Kolomdesa.com, Klungkung – Sinyal pendeteksi kebencanaan diharuskan sampai ke pelosok desa di Kabupaten Klungkung, Bali. Pasalnya, Kabupaten Klungkung merupakan wilayah dengan kategori berisiko bencana tinggi yang butuh peringatan dini.
Penguatan dan perluasan jejaring komunikasi kebencanaan di Kabupaten Klungkung, menjadi pembahasan dalam Focus Grup Discusion (FGD), yang diselenggarakan di kantor BPBD Klungkung.
“Namun saat ini jaringan komunikasi kebencanaan harus lebih diperkuat lagi. Penyebaran informasi terkait kebencanaan harus sampai ke tingkat desa. Kita satukan stakeholder dalam pemahaman kebencanaan,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Klungkung, I Putu Widiada, Minggu
(21/7/2024)
Misalnya BPBD Klungkung selama ini telah memiliki Call Centre Kebencanaan (Hallo BPBD 23000), grup media sosial, website, hingga WRS Newgen (BMKG). Serta keterlibatan jejaring komunikasi pihak lainnya seperti TNI/Polri, Diskominfo, RAPI, Orari, dan media mainstream.
Penyebaran informasi kebencanaan diharapkan bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat, Apalagi Kabupaten Klungkung memiliki wilayah kepulauan mencakup Nusa Gede, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan, dengan jarak pelayanan yang cukup jauh.
“Klungkung memiliki wilayah kepulauan dan jarak pelayanan cukup jauh. Selama ini terkait kebencanaan di Nusa Penida, sebenarnya jejaring komunikasi sudah baik. Dalam penanganan kebencanaan di sana, dalam keadaan darurat biasanya personel minimal membuka akses sampai datang personel bantuan dari Klungkung daratan untuk tanggulangi dampak bencana,” jelas Widiada.
Jejaring komunikasi kebencanaan yang baik, juga harus didukung dengan personel penanganan bencana yang memadai. Khususnya di Kecamatan Nusa Penida, menurut Widiada terdapat 9 personel TRC (tim reaksi cepat) BPBD Klungkung. 5 Personel di Pulau Nusa Gede dan 4 personel di Pulau Lembongan dan Ceningan.
Walau jumlah personel dan sarana prasarana yang terbatas, menurutnya selama ini kebencanaan khususnya di Nusa Penida masih dapat tertangani. Hal ini juga didukung dengan jaringan komunikasi kebencanaan yang telah memadai.
“Kami bicara kualitas pelayanan. Bagaimana memberikan respon terhadap setiap kebencanaan yang terjadi,” ungkap Widiada.
Penulis : Fais
Editor : Danu