Kolom Desa

Wisata Pertanian dan Budaya Desa Pentingsari: Menjaga Tradisi, Merawat Alam

Keseruan belajar mengolah lahan pertanian di Desa Wisata Pentingsari. Sumber foto : Dok. Pengelola.

Kolomdesa.com, Sleman – Desa Wisata Pentingsari berada di Desa Pentingsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Terletak di lereng gunung Merapi, menjadikan Desa Pentingsari memiliki tanah yang subur, dan cocok digunakan untuk kawasan pertanian maupun perkebunan.

Dengan luas sekira 103 hektare, sebagian besar tanah di Desa Pentingsari digunakan untuk bertani. Menjadi penopang hidup masyarakat setempat.

Desa Pentingsari pada awalnya merupakan daerah yang terisolasi, aktivitas pembangunan di wilayah tersebut juga terbilang cukup lambat. Hal tersebut menjadi salah satu faktor rendahnya kegiatan ekonomi, sehingga menjadikannya sebagai desa tertinggal dari desa lainnya.

Berkat gotong royong yang dilakukan oleh warga, kini Desa Pentingsari mulai berbenah dan pembangunan terus digalakkan. Kerjasama antara Pemerintah Desa (Pemdes) Pentingsari dan warga membuahkan hasil.

Dengan mengoptimalkan potensi alam dan kawasan pertanian yang masih terjaga kondisinya, Desa Pentingsari bertransformasi menjadi Desa Wisata.

Selain menjadikan Gunung Merapi sebagai daya tarik utamanya, konsep wisata pertanian berkelanjutan juga menarik untuk dikunjungi wisatawan.

Sejak tahun 2008 silam, Desa Pentingsari istiqamah mengembangan Desa Wisata berbasis alam. Berbagai event dan perlombaan diikuti, dan sebagian pernah menjadi juara. Saat ini, beragam fasilitas wisata di Desa Pentingsari mulai dilengkapi.

“Wisatawan yang berkunjung ke lahan pertanian dapat belajar mengenai seluk beluk pertanian, mulai dari proses merawat lahan, menanam hingga memanen nantinya akan didampingi oleh ahlinya,” tutur Humas Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Pentingsari, Bayu Hindra Wijaya pada Sabtu (21/07/2024).

Wisata Pertanian dan Budaya Desa Pentingsari: Menjaga Tradisi, Merawat Alam
Tari Punokawan khas Desa Wisata Pentingsari. Sumber foto : Dok. Kemenparekraf.

Kebudayaan yang Masih Terjaga

Desa Wisata Pentingsari memiliki produk kebudayaan yang masih terjaga, terutama mengenai kesenian dan tradisi Jawa. Beragam pertunjukan tradisional akan mudah ditemukan bagi wisatawan yang datang.

Tontonan tradisional itu di antaranya tarian penyambutan bagi wisatawan yang datang. Tarian ini merupakan tarian khas Sleman, seperti Tari Punokawan, dan masih banyak lagi ragam tarian khas lainnya.

Iringan musik gamelan memperkuat atmosfer tradisional pementasan tari tersebut. Tidak hanya melihat tarian dan musik yang dimainkan oleh tim dari pengelola, para wisatawan juga dapat memainkan alat musik itu, dan juga ikut menari.

“Perayaan penyambutan wisatawan akn  dilakukan saat malam hari setelah wisatawan datang, namun pelaksanaan ini menyesuaikan permintaan dari wisatawan itu sendiri,” terang Bayu.

Wisatawan yang ingin menikmati suasana seharian penuh di Desa Wisata Pentingsari dapat melakukan kegiatan berkemah. Tentu dengan menyewa lokasi yang telah disediakan.

Lokasi kamping di Desa Pentingsari terbilang luas. Wisatawan yang ingin berwisata kemping, dapat mendirikan tenda lebih dari satu, terlebih saat datang beramai-ramai.

“Wisatawan yang ingin kemping di tempat kami, dapat membawa peralatan sendiri ataupun menyewa di penyewaan yang ada di Desa kami,” jelasnya

Rute dan Tarif Desa Wisata Pentingsari

Desa Wisata Pentingsari berada di Kabupaten Sleman. Berjarak 18 KM dengan pusat kota, dapat ditempuh menggunakan mobil atau motor dengan waktu tempuh kurang lebih 32 menit. 

Wisatawan yang berasal dari luar Yogyakarta, dapat menggunakan bus menuju ke Terminal Giwangan, di Yogyakarta. Atau dapat menggunakan opsi kereta api dan turun di Stasiun Lempuyangan atau Stasiun Tugu.

Selanjutnya, perjalanan dapat dilanjut menuju ke Desa Wisata Pinangsari menggunakan ojek online atau rental kendaraan yang banyak ditemui di sekitar stasiun atau terminal. 

Wisatawan dari luar daerah juga dapat menggunakan transportasi udara menuju Bandar Udara New Yogyakarta International Airport (NYIA).

Tarif Desa Wisata Pentingsari

Tarif untuk tiap destinasi wisata yang ada di Desa Wisata Pentingsari beragam. Berikut ini merupakan tarif setiap wana wisata yang ada di desa tersebut;

Wisatawan perlu membayar Rp. 35 ribu untuk kegiatan membajak sawah, apabila ingin merasakan keseruan menanam bibt padi di lahan sawah, wisatawan perlu membayar biaya kembali Rp. 35 ribu untuk tiap orang.

Wisatawan yang ingin melihat tari penyambutan di Desa Wisata Pentingsari juga perlu untuk melakukan pembayaran tambahan. Pengelola mematok harga pertunjukan tersebut dengan harga Rp. 45 ribu.

Trafik Pengunjung Desa Wisata Pentingsari

Melihat data yang diberikan oleh Pokdarwis desa setempat, Desa Wisata Pentingsari mengalami peningkatan jumlah wisatawan yang cukup signifikan setiap tahun. Sama dengan aspek pariwisata lain yang keok sebab pandemi Covid-19, Desa Wisata Pentingsari juga sempat ditutup dan berhenti beroperasi.

Kegiatan wisatawan kembali normal pada tahun 2021, jumlah wisatawan yang datang di tahun itu berjumlah 25 ribu orang. Kenaikan wisatawan terjadi pada tahun 2022 dengan 26 ribu wisatawan.

Jumlah wisatawan yang datang ke Desa Wisata Pentingsari kembali naik pada tahun 2023, yakni mencapai 27 ribu orang.

“Wisatawan ramai biasanya saat sebelum momen kenaikan kelas, selain itu liburan sekolah juga salah satu faktor yang membuat wisatawan yang datang ke Desa Pentingsari meningkat,” bebernya.

Omzet Desa Wisata Pentingsari

Setiap tahun, Desa Wisata Pentingsari mendapat omzet yang terbilang besar. Pada tahun 2021 saja, desa ini memperoleh hasil dari sektor wisata sejumlah Rp 2,5 miliar 

Setahun berikutnya, atau pada tahun 2022. Desa Wisata Pentingsari kembali mengalami kenaikan omzet. Kali ini omzet yang diperoleh mencapai Rp 2,8 miliar. 

Kenaikan omzet wisata di Desa Wisata Pentingsari kembali terjadi pada tahun 2023. Omzet yang diperoleh tidak tanggung-tanggung, menembus Rp 3,5 miliar.

“Omzet yang diperoleh ini merupakan gabungan dari beragam paket wisata yang dipesan oleh wisatawan, kemudian diakumulasikan jadi satu dalam perbukuan,” pungkas Bayu kepada Kolomdesa.com.

Editor: Rizal K

Exit mobile version