kolomdesa.com, Klungkung – Gerakan Tani Pro Organik salah satu program Sekolah Lapang (SL) yang di laksanakan di Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Kamis (5/9/2024).
Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kapasitas petani dalam mengaplikasikan teknologi petani organik. Dengan harapan dengan adanya aplikasi teknologi pertanian organik dapat meningkatkan produktivitas petani dan pertanian yang berkelanjutan.
Kepala Bidang Sumber Daya Pertanian, Dinas Pertanian Provinsi Bali, Sang Ayu Ketut Sri Wahyuni mengingatkan, pentingnya menjaga kelestarian pertanian, terutama di tengah semakin banyaknya lahan yang dialihfungsikan.
“Pertanian harus tetap menjadi prioritas, dan para petani diharapkan bisa menjaga tanah mereka agar tetap produktif untuk generasi mendatang,” ujarnya saat hadir di Desa Takmung.
Sejak April 2024, program ini telah berjalan dengan melobatkan 30 petani dari 10 kelompok tani (Poktan) di Desa Takmung, yang sebelumnya hanya empat kali pertemuan dengan didahului melalui dengan sosialisasi dan rembug tani.
Kegiatan Sekolah Lapang mempelajari inovasi-inovasi seperti pupuk organik padat dan cair, pestisida nabati yang ramah lingkungan, biochar sebagai pembenah tanah, mikroorganisme lokal, serta teknologi terbaru seperti Biosaka yang memanfaatkan zat pengatur tumbuh alami.
Pada acara Farmer Field Day (FFD) atau Hari Lapang Tani yang dilakukan panen bersama di dua lokasi laboratorium lapangan. Tujuannya untuk mengukur produktivitas hasil panen melalui metode ubinan, guna memastikan hasil yang akurat dan representatif.
Salah satu petani I Nyoman Karma mengatakan, kegiatan tersebut sangat bermanfaat baginya. Bahkan menurutnya dengan bertani secara organik, biaya produksi bisa dikurangi.
“Bahan-bahan untuk pupuk organik dan pestisida nabati tersedia di sekitar kita, sehingga tidak perlu lagi membeli bahan kimia yang mahal,” ujar I Nyoman Karma.
Turut hadir Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung, Ida Bagus Gede Juanida, menekankan agar para petani menjual hasil gabahnya secara timbangan yang benar, untuk memastikan keadilan dalam perdagangan hasil panen.
Kemudian Koordinator Penyuluh Pertanian dari BPSIP Provinsi Bali, I Made Sukadana, juga menegaskan dan meminta petani lebih teliti dalam menjual hasil panennya agar sesuai dengan standar yang berlaku.
Penulis : Fais
Editor : Danu