Desa Wisata Hanjeli Kembangkan Eduwisata Ketahanan Pangan

Desa Wisata Hanjeli adalah salah satu eduwisata yg bergerak dalam pangan lokal yang sudah hampir punah. Tujuan awalnya adalah untuk mengkonservasi pangan lokal, lalu membuat olahan dari hanjeli dengan pendekatan eduwisata agar ada nilai tambah untuk peningkatan ekonomi masyarakat
Desa Wisata Hanjeli adalah salah satu eduwisata yg bergerak dalam pangan lokal yang sudah hampir punah. Sumber: Dok. Kemenparekraf
Desa Wisata Hanjeli adalah salah satu eduwisata yg bergerak dalam pangan lokal yang sudah hampir punah. Sumber: Dok. Kemenparekraf

Kolomdesa.com, SukabumiTersembunyi di antara perbukitan hijau Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, terdapat sebuah desa yang menyimpan pesona unik. Desa Wisata Hanjeli, sebuah desa yang mengangkat potensi lokal, khususnya tanaman hanjeli, menjadi daya tarik wisata yang tak terlupakan. 

Nama “Hanjeli” sendiri berasal dari tanaman lokal bernama hanjeli (Coix lacryma-jobi), sejenis biji-bijian yang sudah lama ditanam oleh masyarakat setempat dan memiliki banyak manfaat kesehatan. Tanaman hanjeli memiliki sejarah panjang dan nilai budaya yang tinggi bagi masyarakat setempat. 

Namun, seiring berjalannya waktu, tanaman ini mulai terlupakan dan populasinya semakin menurun. Melihat potensi yang terpendam, masyarakat Desa Hanjeli berinisiatif untuk melestarikan tanaman hanjeli sekaligus mengembangkannya menjadi sumber pendapatan baru melalui pariwisata.

“Pertama itu kami mencoba mengkonservasi si pangan ini, karena pangan ini hampir punah, waktu itu kami mencoba mengkreasikan. Kami coba olah jadi produk, dari mulai dodol, rengginang, jadi beras, jadi tepung bahkan cake, sabun Hanjeli, bahkan lain-lainnya,” kata Asep Hidayat Mustofa, Founder Desa Wisata Hanjeli, Senin (26/8/2024).

Secara fisiografis kawasan Desa Wisata Hanjeli merupakan bagian dari bentang alam plato jampang yang berumur miocene (17-28 juta tahun lalu ) yang terendapkan di dasar laut kemudian terangkat ke permukaan hingga menjadi daratan. Material endapan hasil gunung api purba tersebut menjadikan kondisi tanah-tanah di kawasan plato jampang cenderung kering (minim air).

Tanaman Hanjeli dapat tumbuh baik pada daerah-daerah yang kurang air (kurang unsur hara), sehingga lahan-lahan yang tidak pernah mendapat irigasi pun dapat dijadikan lahan budidaya tanaman hanjeli dengan pola bercocok tanam huma. Jadi kelebihan dari segi budidaya tanaman hanjeli ini adalah tahan terhadap kekeringan, banjir, dan tanah yang minim unsur hara.

Secara historis masyarakat Desa Wisata Hanjeli memiliki kaitan budaya serta emosional yang kuat terhadap hanjeli. Adanya bukti berupa alat-alat pengolahan pangan hanjeli tradisional berupa Etem (Ani-ani), Arit, perkakas lainnya seperti boboko, rakel alat penggebuk hanjeli, serta olahan tradisional berbahan dasar hanjeli.

“Hanjeli itu tanaman sereal sejenis padi-padian, pangan ini sebetulnya sudah hampir punah makanya kita coba konservasi agar tetap terjaga,” ucap Asep.

Pengunjung berkesempatan mempelajari budidaya hanjeli, memetik sayur dan menyantap olahan ikan. Desa Wisata Hanjeli bisa jadi adalah satu-satunya desa wisata di Indonesia yang menonjolkan konsep ketahanan pangan, bukan sekadar destinasi wisata kuliner biasa.

Sejarah Desa Wisata Hanjeli

Untuk memulai suatu perubahan terutama dalam pembangunan bukan merupakan hal yang mudah. Kondisi ini juga terjadi pada Asep saat awal-awal mendirikan Desa Wisata Hanjeli yang harus berjuang untuk merubah pola pikir dan kebiasaan yang sudah ada. 

Hanjeli berusaha untuk dipopulerkan kembali sebagai tanaman tradisional yang kaya akan nilai gizi dan sejarah.Bulir hanjeli mengandung karbohidrat (76,4%), protein (14,1%), lemak nabati (7,9%), dan kalsium (54 mg per 100 gram). 

Kandungan proteinnya ini lebih tinggi daripada beras. Ketahanan tanamannya juga bagus, tak banyak memerlukan pengairan dan tahan di musim kemarau.

Walaupun sudah menghasilkan keuntungan, hanya Asep sendirian yang menjalankan usaha itu di desanya. Bagi warga desa lainnya, hanjeli masih dipandang sebagai tanaman yang tidak penting. 

Usaha menggerakkan warga desa agar bersedia menanam hanjeli dilakukan membeli hasil panen warga seharga Rp 4 ribu hingga Rp 5 ribu per kilogram. Lambat laun, makin banyak warga yang menanam hanjeli, dengan luasan yang makin meningkat pula. 

Di tahun 2010, Asep mulai melakukan riset tentang Hanjeli, apa saja keunggulan dan manfaat Hanjeli yang dapat dikembangkan. Sampai akhirnya di tahun 2015 mulai masuk konsep edukasi wisata.

“Untuk konsep desa wisata, edukasi wisata berbasis pangan lokal hanjeli ini pertama di Indonesia,” ucapnya.

Semenjak dibuka menjadi lokasi edukasi wisata 10 tahun silam, hingga kini Desa Wisata Hanjeli tetap ramai pengunjung. Setiap harinya selalu ada pengunjung dari berbagai daerah datang melihat langsung cara menanam hingga mengolah hanjeli.

“Supaya multiple efek lebih mudah, lebih luas, sehingga kami buat desa wisata, karena disini mengenalkan tentang bagaimana atraksi wisata mulai cara tanam, panen, menumbuk pakai lisung, bahkan nampi menggunakan nampan masih terjaga sampai saat ini,” paparnya.

Budidaya tanaman hanjeli termasuk dalam gerakan ketahanan pangan sehingga muncul diversifikasi bahan pangan selain padi. Upaya ini berhasil mengubah kondisi desanya menjadi lebih sejahtera, ekonomi warga lebih mandiri, terutama dalam hal ketahanan pangan, dan tentu juga lebih hijau. 

Ladang-ladang ditumbuhi hanjeli, pekarangan-pekarangan dan lahan-lahan sempit di sekitar rumah ditumbuhi sayur-mayur dan dimanfaatkan untuk budidaya ikan melalui teknologi tepat guna. Sehingga hal ini dapat memberikan dampak yang lebih luas baik secara ekonomi maupun lingkungan.

Desa Wisata Hanjeli menambahkan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan dengan membangun karakter geografi “sense of place”. Prinsip ini menekankan seluruh elemen karakter alam dan budaya hingga dapat menciptakan pengalaman berwisata yang berbeda.

Desa Wisata Hanjeli Kembangkan Eduwisata Ketahanan Pangan
Pengunjung diajak untuk belajar tentang proses budidaya tanaman hanjeli secara organik, mulai dari penanaman hingga panen. Sumber: Dok. Kemenparekraf

Pesona Eduwisata yang Menarik

Desa Wisata Hanjeli menawarkan pengalaman wisata yang tak hanya menyenangkan, tetapi juga edukatif. Pengunjung diajak untuk belajar tentang proses budidaya tanaman hanjeli secara organik, mulai dari penanaman hingga panen. 

Pengunjung akan diajarkan proses pengolahan tanaman hanjeli menggunakan cara dan alat tradisional yang dulunya juga digunakan oleh nenek moyang warga Desa Wisata Hanjeli. Atraksi yang ditawarkan mulai dari pengenalan atraksi panen hanjeli, numbuk hanjeli di atas lisung hingga nampi hanjeli di atas nampah,

Selain itu, pengunjung juga dapat terlibat langsung dalam proses pengolahan hanjeli menjadi berbagai produk olahan, seperti dodol, rengginang, dan nasi liwet. Atraksi dan pengalaman unik yang ditawarkan membuat desa wisata ini sering mendapat kunjungan terutama dari sekolah dan perguruan tinggi dari berbagai daerah.

“Bahkan wisatawan diajak untuk membuat olahan dodol, rengginang dan lainnya, buat gelang aksesoris dari hanjeli juga,” ujar Asep.

Hanjeli merupakan sumber karbohidrat dengan kandungan gizi yang setara dengan padi, sorgum, atau sumber pangan lain. Bahkan, terdapat nilai gizi yang super di dalam hanjeli, ada kandungan kalsium yang tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan oleh penderita osteoporosis. 

Selain itu, tanaman ini aman dikonsumsi penderita diabetes, karena indeks glikemik-nya rendah. Bagian lain dari hanjeli, seperti akar, batang, hingga daun dapat memberikan manfaat. 

Misalnya akar tanaman bisa dimanfaatkan menjadi tanaman herbal, bagian batang dan daunnya dapat dijadikan makanan ternak. Selain itu, daunnya juga dapat diolah menjadi teh.

Tidak hanya itu, ada pula wisata edukasi nyadap karet. Wisatawan diajak belajar mengolah getah karet mulai dari menyadap dari pohon, hingga melihat proses pengolahannya di pabrik. 

Di Desa Wisata Hanjeli terdapat pabrik yang mengolah karet dari proses awal, hingga bahan setengah jadi. Untuk mengikuti kegiatan ini, wisatawan dikenakan biaya Rp 50 ribu.

Desa Wisata Hanjeli Kembangkan Eduwisata Ketahanan Pangan
Hanjeli selain kaya akan manfaat dan gizi, tanaman ini juga bisa diolah menjadi kuliner yang lezat. Sumber: Dok. Kemenparekraf

Ragam Olahan Tanaman Hanjeli

Hanjeli selain kaya akan manfaat dan gizi, tanaman ini juga bisa diolah menjadi kuliner yang lezat. Tanaman ini biasanya digunakan sebagai bahan baku utama dalam pembuatan jajanan tradisional seperti rengginang, dodol dan bubur. 

Selain sebagai bahan baku olahan jajanan tradisional, tanaman hanjeli yang sudah dijadikan tepung juga bisa diolah menjadi kue brownies yang lezat. Inovasi yang dilakukan bertujuan agar produk olahan hasil dari tanaman hanjeli bisa lebih banyak dan menyesuaikan dengan bahan baku jajanan kekinian. 

Beberapa produk olahan tanaman hanjeli diantaranya adalah brownies hanjeli, rengginang hanjeli, dodol hanjeli dan bubur hanjeli. Selain produk olahan yang sudah jadi, hasil olahan hanjeli biasanya juga dijual sebagai bahan mentah seperti beras hanjeli, tepung hanjeli dan terubuk hanjeli yang memiliki rasa seperti telur ikan.

Semua olahan dari hanjeli tersebut selalu disuguhkan kepada wisatawan sebagai bagian dari paket wisata edukasi tanaman hanjeli. Produk-produk dari tanaman hanjeli tersebut merupakan hasil akhir dari keseluruhan proses pengolahan tanaman hanjeli. 

Produk-produk tersebut bisa dibeli oleh wisatawan sebagai oleh-oleh atau juga bisa langsung dinikmati di lokasi sembari menikmati keasrian Desa Wisata Hanjeli. Selain itu, produk olahan tanaman hanjeli tersebut juga dijual dengan harga yang relatif terjangkau yaitu mulai dari Rp 15.000 sampai Rp 30.000

Jam Operasional, Harga Tiket dan Rute Menuju Desa Wisata Hanjeli

Desa Wisata Hanjeli buka setiap hari selama 24 jam dalam seminggu, namun bagi wisatawan yang ingin menikmati atraksi wisata yang ditawarkan desa wisata ini bisa datang pada pukul 09.00 sampai pukul 17.00. Tarif  masuk ke Desa Wisata Hanjeli pada dasarnya tergantung pada atraksi apa yang ingin dikunjungi dan diminati oleh pengunjung. 

Desa Wisata Hanjeli menawarkan beragam variasi atraksi wisata yang bisa dinikmati pengunjung dengan rentang harga antara Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu. Selain wisata edukasi, pengelola juga menawarkan wisata kuliner yang bisa langsung dinikmati pengunjung setelah selesai mengolah hanjeli dan juga menyediakan penginapan bagi wisatawan yang ingin menginap.

Untuk mencapai desa ini, pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi umum menuju Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Dari sana, perjalanan dilanjutkan dengan kendaraan lokal menuju Desa Wisata Hanjeli.

Terdapat beberapa pilihan transportasi umum seperti angkot atau ojek online yang bisa digunakan untuk mencapai lokasi ini. Akses jalan menuju desa ini cukup baik, meski di beberapa titik terdapat jalan yang sedikit menanjak dan berkelok.

Jumlah Pengunjung dan Omzet Desa Wisata Hanjeli

Data menunjukkan bahwa Desa Wisata Hanjeli telah mengalami peningkatan jumlah pengunjung dari tahun ke tahun. Secara otomatis, meningkatnya jumlah kunjungan juga berpengaruh terhadap meningkatnya omzet yang diterima pengelola desa wisata. 

Pada Tahun 2020, tahun pertama operasional penuh setelah pandemi Covid-19, Desa Wisata Hanjeli berhasil menarik 8.000 pengunjung dengan omzet Rp 400 juta. Fokus utama pada tahun ini adalah memperkenalkan desa dan atraksi utamanya, seperti panen hanjeli dan pembuatan olahan hanjeli.

Tahun 2021, jumlah pengunjung meningkat menjadi 10.500, dengan omzet mencapai Rp 550 juta. Peningkatan ini didorong oleh promosi yang lebih intensif dan penambahan atraksi baru, seperti kuliner nasi liwet hanjeli dan kegiatan edukasi tentang budidaya hanjeli.

Pada tahun 2022, desa ini terus berkembang dengan jumlah pengunjung mencapai 13.000 dan omzet Rp 700 juta. Tahun 2023, dengan 16.000 pengunjung dan omzet Rp 900 juta, Desa Wisata Hanjeli semakin dikenal sebagai destinasi eduwisata.

Meskipun berada di pelosok sangat jauh dari perkotaan. Desa Wisata Hanjeli mampu menghasilkan perputaran uang puluhan juta setiap harinya.

Hal itu terjadi karena di sana juga tersedia homestay yang memanfaatkan rumah-rumah warga. Terutama para pekerja yang menjadi guide dan sebagainya di Desa Wisata Hanjeli.

Asep mengatakan kunci utama Desa Wisata Hanjeli tetap ramai dan terus diminati wisatawan adalah konsisten. Hal ini dilakukan dengan terus konsisten mengembangkan hanjeli agar tetap eksis dan tidak punah.

“Perjuangan yang paling utama memang kita konsisten, karena hampir 10-12 tahun kami mencoba terus konsisten, jadi di sini kami lumayan banyak anak muda, di sini pun menggunakan sistem barcode, minimal digitalisasi sudah dilakukan,” tutupnya.

Desa Wisata Hanjeli merupakan sebuah inisiatif yang patut diapresiasi dalam upaya pelestarian pangan lokal dan pengembangan wisata berbasis masyarakat. Melalui pendekatan eduwisata, desa ini berhasil menarik minat wisatawan untuk belajar tentang tanaman hanjeli dan berbagai produk olahannya.

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di: