BUM Desa Duta Karya Manfaatkan Sektor Pariwisata Jadi Ikon Desa

Hadirnya program desa wisata yang di inisasi oleh BUM Desa Duta Karya Desa Brubuh, Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi diharapkan dapat menciptakan peluang ekonomi baru berbasis pemberdayaan masyarakat.
Kafe dan Space BUM Desa Duta Karya. Sumber: Kolomdesa
Kafe dan Space BUM Desa Duta Karya. Sumber: Kolomdesa

Kolomdesa.com, NgawiBadan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Duta Karya di Desa Brubuh, Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur telah memberikan contoh BUM Desa yang mampu mengembangkan sektor pariwisata dengan baik.

Konsep dan gagasan BUM Desa yang memakai desa wisata sebagai ikon desa merupakan bentuk ikhtiar untuk menggerakkan roda perekonomoan sekaligus membangkitkan semangat produktif kepada masyarakat.

Membangun Desa Wisata Brubuh

Pada awal tahun 2019 BUM Desa Duta Karya mulai merealisasikan program desa wisata dengan memakai konsep Kayangan sebagai ikon utamanya. Kayangan sendiri difokuskan pada pengembangan wisata yang menggunakan konsep petualangan alam sebagai daya tarik bagi para pengunjung yang datang.

Shinta Candra Dwi selaku sekretaris Desa Brubuh mengatakan bahwa BUM Desa Duta Karya membangun konsep wisata alam yang kemudian diperpadukan dengan wahana-wahana olahraga seperti flying fox, ATV, river tubing, sepeda gunung dan lai sebagainya.

“BUM Desa Duta Karya dibangun desa wisata dengan menyesuaikan dengan kondisi alam yang terdapat di Desa Brubuh yang diperpadukan dengan wahan seperti flying fox, ATV, river tubing, sepeda gunung, jembatan pohon dan hammock” ujarnya.

Sejak diluncurkannya obyek wisata kepada publik pada awal Juni 2019, banyak masyarakat yang berbondong-bondong dari berbagai daerah untuk menikmati desa wisata di Brubu. Hal tersebut terlihat dari jumlah pengunjung yang mencapai ratusan orang setiap harinya.

“Selama dua bulan pembukaan obyek wisata telah terkonfirmasi dengan jumlah pengunjung sebanyak 6.000 orang dalam 39 hari atau 153,8 orang per hari” tuturnya.

Selain itu, Mudahnya akses menuju lokasi rupanya berdampak pada asal pengunjung yang tidak tidak hanya dari sekitar Ngawi saja, tetapi juga luar daerah seperti Nganjuk, Magetan, Madiun dan Sragen. Salah satu alasan mereka untuk datang adalah paket wisata yang disajikan di desa Brubuh cukup menantang dan berbeda dari objek wisata lainnya.

BUM Desa Duta Karya Manfaatkan Sektor Pariwisata Jadi Ikon Desa
Kafe dan Space BUM Desa Duta Karya. Sumber: Kolomdesa

Mendirikan Kayangan Cafe & Space

BUM Desa Duta Karya turut serta mengembangkan Kayangan Cafe dan Space untuk mendukung wahana wisata Desa Brubuh. Sejak dilakukannya grand opening Kayangan Cafe dan Space pada awal Juni 2021 para pengunjung sudah memberikan progres yang meningkat.

Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa hal seperti: omset bulanan yang relatif sehat, penyerapan tenaga kerja yang baik, penataan lokasi mapan, partisipasi masyarakat yang baik serta meningkatnya ekonomi warga sekitar.

Shinta mengatakan semenjak dibukanya Kayangan Cafe dan Resto kini masyarakat sudah bisa mengenalkan produk potensial yang dimiliki oleh Desa Brubuh seperti bunga telang yang kaya akan manfaat dan bernilai tinggi.

“Desa Brubuh memiliki produk potensial mampu diolah dan diperkenalkan kepada publik. Salah satunya adalah olahan bunga telang yang menjadi menu minuman dan makanan utama di Kayangan Cafe dan Space” ujarnya.

Selain itu ia juga menuturkan bahwa Kayangan Cafe dan Resto turut hadir sebagai ruang publik yang nyaman untuk para warganya yang untuk santai, diskusi serta menikmati makanan yang telah disediakan.

“Usaha wisata tidak hanya hanya hadir membawa dampak ekonomi, prestasi dan eksposur publik. Namun Kayangan bagi warga desa telah berkembang menjadi ruang untuk diskusi, mengolah ide, mencipta dan berkreasi”. pungkasnya

BUM Desa Duta Karya Manfaatkan Sektor Pariwisata Jadi Ikon Desa
Kafe dan Space BUM Desa Duta Karya. Sumber: Kolomdesa

Menyerap Tenaga Kerja

Salah satu dampak langsung dari adanya objek wisata Kayangan adalah terciptanya lapangan kerja bagi para warga masyarakat. Mereka bekerja di kampung sendiri tanpa harus mengganggu profesi utama mereka yang mayoritas sebagai petani.

“Sektor pariwisata juga turut mendorong bertumbuhnya unit usaha baru di kalangan masyarakat seperti toko kelontong, warung makan dan pengisian bahan bakar eceran”. pungkasnya

Selain itu dampak lain dari adanya obyek wisata Kayangan juga berdampak pada  pengembangan infrastruktur seperti perbaikan pembangunan jalan yang mampu tidak hanya dirasakan oleh wisatawan tetapi juga oleh masyarakat desa sendiri.

Hasil Perolehan BUM Desa

Meskipun masih di fase awal, program desa wisata mulai dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Diantaranya seperti petugas juru parkir petugas kebersihan, pramusaji, satpam dan operator wahana.

Dari total omset Rp 180.000.000,00, sekitar 48% atau Rp 88.000.000,00 digunakan untuk membayar gaji tenaga kerja. Walaupun masih di bawah target, angka tersebut mengindikasikan bahwa usaha yang dijalankan memiliki prospek yang cukup bagus ke depannya.

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya