Warga Desa Taeng Ikuti Pelatihan Pemasaran Digital

Kegiatan pelatihan pemasaran digital kain tenun Cura' Labba' di Desa Taeng. Sumber: makassar.tribunnews.com
Kegiatan pelatihan pemasaran digital kain tenun Cura' Labba' di Desa Taeng. Sumber: makassar.tribunnews.com

Kolomdesa.com, Gowa – Warga Desa Taeng, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa mengikuti pelatihan pemasaran digital produk sutra Cura’ Labba’. Kegiatan tersebut mendapat pembinaan langsung dari tim dosen Universitas Bosowa (Unibos), yang diketuai oleh Sudirman.

“Saya bersama ibu Darmawati Wanda, dan Resky Amalia Mustakim berkegiatan di Desa Taeng untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat,” ucap Mustakim, Minggu (15/9/2024).

Menurut Mustakim, kegiatan yang pelatihan yang juga diikuti oleh warga Desa Taeng, dan perwakilan mahasiswa Unibos ini untuk mengenalkan strategi pemasaran di zaman modern. Dia menjelaskan pemasaran digital di era saat ini sangat membantu untuk mengenalkan produk ke banyak pelanggan.

“Salah satu tujuannya agar pengrajin kain tenun tradisional Cura’ Labba’ dapat melakukan dapat memasarkan produknya lebih luas lagi, dan mudah ditemukan oleh pelanggan, ” jelas Mustakim.

Menurut Mustakim, Desa Taeng dipilih sebagai tempat pelatihan, karena masih banyak yang berprofesi menenun. Ia mengatakan kalau kegiatan pelatihan itu, selain melestarikan peninggalan tradisionalnya, juga membantu perekonomian warganya.

“Kain Tenun Cura’ Labba’ merupakan warisan budaya Makassar yang masih lestari, penting untuk dijaga, dan kenalkan ke lingkup lebih luas lagi,” beber Mustakim.

Mustakim menjelaskan, kalau kegiatan pelatihan yang dilaksanakan itu diawali dengan mencari peserta, terutama pengrajin tenun. Selanjutnya, pelatihan dilakukan dengan memberikan pengetahuan terkait dengan pemasaran digital.

“Dalam kegiatan ini ini kita bertahap, mulai dari sosialisasi, pelatihan, penerapan teknologi, hingga pendampingan dan evaluasi,” jelas Mustakim.

Dalam tahap penerapan teknologi, Mustakim beserta dosen memanfaatkan aplikasi pemasaran yang sudah dikenal luas. Penggunaan aplikasi tersebut, selain mudah juga murah sehingga tidak memberatkan peserta.

“Kita kenalkan produk aplikasi digital, ya kita memanfaatkan e-commerce yang saat ini sudah ada,” jelas Mustakim.

Menurut Mustakim, selain toko digital (e-commerce) dirinya juga menjelaskan terkait fungsi media sosial untuk tujuan pemasaran. Menurutnya, saat ini semua orang punya media sosial sehingga penting untuk disampaikan pemanfaatannya.

“Media sosial juga tidak luput dari bahan materi pelatihan kita, karena memang sifatnya jangka panjang,” kata Mustakim.

Dengan adanya pelatihan ini, Mustakim berharap pangsa pasar kain Tenun Cura’ Labba’ tidak hanya berkutat di pasar nasional. Karena sudah dipasarkan ke toko digital dan media sosial, persebaran pembelinya bisa sampai ke mancanegara.

“Penjualannya agar sampai ke seluruh mancanegara, sehingga otomatis meningkatkan penjualan dan pendapatan,” kata Mustakim.

Mustakim juga ingin, produk peninggalan budaya di Makasar ini dapat menjadi kerajinan yang dibanggakan bagi warga Desa Taeng. Mustakim ingin, pembeli yang beli kain Cura’ Labba’ teringat dengan Kota Makassar, terkhusus Desa Taeng.

“Kegiatan ini dilakukan guna adanya keberlanjutan, sehingga dampak jangka panjang dapat dirasakan warga, seperti semakin dikenalnya Desa Teang dengan produk Tenun Cura’ Labba’ ini” pungkas Mustakim.

Penulis : Fuji
Editor : Aziz

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *