Menjaga Habitat Ekosistem Daratan

Melestarikan Alam dengan Menanam Pohon Sejak Dini. Sumber: ksdae.menlhk.go.id
Melestarikan Alam dengan Menanam Pohon Sejak Dini. Sumber: ksdae.menlhk.go.id

Kolomdesa.com, SDGs Desa – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) melalui konsep SDGs Desa poin ke-15 berupaya menjaga habitat ekosistem daratan di desa dengan optimal. Sebab hal itu merupakan bagian penting dalam menopang kehidupan bumi. Ekosistem darat menyediakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan. Selain itu, ekosistem darat juga berperan dalam menjaga ketersediaan air bersih, mencegah banjir, menyimpan karbon, dan masih banyak lagi manfaatnya.

Sayangnya, ekosistem darat kini tengah menghadapi ancaman akibat kerusakan habitat dan perubahan iklim yang hingga akhir-akhir ini terus mengalami penurunan. Berbagai aktivitas seperti manusia alih-alih fungsi lahan, perburuan liar, penggundulan hutan, dan polusi juga ikut mengancam kelestarian ekosistem darat beserta seluruh isinya. Oleh karena itu, inilah saatnya warga desa dan seluruh elemen di dalamnya turut berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan ekosistem darat demi keberlangsungan kehidupan. Ada beberapa upaya yang bisa kita lakukan untuk menjaga ekosistem darat, di antaranya:

  • Menjaga hutan dan mencegah deforestasi dengan tidak melakukan penebangan liar. Kita juga bisa ikut menanam pohon baik di lahan kosong maupun di hutan produksi.
  • Mengurangi jejak karbon dengan berbagai cara, seperti mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan beralih ke transportasi ramah lingkungan.
  • Tidak melakukan perburuan satwa pembohong dan perdagangan satwa yang dilindungi.
  • Mengurangi penggunaan bahan kimia dan pestisida pada lahan pertanian yang dapat merusak tanah dan udara.
  • Melakukan gerakan membersihkan sungai dari sampah untuk menjaga ketersediaan air tanah dan kesehatan ekosistem sekitarnya.
  • Melakukan upaya rehabilitasi lahan kritis akibat penggundulan hutan maupun tambang.
  • Dan berbagai aksi lainnya yang bertujuan menjaga habitat dan satwa liar dari kerusakan.

Walau bertahap secara perlahan, namun langkah ini terukur dan pasti. Sebab jika kita semua ikut berperan aktif dalam upaya konservasi, kita dapat melestarikan keanekaragaman hayati ekosistem darat di desa untuk generasi penerus dalam masa-masa yang akan datang. Tindakan kecil yang kita lakukan hari ini akan membuahkan manfaat besar di masa depan.

Kualitas masa depan warga desa sangat bergantung pada tanah, juga sama seperti kita bergantung pada laut sebagai bahan makanan dan mata pencaharian. Tumbuhan menyediakan 80 persen bahan makanan untuk manusia, dan kita bergantung pada pertanian di desa-desa sebagai sumber penting perekonomian dan alat pembangunan. Hutan meliputi 30 persen permukaan bumi, dan merupakan habitat bagi jutaan spesies serta menjadi sumber air dan udara bersih, dan juga sangat penting untuk melawan perubahan iklim.

Belum pernah kita melihat penurunan kualitas tanah seperti saat ini, dan hilangnya tanah yang bisa ditanami mencapai 30 hingga 35 kali jumlah rata-rata dalam sejarah. Kemarau panjang dan perubahan lahan menjadi gurun juga meningkat tiap tahun, mencapai 12 juta hektar dan memengaruhi komunitas miskin di seluruh dunia. Dari 8.300 hewan yang diketahui, 8 persen telah punah dan 22 persen berada di ambang kepunahan.

Nah, dalam posisi inilah konsep SDGs Desa terus berusaha melindungi dan memperbaiki penggunaan ekosistem darat seperti hutan, rawa, lahan, dan gunung pada 2020. Mempromosikan pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan menghentikan penebangan hutan juga sangat penting untuk menghentikan dampak perubahan iklim. Seluruh pemangku kepentingan yang peduli terhadap desa harus segera melakukan tindakan untuk mengurangi hilangnya habitat alami dan keanekaragaman hayati yang merupakan bagian dari warisan kita bersama. Melindungi hutan dan ekosistem lainnya adalah satu dari 17 Tujuan Global yang tersusun dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030. Dan pendekatan terpadu sangat penting demi kemajuan di setiap lini kehidupan masyarakat di tingkat desa.

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *