Kolomdesa.com, Sidoarjo – Desa Bulang, Kecamatan Prambon, Kabupaten Sidoarjo, kini dikenal luas dengan julukan “Kampung Klepon”.
Sepanjang jalan desa ini, deretan pengusaha jajanan klepon menawarkan kue kenyal berwarna hijau yang telah menjadi ikon kuliner lokal dengan harga yang relatif murah.
Klepon, kue mungil yang terbuat dari tepung ketan dan berisi gula merah cair, telah lama menjadi bagian dari warisan jajanan Nusantara dan tak asing lagi bagi lidah masyarakat Indonesia.
“Sajian kue klepon kami selalu disajikan dalam kondisi hangat, sehingga banyak pelanggan yang mencarinya karena dinilai memiliki rasa enak,” ujar pemilik klepon Hj Nunuk, Nugraeni Lantarati. Minggu (25/8/2024).
Nugraeni Lantarati menjelaskan bahwa Klepon di Desa Bulang terkenal dengan cita rasa yang khas. Usaha klepon ini sudah dijalankan secara turun-temurun sejak 1980 dan menjadi pionir penjual klepon di Desa Bulang.
Sebagai generasi keempat, Nugraeni Lantarati terus melestarikan resep warisan dan tradisi berjualan klepon dari sang nenek. Selain mengelola usahanya, Hj Nunuk juga berperan sebagai Ketua Klaster Klepon Bulang, yang aktif melestarikan dan mengembangkan bisnis klepon sebagai jajan Nusantara.
Dengan semangat berbagi, keluarga Hj Nunuk tidak ragu membagikan resep klepon kepada warga Desa Bulang. Alhasil, sekitar 70 persen warga Desa Bulang kini menjadi pengusaha klepon, memperkuat identitas desa ini sebagai ‘Kampung Klepon’.
Kepala Dusun Bulang, Suyit, mengaku bangga dengan perkembangan ini, wilayahnya menjadi tujuan wisata kuliner bagi warga lokal dan pendatang yang ingin merasakan sensasi nikmatnya kue kenyal berwarna hijau itu.
“Dengan mayoritas warganya menjalani bisnis sebagai pengusaha klepon, wilayah kami menjadi tujuan wisata kuliner bagi warga lokal dan pendatang yang ingin merasakan sensasi nikmatnya klepon,” ungkapnya.
Kampung Klepon yang semakin ramai pengunjung ini justru menciptakan semangat kolaborasi di antara para pedagang. Suyit merasakan betul bahwa warga Desa Bulang semakin bergairah menjalankan bisnis klepon.
Julaikah, pemilik usaha Klepon Anggun di Desa Bulang. Meski berjarak sekitar 50 meter dari Klepon Hj Nunuk, kondisi ini justru menjadi peluang baik baginya.
“Selama 11 tahun ini, tantangannya itu kenaikan harga. Yang tadinya murah sekarang harganya melonjak cukup tinggi,” ujar Julaikah.
Jajanan kue klepon tentu menjadi unggulan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Desa Bulang.
Kondisi ini semakin diperkuat dengan kehadiran BRI melalui program Klasterku Hidupku yang membantu mengembangkan usaha para pedagang.
Program Klasterku Hidupku dari BRI merupakan wadah bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnisnya. Melalui berbagai kegiatan pendampingan tersebut, pelaku UMKM diharapkan bisa mendapatkan kesempatan mengembangkan produknya.
Hj Nunuk mengakui kehadiran BRI melalui Klasterku Hidupku membuat anggota klaster klepon menjadi semakin terbantu.
Bantuan peralatan produksi klepon ditambah dengan pendampingan layanan dan produk BRI tentu membuat para pelaku UMKM klepon binaan BRI semakin bersemangat.
“Alhamdulillah, kami di Kampung Klepon sangat terbantu dan berterimakasih dengan kehadiran BRI. Dan sekarang kami semakin maju lagi,” ujarnya.
Berkat progam Klasterku Hidupku BRI, pelaku UMKM klepon Desa Bulang juga mendapat bantuan alat masak.
Melalui bantuan ini, sekaligus menjadi bukti nyata BRI berada di tengah masyarakat dalam membantu mengembangkan usaha di tengah masyarakat.
Di samping itu, BRI juga memberikan layanan literasi perbankan lewat digitalisasi dengan mengadirkan pembayaran digital melalui QRIS.
Para pelaku UMKM klepon binaan BRI juga mendaftarkan rekening melalui BRImo, agar lebih mempermudah dalam pembayarannya.
Pemberdayaan Klaster Usaha sendiri merupakan pemberdayaan kepada kelompok usaha yang terbentuk berdasarkan kesamaan usaha, dalam satu wilayah sehingga tercipta keakraban dan kebersamaan dalam peningkatan maupun pengembangan usaha para anggotanya.
Hingga akhir Juli 2024 tercatat BRI telah memiliki 31.488 klaster usaha yang tergabung dalam program Klasterku Hidupku. BRI juga telah menyelenggarakan 2.184 pelatihan dalam program Klasterku Hidupku tersebut.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa program Klasterku Hidupku merupakan salah satu bentuk strategi yang mengutamakan pemberdayaan.
“Secara umum, strategi bisnis mikro BRI di 2024 akan fokus pada pemberdayaan berada di depan pembiayaan,” ujar Supari dalam keterangannya, Minggu (25/8/2024).
BRI sebagai bank yang berkomitmen kepada pelaku UMKM telah memiliki kerangka pemberdayaan yang dimulai dari fase dasar, integrasi, hingga interkoneksi.
Penulis : Moh. Mu’alim
Editor : Danu