Kolomdesa.com, Kaimana – Kelompok Penerima Manfaat (KPB) Gabiasi, yang dibentuk dan didampingi oleh Tim TEKAD Kabupaten Kaimana, berhasil membawa komoditas pisang dari Kampung Kooy, Distrik Kambrauw, ke pasar Timika.
Kampung Kooy, yang berjarak sekitar 28,94 km dari pusat kota Kaimana, memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, terutama dalam hal budidaya pisang.
Sebelum Program TEKAD hadir, warga Kampung Kooy mengelola pisang secara individu, yang berdampak pada hasil panen yang tidak optimal. Namun, dengan masuknya Program TEKAD dan kegiatan Demplot, warga mulai tertarik untuk bergabung dengan KPB Gabiasi, meskipun pada awalnya hanya 10 anggota yang terdiri dari 6 pria dan 4 wanita.
Di awal implementasinya, Program TEKAD sempat menimbulkan keraguan di kalangan masyarakat karena belum sepenuhnya dipahami manfaatnya. Namun, melalui pendekatan persuasif dari Fasilitator Distrik Kambrauw, Dince Musmafah, masyarakat akhirnya menyadari bahwa Program TEKAD bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, terutama bagi keluarga yang kurang beruntung.
Kepala Kampung Kooy, Karel Umuru, bersama seluruh warga menyambut Program TEKAD dengan antusias, yang ditandai dengan penandatanganan Berita Acara penerimaan program tersebut di kampung.
Arnold Tumana, yang terpilih sebagai Kader Kampung melalui musyawarah, diberi tugas untuk mendampingi dan membina KPB Gabiasi. Dengan dukungan dana Demplot yang diajukan oleh ketua kelompok Aser Tumana, KPB berhasil mengembangkan budidaya pisang. Berkat tanah yang subur, pisang-pisang di Kampung Kooy tumbuh subur dan menghasilkan panen yang memuaskan.
Selama 13 bulan, dari Mei 2023 hingga Juni 2024, KPB Gabiasi telah sukses memasarkan hasil panen pisang hingga ke Timika, menggunakan transportasi kapal laut dari Pelabuhan Kaimana. Keberhasilan ini tidak terlepas dari pendampingan intensif oleh Kader Kampung Arnold Tumana serta bimbingan Fasilitator Distrik Kambrauw, Dince Musmafah, dan Tim TEKAD Kabupaten Kaimana.
Ke depan, Tim TEKAD berencana mendukung KPB Gabiasi untuk mengembangkan produk turunan dari pisang, seperti keripik pisang dan produk lainnya. Mereka juga akan terus mendampingi 15 kampung tahap I yang telah sukses dengan Demplot, sembari memulai pengembangan di 21 kampung tahap II.
Penulis: Bonifasius Maximus Beruatwarin, Fasilitator Tata Kelola Desa
Editor: Rizal K