Kolomdesa.com, Barito Kuala – Petani Desa Sungai Bamban, Kecamatan Rantau Badauh, Kabupaten Barito Kuala, Zakaria mengeluhkan pupuk bersubsidi yang langka. Menurutnya, pupuk subsidi yang diberi oleh pemerintah, tidak sesuai dengan luas lahan garapannya.
“Keluhan petani saat ini lantaran ketersediaan pupuk subsidi tidak sesuai dengan luasan lahan tanam,” kata Zakaria, Minggu (11/08/2024).
Pemberian pupuk subsidi yang dibatasi tersebut membuat Zakaria dan petani lainnya membeli yang non subsidi. Harga pupuk non subsidi yang terbilang mahal membuat dirinya tidak berani membeli banyak dan berakibat daya tahan tanaman padi yang ia tanam tidak kokoh dan mudah ambruk.
“Tanaman padi yang yang sudah berisi dan siap panen mudah ambruk, terutama saat terkena angin dan saat hujan,” ujar Zakaria.
Pendapat yang sama juga dikatakan oleh Dani, petani lainnya. Menurutnya, pupuk subsidi dari pemerintah menyesuaikan kebutuhan petani, supaya tanaman tumbuh dengan maksimal.
“Pupuk yang diberikan kepada petani harusnya menyesuaikan petani yang ada di Kecamatan Rantau Badauh ini,” terang Dani.
Sementera itu, Kepala Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Rantau Badauh, Janaturahiman mengatakan pupuk subsidi memang terbatas. Dirinya mengaku, pemerintah saat ini hanya mampu memenuhi 40 persen kebutuhan pupuk petani secara keseluruhan.
“Kebutuhan pupuk subsidi oleh petani hanya dapat dipenuhi sebanyak 40 persen dari total lahan yang digarap,” terangnya.
Menurut Janturahiman, pupuk subsidi yang diberikan kepada petani nantinya dapat melalui kelompok tani, maupun penyuluh pertanian. Hal ini terkait dengan jumlah petugas yang terbatas.
“Kalau diberikan ke petani langsung, karena petugasnya terbatas sehingga nantinya seluruh petani sulit dijangkau,” tandasnya.
Penulis : Fuji
Editor : Aziz