Kolomdesa.com, Mojokerto – Pemerintah Desa (Pemdes) Nogosari, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, menunjukkan komitmen kuat dalam menangani masalah stunting melalui strategi literasi tentang stunting bagi warganya. Upaya ini terbukti efektif, dengan penurunan signifikan dalam kasus stunting di dua dusun tersebut.
“Bagi kader posyandu yang bertanggung jawab terkait gizi, harus memiliki pengetahuan akan tanaman pangan sehat yang secara sederhana dapat ditularkan kepada semua ibu yang memiliki balita,” ujar Kepala Desa Nogosari Suyono, (5/8/2024).
Suyono menjelaskan bahwa sebelumnya terdapat beberapa kasus stunting di desanya. Namun, melalui program Gerakan Pola Asuh Orang Tua Cegah Stunting Anak Balita (Gelora Cinta) dan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (Satyangatra), serta kerja keras seluruh masyarakat, kini tak lagi ditemukan anak dengan kasus stunting di Nogosari.
“Meski begitu, upaya-upaya pencegahan kasus stunting terus kita galakkan melalui TP-PKK serta kader untuk terjun ke rumah-rumah warga,” tambahnya.
Ia juga mendorong TP-PKK mengajak masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam tanaman pangan sehat. Dengan demikian, ibu hamil dan ibu menyusui dapat menyediakan makanan bergizi bagi buah hatinya, sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak bisa maksimal.
Hingga kini, gerakan tersebut terus berjalan, memastikan kandungan gizi baik bagi calon ibu, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita terjaga dengan baik.
Dalam kegiatan yang sama, Bupati Ikfina Fahmawati memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Ia mengajak para peserta berdialog dan berkonsultasi mengenai kesehatan keluarga, serta pentingnya menjaga kesehatan anak.
“Untuk ibu hamil, saya imbau agar jangan sampai lahir prematur. Soalnya pasti kecil dan pasti stunting, jadi untuk mencegah stunting ibu tidak boleh melahirkan bayi stunting,” tegasnya di Balai Desa Nogosari.
Bupati Ikfina menekankan bahwa menekan angka stunting sangat penting karena dampaknya bisa mempengaruhi kecerdasan anak. Selain itu, kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang juga menjadi faktor utama stunting pada bayi.
“Sehingga saat sudah melahirkan, anak juga harus mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan, jadi tidak boleh dicampuri makanan dan minuman apapun. Kemudian diberi makanan pendamping ASI sampai umur 2 tahun,” pungkasnya.
Dengan langkah-langkah ini, Desa Nogosari terus berupaya menciptakan generasi yang sehat dan cerdas, bebas dari ancaman stunting.
Penulis : Moh. Mu’alim
Editor : Danu