Tingkatkan Nasionalisme Warga, Desa Gelam Ciptakan Kampung Pancasila

Kepala Desa Gelam Candi Sidoarjo, Moch Muslich bersama aparat dan tokoh masyarakat. Sumber : iNewsSurabaya.id/arif
Kepala Desa Gelam Candi Sidoarjo, Moch Muslich bersama aparat dan tokoh masyarakat. Sumber : iNewsSurabaya.id/arif

Kolomdesa.com, Sidoarjo – Desa Gelam, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo, memilki Kampung Pancasila sebagai wadah meningkatkan karakter nasionalisme antar warganya.

Kampung itu menjadi wadah semangat warga untuk bergotong royong menciptakan lingkungan positif, seraya mengamalkan falsafah Bhinneka Tunggal Ika. Meski beragam, warga tetap satu dalam kebersamaan.

“Sebagai Kepala Desa, saya merasa terpanggil untuk mengikuti kompetisi Kampung Pancasila. Alhamdulillah, warga dan semua pihak yang terlibat sangat kompak,” ujar Kepala Desa Gelam, Moch Muslich, Sabtu (27/7/2024).

Muslich menjelaskan bahwa keterlibatan Desa Gelam dalam kompetisi ini adalah upaya untuk mengenalkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat.

“Kehidupan gotong-royong dan guyub rukun sudah menjadi bagian dari keseharian kami. Warga Gelam memahami dan mempraktekkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” tambahnya.

Istri Kepala Desa Gelam, Sri Astuti Ningsih, turut berbagi cerita tentang bagaimana mereka mengamalkan nilai-nilai Pancasila melalui berbagai program pemberdayaan, salah satunya ketahanan pangan.

“Kami telah mempraktekkan ini dengan beternak lele, mujair, dan mengembangkan hidroponik. Bahkan, kami juga menanam melon di lahan yang ada,” ungkapnya dengan bangga.

Sebagai informasi, salah satu keunggulan desa ini adalah Situs Doro yang semakin populer di kalangan masyarakat luas. Desa Gelam juga telah terpilih untuk mengikuti kompetisi bergengsi Kampung Pancasila, sehingga membawa semangat baru bagi seluruh warganya.

Selain itu, kegiatan sosial rutin seperti posyandu lansia, posyandu balita, kelas balita, kelas ibu hamil, dan posyandu remaja semakin memperkokoh semangat kebersamaan. Penanganan stunting pun menjadi kerja bersama antara desa, RT, dan RW.

“Kami sangat konsisten mengamalkan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila,” tegas Sri Astuti.

Babinsa Koramil 02 Candi, Koptu Hartono, yang juga menjadi pembina Kampung Pancasila di Desa Gelam, memberikan dukungan penuh.

“Kami membentuk karang taruna dan memberikan arahan agar mereka membantu mensukseskan program desa,” katanya.

Tomas Tri Rahmat Wibowo sebagai tokoh masyarakar Desa Gelam, menambahkan bahwa pengakuan sebagai Kampung Pancasila merupakan bukti nyata keberhasilan program desa.

Saat ini, Desa Gelam juga dipercaya sebagai salah satu tempat Restorative Justice di Jawa Timur.

“Bayangkan, kami menjadi salah satu desa di Sidoarjo yang dipercaya menangani persoalan hukum. Ini adalah kebanggaan tersendiri bagi warga, berkat kerja bersama yang dipimpin oleh Kepala Desa,” ujarnya.

Sindhy Nurhaliza, mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur semester 6, yang melakukan KKN di Desa Gelam, mengaku senang bisa berpartisipasi dalam berbagai program desa.

“Kami memberikan wawasan mengenai ketahanan pangan dan pengetahuan soal stunting,” tuturnya.

Dengan semangat kebersamaan dan gotong royong, Desa Gelam tidak hanya mengamalkan nilai-nilai Pancasila, tetapi juga menjadi contoh desa yang berhasil mengangkat potensinya ke level yang lebih tinggi.

Penulis : Moh. Mu’alim
Editor : Danu

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *