Launching Film Inspiratif, Kemendes PDTT Harap Pemuda Desa Bangkitkan Potensi Lokal

Dokumentasi pemutaran film Jejak Sang Timur. Sumber : Humas Kemendes PDTT
Dokumentasi pemutaran film Jejak Sang Timur. Sumber : Humas Kemendes PDTT

Kolomdesa.com, Ternate – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) resmi meluncurkan film inspiratif “Jejak Sang Timur” melalui Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT), di Kota Ternate, Maluku Utara, Sabtu (3/8/2024).

Dirjen PPDT, Nugroho Setijo Nagoro menyampaikan bahwa melalui film itu diharapkan dapat menggugah hati dan pikiran generasi muda desa dimana pun keberadaannya, agar dapat membangkitkan berbagai potensi di tanah kelahirannya, khususnya Indonesia timur.

“Film ini sebagai bentuk literasi kita, membuka mata hati kita untuk sadar bahwa banyak potensi pariwisata tersembunyi yang ada di Indonesia timur. Satu pesan dari film ini, anak muda kalau sudah merantau, mencari ilmu di tempat lain, kembalilah ke desa,” kata Nugroho.

Sementara itu, Sekjen Kemendes PDTT, Taufik Madjid mengapresiasi pemutaran perdana film “Jejak Sang Timur”, yang disambut dengan antusias oleh ratusan undangan yang hadir menonton secara langsung.

Menurutnya, tak sedikit penonton yang mengapresiasi kualitas film, dan pesan yang disampaikan di dalamnya. Sekjen Taufik berharap, dari pulau Sula itu terbentuk generasi emas yang dapat mengharumkan daerahnya di tingkat nasional.

“Saya menyampaikan terima kasih, semua bisa hadir di tempat ini. Film ini yang pertama dan jangan yang terakhir. Sula harus bisa, sama seperti Kabupaten-Kabupaten lainnya. Sekarang di Indonesia ada 122 daerah tertinggal sudah dientaskan, tinggal 52,” Sekjen Taufik.

Di waktu yang sama, Kinan Kejora, produser film “Jejak Sang Timur”, menuturkan bahwa alur cerita di dalamnya diambil dari sebuah kepulauan yang memiliki banyak potensi alam dan budaya, yaitu Kepulauan Sula, tepatnya di Pulau Mangoli. Film ini bercerita tentang kultur kehidupan masyarakat Sula yang sarat akan kearifan lokal dan budayanya yang otentik hingga saat ini.

“Kearifan lokal itu kan alamnya, bahasanya, kebiasaan mereka yang sangat akrab, sangat hangat, sangat humble. Ini menunjukkan bagaimana mereka punya kasih, punya sayang. Kearifan lokal makanannya serba sehat,” ungkap penulis novel sekaligus produser, Kinan Kejora.

Lebih lanjut, menambahkan, pesan yang ingin disampaikan lewat film ini, bahwa semua kampung halaman membutuhkan pengabdian para penghuninya, pulanglah, memanggil pulang semua orang yang merasa dibesarkan di kampung halaman.

Selain itu, kata Kinan masyarakat sangat antusias pada saat syuting film ini, dari anak kecil hingga orang dewasa bagaimana mereka merasa memiliki dan menjaga keamanan peralatan syuting.

“Kami terharu banget, seperti ada rasa kebahagiaan, kebanggaan dan kami sangat merasa aman, kita tidak khawatir syuting di sini,” ujarnya.

Dengan peluncuran film, diharapkan semakin banyak masyarakat yang terinspirasi untuk merawat dan melestarikan budaya lokal mereka. Kegiatan ini juga membuktikan komitmen pemerintah, dalam hal ini Kemendes PDTT dalam melakukan percepatan pembangunan daerah tertinggal melalui pendekatan yang kreatif dan berbasis budaya.

Penulis : Moh. Mu’alim

Editor : Danu

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *