Kemarau Panjang di Tuban, 19 Desa Terima Bantuan Air Bersih

Warga sambil membawa ember, jerigen dan drum tampak rela antri dan berdesak-desakan untuk mendapatkan droping air bersih dari BPBD Tuban, akibat musim kemarau yang sangat panjang. Sumber : tuban.inews.id
Warga sambil membawa ember, jerigen dan drum tampak rela antri dan berdesak-desakan untuk mendapatkan droping air bersih dari BPBD Tuban, akibat musim kemarau yang sangat panjang. Sumber : tuban.inews.id

Kolomdesa.com, Tuban – Sebanyak 19 desa di 5 kecamatan di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, mengalami krisis air bersih akibat keringnya sumber mata air. Kondisi ini membuat masyarakat kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari.

Menanggapi situasi ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban bergerak cepat dengan mendistribusikan air bersih ke desa-desa terdampak.

“Hingga saat ini, ada 19 desa di 5 kecamatan yang meminta bantuan air bersih karena penurunan debit air sumur. Desa-desa ini berada di cekungan air tanah yang rendah, sehingga sumber air mereka sangat terbatas. Kami mengirim sekitar 42.000 liter air per hari untuk membantu masyarakat,” ujar Sudarmaji pada Jumat (9/8/2024).

Sudarmaji menjelaskan bahwa salah satu wilayah yang mengalami dampak kekeringan adalah Desa Tanggulangin di Kecamatan Montong. Di desa ini, warga berbondong-bondong mendatangi mobil tangki air yang membawa bantuan dari BPBD Tuban. Warga rela antre panjang dengan membawa berbagai wadah seperti ember, jerigen, galon, hingga drum, untuk mendapatkan air bersih secara gratis.

Kekeringan ini disebabkan oleh kurangnya hujan selama empat bulan terakhir, yang mengakibatkan debit air di sejumlah sumber mata air di Kabupaten Tuban menurun drastis. Akibatnya, beberapa sumur di desa-desa tersebut mengering. Selain Desa Tanggulangin, wilayah-wilayah lain yang terdampak meliputi Kecamatan Grabagan, Parengan, Jatirogo, Bancar, dan Montong.

Menurut Sudarmaji, Kepala Pelaksana BPBD Tuban, desa-desa yang terdampak kekeringan umumnya berada di kawasan cekungan tanah rendah, sehingga meskipun memiliki sumur bor, PDAM, atau Hipam, debit air yang tersedia sangat sedikit atau bahkan mengering selama musim kemarau ini.

BPBD Tuban memprediksi kekeringan ini akan terus meluas, mengingat bulan Agustus merupakan puncak musim kemarau. Namun, BPBD berkomitmen untuk terus mendistribusikan air bersih ke wilayah-wilayah yang mengalami krisis, guna meringankan beban masyarakat dan memastikan aktivitas harian mereka dapat berjalan dengan normal.

Penulis : Moh. Mu’alim
Editor : Danu

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *