Kolom Desa

BUM Desa Maju Mandiri Raih Omset Miliaran Lewat Wisata Goa Pindul

Wisata Goa Pindul ini merupakan salah satu unit usaha dari BUM Desa Maju Mandiri. Sumber foto: website resmi home stay dijogja.

Kolomdesa.com, GunungkidulBadan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Maju Mandiri di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul berperan signifikan dalam mendongkrak pendapatan perekonomian masyarakat melalui unit usaha yang dikembangkannya. Salah satu unit usaha yang berhasil dan menyedot perhatian adalah unit usaha pengelolaan wisata Goa Pindul, hingga mampu meraih omzet miliaran.

BUM Desa Maju Mandiri berdiri pada tanggal 16 Desember tahun 2016, berdasarkan Peraturan Desa Bejiharjo Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan Badan Usana Milik Desa (BUM Desa) Maju Mandiri.

Direktur BUM Desa Maju Mandiri Sariyanto mengungkapkan tujuan dari pembentukan BUM Desa ini untuk meningkatkan ekomoni warga dan membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas.

“Pendirian BUM Desa ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian warga dan membuka lapangan pekerjaan yang luas,” ungkap Sariyanto.

Tak hanya memiliki unit usaha wisata, BUM Desa Maju Mandiri juga mempunyai unit usaha simpan pinjam, persewaan, pengelolaan pasar dan pengelolaan sampah.

Potensi Pariwisata Desa Bejiharjo

Desa Bejiharjo memiliki berbagai macam potensi obyek wisata yang dapat menarik perhatian dan minat para wisatawan untuk berkunjung ke Desa Bejiharjo. Berbagai potensi tersebut antara lain yaitu sebagai berikut:

Wisata Sejarah

Wisata sejarah merupakan tempat atau daerah yang memiliki nilai sejarah seperti museum, candi, makam, ataupun bangunan bersejarah lainnya. Beberapa wisata sejarah yang ada di Desa Bejiharjo yang menjadi perhatian bagi para wisatawan diantaranya: Situs Megalitik Sokoliman, Situs Megalitik Gunungbang, dan Monumen Jenderal Soedirman.

Wisata Kesenian

Desa Bejiharjo memiliki beberapa seni budaya seperti wayang beber yang menjadi ciri khas Desa Bejiharjo. Wayang Beber adalah sebuah kesenian peninggalan masa Kraton Kasunanan Surakarta yang pada saat itu dipimpin oleh Sunan Pakubuwono II tahun 1727.

Wisata Kerajinan

Desa Bejiharjo memilki sentra kerajinan blangkon yang berada di Dusun Bulu. Selain sentra kerajinan blangkon, di Dusun Grogol memiliki sentra kerajinan tas yang menggunakan bahan alami seperti enceng gondok dan sentra kerajinan batu putih dalam bentuk ornamen, loster, lampion, batu candi putih dan batu candi hitam.

Wisata Kuliner

Wilayah Desa Bejiharjo merupakan wilayah dengan sektor pertanian dan perikanan yang terbilang maju dan merupakan salah satu andalan daerah ini. Terdapat banyak pilihan kuliner yang menarik yang ditawarkan Desa Bejiharjo kepada para wisatawan. Beberapa menu yang ditawarkan antara lain ikan bakar, bakso, the rosella, keripik bakso, sayur lombok ijo, sega abang, makanan tradisional seperti kue wella, legondo, gatot, dan keripik pisang.

Wisata Alam

Wisata alam adalah bentuk kegiatan pariwisata dan rekreasi yang memanfaatkan potensi sumber daya alam. Beberapa wisata alam yang dikembangkan yaitu: Banyumoto, Goa Glatik, Kali Oyo, Gedong Tujuh, Telaga Mriwis Putih, dan Goa Pindul yang menjadi ikon dari Desa Bejiharjo.

Sejarah Pembentukan Goa Pindul

Nama Goa Pindul sebagai salah satu objek wisata alam yang ada di Desa Bejiharjo merupakan objek wisata yang dikembangkan oleh masyarakat setempat berasal dari perjalanan Ki Ageng Pamanahan dan Ki Ageng Martani sebagai utusan Panembahan Senopati dari Kerajaan Mataram Islam untuk membunuh cucunya dari Mangiran (Bantul) yang bernama Mangir Wonoboyo yang merupakan bayi dari putri nya. Dalam perjalanan, kedua utusan memutuskan untuk pergi ke bagian timur (Gunungkidul) dan bersepakat untuk tidak membunuh sang bayi. Sampai akhirnya, keduanya tiba di suatu desa bernama Desa Karangmojo.

Selama perjalanan, bayi tersebut terus menangis sehingga kedua utusan tersebut sepakat untuk memandikan bayi tersebut. Kedua utusan raja pergi ke atas bukit, dan dengan kesaktian Ki Ageng Martani kemudian menginjakan kakinya dan runtulah bukit itu kemudian terdapatlah lubang besar dan aliran sungai.

BUM Desa Maju Mandiri Raih Omset Miliaran Lewat Wisata Goa Pindul
Kantor unit usaha simpan pinjam BUM Desa Maju Mandiri. Sumber foto: website resmi BUM Desa Maju Mandiri.

Kemudian kedua utusan membawa sang bayi turun dengan maksud memandikan bayi tersebut. Saat memandikan bayi, pipi sang bayi kebentur dinding goa sehingga sang bayi pun terus menangis. Berdasarkan dengan isi cerita tersebut, akhirnya goa tersebut dinamakan “Goa Pindul” yang berasal dari kata pipi atau Bahasa indonesianya pipi kebentur.

Sebelum kawasan Goa Pindul menjadi objek wisata, oleh warga digunakan untuk tempat pembuangan sampah. Di samping itu, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mengatakan Goa Pindul berpotensi menjadi objek wisata, yang dapat mendorong kemajuan perekonomian warga Desa Bejiharjo, membuka peluang kerja serta meningkatkan pendapatan untuk menurunkan tingkat pengangguran.

Kemudian pada tanggal 10 Oktober tahun 2010, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul meresmikan Goa Pindul sebagai objek wisata. Keberadaan Goa Pindul memberikan kontribusi yang besar bagi kelangsungan hidup penduduk setempat. Perubahan yang terjadi ditandai dengan adanya peningkatan terhadap lapangan pekerjaan di bidang pariwisata yang memberikan penghasilan yang lebih baik kepada masyarakat sekitar.

Dengan adanya wisata Goa Pindul telah merubah pekerjaan masyarakat yang awalnya sebagai petani, tukang batu, pedagang, wiraswasta, petani ikan dan buruh pabrik menjadi pemandu koordinator lapangan atau pemandu wisata, fotografer, petugas parkir, pengurus kelompok sadar wisata, petugas keamanan, pedagang dan petugas pemasaran.

Goa Pindul merupakan goa dengan aliran sungai bawah tanah yang tenang. Panjang goa ini sekitar 350 meter, tinggi langit-langit lebih dari 7 meter, lebar lebih dari 10 meter, kedalaman air 4 – 7 meter, dan permukaan air hingga langit-langit goa sekitar 4,5 meter. Goa Pindul terdiri dari tiga zona: Zona Terang, Zona Gelap, dan Zona Gelap Abadi. Di dalam goa ini terkandung stalaktit dan stalagmit. Awalnya, warga Desa Bejiharjo memanfaatkan sumber air Goa Pindul untuk keperluan sehari-hari dan pengairan pertanian. Sejak menjadi obyek wisata, aliran air dimanfaatkan untuk menjadi arena wisata.

Sebelum Pandemi Covid-19 melanda dunia dan Indonesia, pengunjung goa ini bisa mencapai 30.000 orang per bulan atau 360.000 pelancong per tahun. Wisata Goa Pindul ini awalnya dikelola swadaya oleh masyarakat sekitar. Kemudian, Desa Bejiharjo mendirikan BUM Desa Maju Mandiri akhir tahun 2016, sehingga Goa Pindul masuk dalam aset yang dikelola.

Fasilitas sebagai pendukung yang tidak bisa dilewati oleh wisatawan. Desa Wisata Bejiharjo menyediakan fasilitas yang lengkap meliputi area parkir, kamar mandi yang banyak dan bersih, mushola, warung makan, dan homestay. Pengelola wisata juga menyediakan pemandu yang profesional untuk menemani pengunjung menjelajah alam Desa Bejiharjo.

Jam Operasional, Tiket dan Rute

Jam operasional Goa Pindul mulai cukup pagi hingga sore hari. Goa Pindul buka setiap hari dari pukul 06.30 hingga 17.00 WIB.

Sedangkan untuk harga tiket masuk ke kawasan Goa Pindul senilai Rp10 ribu per orang, kemudian untuk masuk ke objek wisata goa Rp35 ribu per orang.

Goa Pindul berada di Desa Gelaran 1, Kelurahan Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Lokasinya sekitar 7 kilometer dari pusat Kota Wonosari yang merupakan kota dari Kabupaten Gunung Kidul.

Raih Berbagai Prestasi

Selain berhasil di bidang ekonomi, BUM Desa Maju Mandiri meraih predikat sebagai desa wisata terbaik oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tahun 2012. Selanjutnya Juara III dalam kategori lomba Gelar Potensi Desa Budaya pada tahun 2019 tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta.

Modal dan Pendapatan BUM Desa Maju Mandiri

Penyertaan modal awal BUM Desa Maju Mandiri ini berasal dari dana desa (DD) sebesar Rp 500 juta. Dana tersebut kemudian dikembangkan untuk unit usaha wisata, simpan pinjam, persewaan, pengelolaan pasar dan pengelolaan sampah.

Pendapatan BUM Desa Maju Mandiri mengalami kenaikan signifikan pertahunnya, hal ini didukung oleh berbagai unit usaha yang dikelolanya. Omsetnya diperkirakan sebesar Rp 5,8 miliar. Selain itu, BUM Desa Maju Mandiri telah menyumbang PADes sebesar Rp 200 juta pertahunnya.

Peningkatan Lapangan Pekerjaan yang Tersedia

BUM Desa Maju Mandiri mampu meningkatkan perekonomian masyarakat melalui unit usaha yang dikembangkannya. Untuk saat ini, ada 2.000 tenaga kerja lokal terserap. Selain itu juga, BUM Desa Maju Mandiri telah bekerja sama dengan para UMKM dan 11 Kelompok Sadar Wisata dalam pelayanan wisatawan.

Exit mobile version