Kolomdesa.com, Gresik – Lebih dari 3200 peserta, terdiri dari berbagai pemangku kepentingan di tingkat desa dan daerah, menghadiri Apel Kebangsaan Kemandirian Desa yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Gresik.
Acara ini menjadi momen penting untuk memperkuat komitmen dalam membangun desa yang mandiri, berkelanjutan, dan inklusif.
“Keberhasilan ini tidak lepas dari sinergi yang kuat antara pemerintah daerah, perangkat desa, dan masyarakat dalam membangun desa yang berfokus pada pemerintahan, sosial, dan ekologi,” kata Abu Hasan, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Gresik, Selasa (24/9/2024).
Abu Hasan menegaskan, program pembangunan berbasis Nawakarsa telah berhasil membawa 290 desa di Gresik meraih status “desa mandiri”, dengan 40 desa lainnya mencapai status “maju”. Hal ini menunjukkan kemajuan pesat dalam pembangunan desa di Gresik.
Pemerintah Kabupaten Gresik juga mendapat apresiasi atas alokasi anggaran besar yang ditujukan untuk pembangunan desa, dengan porsi 24 hingga 26 persen dari total APBD, atau setara dengan Rp900 miliar hingga Rp1 triliun sejak 2021.
“Insentif tambahan sebesar Rp 9,134 miliar telah diberikan sebagai penghargaan bagi desa-desa dengan kinerja terbaik. Sementara dana tambahan sebesar Rp6,032 miliar dialokasikan untuk percepatan penurunan angka stunting,” tambahnya.
Menurut Hasan, Nawakarsa awards desa menjadi inspirasi dalam apresiasi lainnya di bidang komunikasi dan informasi desa lingkungan pendidikan, dan urusan lainnya. Untuk itu, pihaknya meminta untuk terus mendukung UHC, yang telah mengcover seluruh jaminan kesehatan perangkat desa, serta lembaga kemasyarakatan desa RT RW.
“Hari ini, selain jaminan pekerja rentan desa yang telah bergulir dan menjadi percontohan nasional, kita akan meresmikan jaminan ketenagakerjaan untuk seluruh ketua dan anggota BPD se-Gresik,” tuturnya.
Selain itu, lanjut Hasa, dengan adanya penambahan masa jabatan dua tahun, membuat pengabdian bapak-ibu BPD sama dengan pengabdian kepala desa sesuai dengan UU tahun 2024.
“Semoga pembangunan desa yang harmonis dalam Gresik baru bisa memberikan kebermanfaatan seluas-luasnya. Dari desa untuk sejahtera, dari desa untuk Indonesia,” pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, atau yang akrab dipanggil Gus Yani, dalam pidatonya mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian yang diraih desa-desa di Gresik. Ia juga menekankan pentingnya memperkuat pelayanan publik di tingkat desa, terutama di bidang administrasi, kesehatan, dan pendidikan.
“Mari kita tingkatkan kualitas pelayanan, baik administrasi, kesehatan, maupun pendidikan di desa. Pelayanan harus cepat dan tepat, masyarakat perlu dilayani dengan baik, termasuk dalam program UHC,” kata Bupati yang juga bersiap menjalani masa cuti menjelang Pilkada.
Pria yang akrab dipanggil Gus Yani itu menambahkan untuk membangun Gresik lebih maju, ia berharap semua bisa sinergitas kolaborasi, terintegrasi yang kuat, perencanaan yang matang. Terutama dalam membangun Gresik untuk menjadi lebih baik.
“Dengan bertambahnya masa jabatan itu, kita optimalkan dengan baik. Kita tingkatkan kualitas pelayanan di tingkat desa. Dimulai dari desa, semua pelayanan. Pelayanan administrasi, minimal di desa lancar, buat KTP, buat surat cepat. Pelayanan pendidikan juga bisa berjalan dengan baik, termasuk pelayanan kesehatan. Masyarakat kita sudah mendengar, oh UHC sudah jalan. Mungkin ada yang belum tahu, caranya gimana dapat UHC. Kalau ada yang mengurus, diantar ke Puskemas. Kalau sakit agak parah, dirujuk ke RS hanya membawa KTP. Artinya masyarakat kita perlu dilayani dengan baik,” pungkasnya.
Penulis : Moh. Mu’alim
Editor : Danu