Kolomdesa.com, Mamuju – Warga Desa Sampaga, Kecamatan Sampaga, Kabupaten Mamuju kompak menolak penambangan pasir yang akan beroperasi pada September mendatang. Aksi penolakan tersebut dilakukan, lantaran warga sadar akan bahaya adanya penambangan di wilayahnya.
“Kami warga menolak keras kehadiran tambang, namanya perusahaan tambang itu tidak membangun tapi justru merusak alam lingkungan,” ungkap Koordinator Aksi Menolak Tambang Pasir di Desa Sampaga, Asri, Sabtu (31/8/2024).
Menurut Asri, tambang pasir di Desa Sampaga lokasinya berdekatan dengan pemukiman. Kegiatan penambangan nantinya dikhawatirkan akan mengganggu aktivitas warga.
“Belum lagi lalu lalang kendaraan besar debunya akan terbang mengganggu penglihatan dan pernapasan, selain itu juga mengotori rumah,” ucap Asri.
Asri meyakini selain mengganggu keseharian warga, penambangan pasir yang dilakukan di desanya merusak biota sungai. Berbagai jenis ikan dan hewan konsumsi lainya akan meninggalkan pesisir di Desa Sampaga.
“Penambangan akan rusak dan kehidupan biota nya akan hilang karena otomatis mencari tempat yang menurutnya nyaman,” beber Asri.
Asri juga menjelaskan terkait alasan mengapa kelompok Warga Desa Sampaga menolak adanya penambangan. Dia menerangkan, pasir yang terus diambil akan menimbulkan cekungan yang dalam, dan tanah di atasnya lambat laun akan longsor.
“Dampaknya akan terjadi abrasi, sehingga menggeser tanah pemukiman,” terangnya.
Penolakan penambangan pasir di Desa Sampaga yang dilakukan oleh warga diperkuat dengan tidak adanya diskusi antara perusahaan dengan warga dan tokoh masyarakat. Kegiatan tersebut oleh warga Desa Sampaga menyebut sebagai tindakan ilegal.
“Sebelum perusahaan tambang pasir beroperasi September 2024 mendatang, kami lebih dulu melakukan pencekalan dengan melakukan penolakan,” tegas Asri.
Puluhan warga membuat banner yang bertuliskan penolakan kegiatan tambang. Banner itu dipasang di tempat-tempat umum mulai dari masjid hingga gapura pintu masuk Desa Sampaga.
“Kami memasang banner penolakan di tempat strategis, seperti masjid dan pintu masuk menuju ke Desa,” pungkas Asri.
Penulis: Fuji
Editor : Aziz