa kuliah untuk warga Desa Adat Padangtegal. Menurut Astawa, penerima beasiswa tetap dievaluasi secara berkala. Ia menegaskan beasiswa hanya diberikan untuk warga yang serius kuliah.

“Jika nilai IPK buruk, maka beasiswanya disetop. Sampai hari ini ada sekitar 119 orang yang mendapatkan beasiswa kuliah,” pungkas Astawa.

Penulis : Fais
Editor : Danu

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *