Manfaatkan TKD, Petani Desa Wisata Bendung Pertahankan Ketahanan Pangan

Pesona agrowisata Desa Wisata Bendung, Kapanewon Semin, Gunungkidul. Sumber : radarjogja.jawapos.com
Pesona agrowisata Desa Wisata Bendung, Kapanewon Semin, Gunungkidul. Sumber : radarjogja.jawapos.com

Kolomdesa.com, Gunung Kidul – Desa Wisata Bendung, Kapanewon Semin, Kabupaten Gunung Kidul, memanfaatkan lahan Tanah Kas Desa (TKD) seluas 1,5 hektar untuk mempertahankan ketahanan pangan meski menghadapi krisis air.

Dengan pelatihan dan pemanfaatan sumber daya manusia, para petani berhasil menjaga produktivitas pertanian meskipun dalam kondisi kekurangan air.

“Satu-satunya potensi daerah kami ialah lahan pertanian agar tetap surplus dengan memanfaatkan sumber air yang terbatas,” ujar Didik Rubianto, Lurah Bendung. Selasa (24/9/2024).

Desa Wisata Bendung dikenal sebagai wilayah yang sulit air. Minimnya sumber mata air dan jauh dari sungai menjadikan desa ini menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan air.

Namun, berkat inovasi agrowisata yang ditetapkan oleh Bupati Gunung Kidul pada tahun 2022, desa ini menjadi contoh bagaimana mengatasi krisis air dengan pertanian berkelanjutan.

Didik menjelaskan, teknologi penghematan air dan pemanfaatan limbah ternak sebagai pupuk organik menjadi kunci keberhasilan pertanian di Bendung. Sistem pertanian dan peternakan yang saling terintegrasi menciptakan daya tarik wisata tersendiri.

“Saling terintegrasi antara pertanian dan peternakan, hal itulah yang menjadi daya tarik wisatawan, apalagi daerah kami dikenal dengan kekeringannya tapi tetap pertanian tetap subur,” lanjutnya.

Selama musim kemarau, para petani menanam palawija seperti bawang, kedelai, dan cabai, sementara di musim penghujan mereka menanam padi dan jagung. Air hujan menjadi sumber utama untuk mengairi sawah, dengan sebagian besar hasil tani didistribusikan ke pasar-pasar lokal.

Pada 2023 kemarin, kata Didik, wisatawan yang tercatat berkunjung mencapai puluhan ribu kali kunjungan. Baik dari akamedisi maupun kelompok tani dari luar daerah yang hendak melakukan studi tiru.

“Pengunjung berasal dari Jawa, Kalimantan, Bali hingga Maluku, tahun kemarin pengunjung mencapai 19 ribu orang,” tuturnya.

Wisata edukasi pertanianlah yang mengundang orang-orang luar daerah untuk menyaksikan langsung cara menanam meskipun di tengah krisis air. Menurutnya, hasil tani dari Desa Wisata Bendung 80 persen didistribusikan ke pasar-pasar kapanewon setempat.

“Alasan dari para petani tetap mau menanam meskipun di tengah kekeringan karena warisan budaya yang sudah diterapkan secara turun-temurun, dengan keterbatasan yang ada kami akan terus mengembangkan cara-cara untuk mempertahankan pertanian di tempat kami,” tuturnya.

Lebih lanjut, Desa Wisata Bendung juga menjadi lokasi peringatan Hari Pariwisata dengan tema Gunungkidul Tourism Fest (GTF). GTF juga diharapkan dapat mendongkrak wisatawan di Gunungkidul.

Penulis : Moh. Mu’alim
Editor : Danu

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *