Desa Wisata Mangrove Pandansari Kaliwingi: Destinasi Wisata Hutan Mangrove Solusi Abrasi

Barawal dari abrasi yang berkepanjangan, masyarakat Desa Kaliwingi melakukan reboisasi lahan dengan menanam kembali bibit-bibit mangrove. Kemudian pada tahun 2016, hasil reboisasi tersebut membuahkan hasil dengan dibukanya Destinasi Wisata Mangrove.
Desa Wisata Mangrove Pandansari, Desa Kaliwingi, Kec. Brebes, Kab. Brebes, Sumber: Dok. Jadesta
Desa Wisata Mangrove Pandansari, Desa Kaliwingi, Kec. Brebes, Kab. Brebes, Sumber: Dok. Jadesta

Kolomdesa.com, BrebesDesa Wisata Mangrove Pandansari Kaliwingi, yang terletak di Desa Kaliwingi, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, saat ini menjadi salah satu tujuan wisata alam yang sedang populer. Dengan hamparan hutan mangrove yang menawan dan program konservasi yang dinamis, wisata ini menyediakan pengalaman wisata yang menggabungkan keindahan alam dengan pelestarian lingkungan.

Sekitar tahun 1985, wilayah pesisir utara Brebes, Jawa Tengah, mengalami masalah abrasi yang parah. Namun, bencana tersebut mendorong warga setempat untuk berupaya memperbaiki kondisi dengan memulai program penanaman pohon mangrove atau reboisasi.

Upaya reboisasi pohon mangrove di pesisir Brebes tersebut kini telah melahirkan sebuah destinasi wisata hutan bakau yang dikenal dengan nama Desa Wisata Mangrove Pandansari, atau disingkat Dewi Mangrove Sari.

Pada tahun 2016, Dewi Mangrove Sari resmi dibuka berkat kerja sama dan kreativitas dari masyarakat setempat. Destinasi wisata ini dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Kaliwingi.

”Awalnya tempat ini mengalami abrasai yang sangat parah, kemudian masyarakat setempat melakukan reboisasi dan alhamdulillah terciptalah wisata ini,” kata Pengelola Desa Wisata Mangrove Pandansari, Bangkit, saat dihubungi Kolomdesa, Minggu (8/9/2024).

Desa Wisata Mangrove Pandansari Kaliwingi: Destinasi Wisata Hutan Mangrove Solusi Abrasi
Penanaman Pohon Mangrove di Desa Wisata Mangrove Kaliwingi, Sumber: Dok. Jadesta

Berawal Dari Reboisasi Hingga Menjadi Destinasi Wisata

Wilayah pesisir utara Brebes mengalami kerusakan signifikan akibat abrasi antara tahun 1985 sampai 2005 hingga menghilangkan tanah dengan luas 812 Ha. Kemudian hal itu diperburuk dengan penebangan mangrove di daerah tersebut.

Menyadari dampak buruk ini, masyarakat setempat mengambil inisiatif untuk melakukan perubahan melalui reboisasi atau penanaman kembali pohon mangrove secara mandiri. Proses pemulihan ini memerlukan waktu hingga 10 tahun.

Dengan diresmikannya Dewi Mangrove Sari sebagai destinasi wisata, daerah ini kini memberikan dampak positif bagi ekonomi masyarakat setempat, sehingga dapat menciptakan kegiatan ekonomi sirkular. 

”Berkat adanya wisata ini, perekonomian masyarakat setempat juga mulai ikut naik. Masyarakat setempat mulai usaha berjualan di sekitaran wisata,” terang Bangkit.

Desa Wisata Mangrove Pandansari Kaliwingi: Destinasi Wisata Hutan Mangrove Solusi Abrasi
Trekking Mangrove di Desa Wisata Mangrove Pandansarai Kaliwingi, Sumber: Dok. Jadesta

Trekking Mangrove

Wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Mangrove Pandansari juga bisa menikmati trekking di tengah-tengah hutan mangrove. Jalur trekking di Desa Wisata Mangrove Pandansari dirancang untuk memberikan pengalaman yang menyeluruh.

Untuk rutenya, wisatawan melintasi jembatan kayu yang dibangun di atas rawa mangrove, yang memungkinkan pengunjung untuk menjelajahi kawasan hutan tanpa merusak habitat. Selama trekking, wisatawan akan disuguhi pemandangan hutan mangrove yang rimbun, dengan berbagai spesies tanaman seperti bakau dan api-api.

Jalur ini juga menawarkan pemandangan yang menakjubkan dari kawasan pesisir dan muara sungai. Trekking di sini juga memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk belajar tentang ekosistem mangrove dan pentingnya pelestariannya.

Untuk masuk melakukan trekking mangrove, wisatawan hanya dikenakan biaya sebesar Rp 20.000 per orang. ” “Kami berkomitmen untuk menyediakan pengalaman trekking mangrove yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga mendidik. Dengan melibatkan pengunjung dalam konservasi,” katanya.

Desa Wisata Mangrove Pandansari Kaliwingi: Destinasi Wisata Hutan Mangrove Solusi Abrasi
Budidaya Kepiting Lunak di Desa Wisata mangrove Pandansari Kaliwingi, Sumber: Dok. Jadesta

Edukasi Batik Mangrove dan Budidaya Kepiting Lunak

Di Desa Wisata Mangrove Pandansari Kaliwingi, kegiatan edukasi tidak hanya terbatas pada pelestarian lingkungan mangrove, akan tetapi juga meliputi inovasi budaya seperti batik mangrove. Inisiatif ini menggabungkan seni tradisional batik dengan elemen ekosistem mangrove yang dapat memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk belajar tentang batik sambil memahami lingkungan.

Pengunjung dapat mengikuti workshop batik mangrove yang diadakan di desa. Di sini, mereka belajar tentang teknik batik dari para pengrajin lokal dan berkesempatan untuk membuat batik dengan motif mangrove sendiri.

Untuk mencoba membatik secara langsung, pengunjung dikenakan biaya sekitar Rp 50.000. Dengan tarif ini, pengunjung tidak hanya dapat belajar teknik membatik dari masyarakat setempat, tetapi juga akan memperoleh kain batik yang telah mereka buat sendiri.

”Untuk membatik pengunjung dikenakan tarif Rp50.000, pengunjung juga sudah dapat kain batiknya,” ujarnya.

Tidak hanya dikenal dengan hutan mangrove dan edukasi batiknya, Desa Wisata Mangrove Pandansari juga menawarkan edukasi kehidupan satwa yang ada di ekosistem tersebut, salah satunya adalah kepiting lunak. Edukasi kepiting lunak merupakan bagian dari program pendidikan lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pengunjung tentang spesies ini dan perannya dalam ekosistem mangrove.

“Kami percaya bahwa edukasi adalah kunci untuk pelestarian lingkungan. Melalui program ini, kami tidak hanya ingin menunjukkan keindahan kepiting lunak, tetapi juga mengajarkan pengunjung tentang peran mereka dalam ekosistem mangrove,” terang Bangkit.

Untuk melihat dan belajar tentang kepiting lunak, pengunjung dikenakan yang sangat terjangkau, yakni di harga Rp15.000 per orang. Dengan harga segitu pengunjung dapat mengikuti tur ke habitat kepiting lunak di hutan mangrove.

Tur ini dilengkapi dengan panduan yang menjelaskan tentang kehidupan dan peran kepiting lunak dalam ekosistem. Mengamati kepiting lunak secara langsung di habitatnya menggunakan alat yang sudah disediakan oleh pengelola wisata.

Jam Operasional, Harga Tiket dan Rute Menuju Desa Wisata Mangrove Pandansari Kaliwingi

Untuk jam operasional Desa Wisata Mangrove Pandansari Kaliwingi, buka setiap hari dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB. Jam operasional ini memudahkan pengunjung untuk merencanakan kunjungan sepanjang hari, baik untuk melakukan trekking mangrove, mengikuti workshop batik mangrove, atau berpartisipasi dalam edukasi mengenai kepiting lunak.

Tiket masuk ke Desa Wisata Mangrove Pandansari Kaliwingi tidak dipungut biaya. Namun, pengunjung akan dikenakan tarif untuk beberapa kegiatan khusus, seperti Rp20.000 untuk trekking mangrove, Rp50.000 untuk edukasi batik mangrove, dan Rp15.000 untuk edukasi kepiting lunak.

”Untuk tiket masuk ke dalam wisata pengunjung tidak dikenakan biaya tiket,” katanya.

Adapun rute perjalanan dari Semarang menuju Desa Wisata Mangrove Pandansari memakan waktu sekitar 2,5 hingga 3 jam, dengan menggunakan sepeda motor atau mobil pribadi. Pengunjung dapat menuju ke arah selatan melalui Jalan Raya Semarang-Batang (Jalan Pantura), lalu belok ke arah barat menuju Brebes, setelah sampai di Brebes, ikuti petunjuk menuju Desa Kaliwingi atau lebih mudah bisa menggunakan google maps.

Trafik dan Omzet Pengunjung Desa Wisata Mangrove Pandansari Kaliwingi

Desa Wisata Mangrove Pandansari Kaliwingi telah menunjukan pertumbuhan yang signifikan pasca pandemi Covid-19. Berdasarkan data dari pihak pengelola wisata, berikut adalah rincian omzet dan jumlah pengunjung selama tiga tahun terakhir.

Pada tahun 2021, Desa Wisata Mangrove Pandansari kaliwingi mendapatkan omzet sekitar Rp12.300.000. Dengan total pengunjung mencapai 6.000, rata-rata per bulan ada 500 pengunjung.

Di tahun 2022, Desa Wisata Mangrove Pandansari Kaliwingi mendapatkan omzet sekitar Rp17.750.000. Dengan total pengunjung mencapai 9.000 orang.

Di tahun 2023, Desa Wisata Mangrove Pandansari kaliwingi mendapatkat omzet sekitar Rp23.500.000 Dengan total pengunjung mencapai 12.000 orang.

”Alhamdulillah pasca pandemi covid-19, pengunjung dan omzet kita mengalami kenaikan per tahunnya, kami akan terus berusaha menambah paket-paket wisata lagi ke depannya,” tutupnya

Penulis: Hafidus Syamsi

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di: