Kolomdesa.com, Banjarbaru – Sebanyak 70 Desa Bersih Narkoba (Bersinar) berhasil dibentuk Badan Narkotika Nasional Provinsi Kalimantan Selatan (BNNP Kalsel). Hal ini demi menekan kasus peredaran gelap narkotika pada 13 kabupaten/kota setempat.
“Program Desa Bersinar sudah berjalan tiga tahun, hingga saat ini sudah ada 70 locus. Per tahun kami bentuk dua locus tiap kabupaten/kota sehingga dalam satu tahun ada sebanyak 26 desa bersinar, dan untuk tahun ini sudah mencapai 18 locus,” kata Kepala BNNP Kalsel, Brigjen Pol Wisnu Andayana, Sabtu (27/07/2024).
Pol wisnu mengatakan, berkaitan dengan peran desa bersinar, sebelumnya desa ini merupakan wilayah rawan peredaran narkotika mulai dari transaksi jual beli, penyalahgunaan, hingga pengedar sangat marak ditemukan. Sehingga ditetapkan sebagai locus desa bersinar dan hasilnya mampu menekan kasus peredaran narkoba meskipun belum tercapai 100 persen.
“Keberhasilan menekan angka peredaran narkotika ini merupakan data internal kami. Secara umum sudah menunjukkan dampak positif, sehingga saat ini kami mencoba fokus di wilayah perkotaan sekitarnya seperti di Banjarmasin, Banjarbaru, dan Banjar,” ujarnya.
Brigjen Pol Wisnu menjelaskan pencanangan desa bersinar merupakan bagian dari program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Yakni dengan menunjuk agen penggiat anti narkoba dari lingkungan masyarakat setempat.
“Berkaitan dengan pencanangan desa bersih ini pula, Provinsi Kalsel berhasil meraih juara tiga nasional dengan tingkat kesadaran masyarakat melapor penyalahgunaan narkotika, sehingga menjadi hal yang wajar jika tingkat penyalahgunaan narkotika di provinsi ini cukup tinggi,” jelasnya
Sementata itu, tingginya temuan kasus narkotika itu, juga dipengaruhi perputaran ekonomi yang cukup tinggi dalam kurun waktu lima tahun belakangan, menyebabkan permintaan terhadap narkoba ikut meningkat. Padahal, sebelumnya Kalsel hanya menjadi lokasi persinggahan narkotika, dan kini menjadi tujuan peredaran.
Menurut dia, perlu upaya maksimal untuk mengurangi kasus peredaran narkotika meskipun secara logika di lapangan masih sangat sulit untuk memberantas 100 persen peredaran barang haram tersebut. Terlebih, pada beberapa waktu lalu jajaran Polda Jawa Timur berhasil mengungkap peredaran 40 kilogram sabu yang berasal dari Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
“Harus lebih maksimal lagi, modus operandi semakin canggih, anak buah bandar masih banyak bermain di provinsi ini,” tutur Wisnu.
Di samping itu, Brigjen Pol Wisnu mengatakan ketahanan keluarga juga berperan penting dalam menekan kasus narkotika. Kareja BNN juga mencanangkan ketahanan keluarga melalui orang tua agar peduli terhadap anak, memberikan edukasi kepada anak agar tidak terjerumus penyalahgunaan narkotika.
“Kasus narkotika lebih berbahaya dari perbuatan korupsi dan teroris, karena barang haram ini dapat menghapus satu generasi keturunan jika sudah terjebak dan ketergantungan,” ujarnya.
Penulis : Devi arp
Editor : Danu