Inovasi Pengelolaan Sampah Waduk Saguling: Menjaga Lingkungan dan Meraup Keuntungan

Selain sampah plastik, Yayasan Bening Saguling juga mengolah sampah organik seperti sisa makanan untuk santapan magot. Magot tersebut, kemudian dimanfaatkan sebagai pakan ayam dan ayam penghasil telur.
Team Bening Saguling Foundation saat Membersihkan Waduk Saguling. Sumber: Dokumentasi Dzikri Fauzan
Team Bening Saguling Foundation saat Membersihkan Waduk Saguling. Sumber: Dokumentasi Dzikri Fauzan

Kolomdesa.com, Bandung BaratBening Saguling Foundation atau Yayasan Bening Saguling adalah sebuah yayasan yang berdiri tahun 2014. Hasil pengembangan dari Koperasi Bangkit Bersama.

Bening Saguling Foundation berlokasi di Desa Babakan, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, terletak di dekat sungai Citarum yaitu di Km 77.  Salah satu fokus Yayasan Bening Saguling ialah pengelolaan sampah, mengubah sampah kotor menjadi barang fungsional yang ekonomis. Dengan lokus utama di bantaran sungai Citarum, bagian dari waduk Saguling, 

Waduk Saguling dibangun pada tahun 1986 dengan tujuan utama untuk menghasilkan energi listrik melalui pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Saguling. 

Selain itu, waduk Saguling juga berfungsi untuk mengatur aliran Sungai Citarum dan mengendalikan banjir di wilayah sekitar. Luas permukaan waduk Saguling mencapai sekitar 8.000 hektar dengan kedalaman maksimal mencapai 110 meter. 

“Sekitar 1980 an, waduknya digunakan untuk PLTA. Energinya disuplai untuk aliran listrik pulau Jawa dan Bali,” ujar Kepala Divisi Pelestarian Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat pada Yayasan Bening Saguling, Dzikri Fauzan kepada Kolomdesa, Jumat (9/8/24).

Inovasi Pengelolaan Sampah Waduk Saguling: Menjaga Lingkungan dan Meraup Keuntungan

Kondisi Sampah pada Waduk Saguling. Sumber: Dokumentasi Dzikri Fauzan

Kondisi Waduk Saguling

Berbagai permasalahan muncul di waduk Saguling aliran Sungai Citarum di Km 70 sampai dengan Km 100. Di antaranya, pencemaran lingkungan sampah domestik dan tumbuhnya eceng gondok.

Selain itu, sedimentasi dan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang bermukim di sekitar sungai Citarum masih relatif miskin, pendidikan rendah dan kesehatannya memprihatinkan.

Sampah-sampah acapkali menutup lapisan air dari ujung aliran sungai hingga muara di Waduk Saguling. Sampah-sampah itu merupakan sampah yang hanyut dari wilayah Bandung Raya, seperti Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat yang bermuara di Batujajar.

“Diperkirakan ada ratusan ton sampah yang menimbun di lokasi Citarum,” ungkap Dzikri. 

Sampah ini membentang sepanjang 3 Km di aliran Sungai Citarum. Sampah ini didominasi 60% sampah plastik rumah tangga, kemudian diikuti limbah kain, furniture bekas, gulma eceng gondok dan lain sebagainya. 

Inovasi Pengelolaan Sampah Waduk Saguling: Menjaga Lingkungan dan Meraup Keuntungan

Team Bening Saguling Foundation saat Membersihkan Waduk Saguling. Sumber: Dokumentasi Dzikri Fauzan

Mengolah Sampah Untuk Kebermanfaatan

Bening Saguling Foundation saat ini telah bekerjasama dengan River Recycle (Perusahaan yang konsen terhadap pelestarian sungai di Finlandia).

“Kami dapat mengangkat sampah dari Waduk Saguling sekitar 1,3 Ton per hari nya,” tutur Dzikri.

Pihaknya mengumpulkan sampah-sampah tersebut dari puluhan pemulung lepas, yang mampu mengumpulkan 2 ton per harinya. Selanjutnya,  sampah tersebut dipilah sesuai jenis dan materialnya lalu diolah menjadi papan plastik, kursi, meja, dan sebagian dijadikan bahan baku daur ulang

Selain sampah plastik, Yayasan Bening Saguling juga mengolah sampah organik seperti sisa makanan untuk santapan maggot. Maggot tersebut, kemudian dimanfaatkan sebagai pakan ayam dan ayam penghasil telur.

Editor: Rizal

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Inovasi Lainnya