Dua Desa di Kapuas Hulu Jadi Contoh Metode Pertanian Tanpa Bakar

Panen bersama tanaman hasil dari pertanian tanpa bakar wilayah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Panen bersama tanaman hasil dari pertanian tanpa bakar wilayah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Sumber: Antara.kalbar

Kolomdesa.com, Kapuas Hulu – Desa Sibau Hulu dan Tanjung Lasa Kecamatan Putussibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat kini menjadi desa percontohan dalam metode pertanian tanpa bakar. Percontohan tersebut sebagai upaya pelestarian lingkungan yang dapat berkelanjutan.

“Kita patut mengapresiasi semua usaha menjaga kelestarian sumber daya alam, metode pertanian tanpa membakar perlu dikembangkan,” kata Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kapuas Hulu, Triwati, Minggu (28/07/2024).

Triwati menyampaikan metode pertanian tanpa bakar tidak hanya meringankan beban biaya petani. Akan tetapi juga memberi dampak positif menurunnya risiko kebakaran lahan dan hutan.

“Bahkan, metode itu lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan membakar lahan salah satu contoh hasil panen tanaman timun di lahan 300 meter persegi tanpa bakar dapat menghasilkan 2,3 ton tinggal pada periode Maret sampai dengan Juni 2024, sedangkan metode membakar lahan dengan luasan yang sama hasilnya kurang dari satu ton,” tambahnya

Triwati berharap, metode pertanian tanpa bakar yang diinisiasi oleh PT Annisa Surya Kencana (ASK) yang bergerak di bidang lingkungan agar dikembangkan. Sebab metode itu juga mengurangi polusi udara dan meningkatkan kesuburan tanah, menjadikan lahan pertanian lebih berkelanjutan.

“Tentunya Pemkab Kapuas Hulu sangat mendukung dan mendorong agar masyarakat di desa yang lainnya dapat menerapkan metode yang sama, bertani dengan tetap menjaga kelestarian alam,” katanya.

ia mengungkapkan, pertanian tanpa bakar (PTB) adalah metode mengelola lahan tanpa membakar untuk membersihkan atau mempersiapkannya. Metode yang digunakan adalah bedengan kayu atau hugelkultur dengan menumpuk potongan kayu besar di atas tanah dan melapisinya dengan bahan organik seperti jerami, daun kering, tanaman hijauan, sampah dapur, dan kompos.

“Penggunaan mulsa organik untuk menutupi tanah juga mengurangi biaya pestisida dan pupuk kimia,” ungkapnya

Sementara itu, Direktur Utama PT ASK Iwan Tricahyo Wibisono menjelaskan bahwa DemPlot pertanian tanpa bakar salah satu upaya perusahaan dalam mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat tanpa mengganggu keseimbangan alam. Sebagai perusahaan yang sudah memiliki lisensi perizinan berusaha pemanfaatan hutan (PBPH), pihaknya komitmen memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, iklim dan keanekaragaman hayati.

“Kami senantiasa mendukung program pemerintah dalam pelestarian sumber daya hutan dan melangkah bersama masyarakat untuk masa depan lebih hijau,” katanya.

Penulis : Devi arp
Editor : Danu

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *