Berburu Ikan, Cara Warga Desa Bektiharjo Tingkatkan Keharmonisan Sosial

Warga saat berhasil menangkap ikan di Kali Bektiharjo, untuk kemudian di masak lalu disantap bersama warga yang lain, kearifan lokal yang masih terawat di Desa bektiharjo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban hingga saat ini. Sumber : tuban.inews.id/
Warga saat berhasil menangkap ikan di Kali Bektiharjo, untuk kemudian di masak lalu disantap bersama warga yang lain, kearifan lokal yang masih terawat di Desa bektiharjo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban hingga saat ini. Sumber : tuban.inews.id/

Kolomdesa.com, Tuban – Aktifitas warga Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, memiliki cara unik dalam meningkatkan keharmonisan sosial di antara mereka. Berbekal senter dan panah karet, mereka berburu ikan di sepanjang aliran Sungai. Hasil buruan tersebut dimasak untuk hidangan makan bareng, usai gotong royong tengah malam.

“Berburu ikan di Sungai Bektiharjo, carinya dipanah, dapat lumayan. Jensinya wader, lele dan belut. Nanti untuk makan-makan, sering kalau pas akhir pekan liburan,” ungkap Farel, seorang pemburu ikan.

Farel menjelaskan Perburuan dilakukan hanya bermodal senter, panah karet dan kacamata renang. Selanjutnya kejelian dan insting, menjadi modal utama menemukan keberadaan ikan. Mereka beramai-ramai menyusuri aliran sungai perbukitan kapur, untuk berburu iwak kali atau iwak sungai di antara gelapnya malam.

Menurutnya, pada malam hari, ikan tidak aktif bergerak, sehingga mudah ditangkap menggunakan panah. Selama dua jam berburu, warga mampu mengumpulkan satu ember ikan dalam berbagai jenis dan ukuran.

“Seperti ikan wader, ikan mujair, ikan lele, ikan gabus dan terkadang juga belut penghuni airan sungai setempat,” tambah Farel.

Berburu ikan seperti ini rutin dilakukan warga pada akhir pekan selama musim kemarau. Debit air sungai yang surut dan jernih karena hujan yang tidak kunjung turun memudahkan perburuan. Namun, saat hujan, air sungai akan meluap deras dan menjadi keruh, sehingga perburuan tidak dapat dilakukan.

Hasil tangkapan biasanya diolah menjadi hidangan untuk makan bersama setelah gotong royong tengah malam. Sebelum dimasak, ikan-ikan tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu.

Proses memasaknya pun tidak sulit, ikan bisa dimasak ulas-ulas atau digoreng kering dan disajikan dengan sambal tomat. Kedua menu bercita rasa khas pedesaan ini dinikmati bersama nasi beras atau nasi jagung.

“Makan ikan kali dimasak ulas-ulas dan digoreng. rasanya gurih dan mantap, ulas-ulas pedas segar. begini kalau ada kegiatan warga pas akhir pekan. Ini mau membuat balai RT, kerja bakti,” ujar Untung, Ketua RT setempat.

Berburu iwak kali dan menghidangkannya usai gotong royong warga sudah menjadi tradisi turun temurun. Perburuan di lakukan para pemuda, proses memasak di kerjakan ibu-ibu, sementara warga lain bahu membahu gotong royong. waktu yang di pilih biasanya akhir pekan.

Penulis : Moh. Mu’alim
Editor : Danu

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *