Petani Desa Moncongloe Dilatih Cara Budidaya Padi Apung

Pelatihan budidaya padi apung oleh mahasiswa Unhas kepada masyarakat (Petani) Desa Moncongloe. Sumber Foto: Istimewa.
Pelatihan budidaya padi apung oleh mahasiswa Unhas kepada masyarakat (Petani) Desa Moncongloe. Sumber Foto: Istimewa.

Kolomdesa.com, Maros – Petani di Desa Moncongloe, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros dilatih cara budidaya padi apung oleh mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) yang tergabung dalam Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) Keilmuan dan Penalaran Ilmiah (KPI) 2024. Hal itu bertujuan untuk melakukan penguatan ketahanan pangan di wilayah tersebut.

“Tim kami berkomitmen untuk menyukseskan program ini sebagai budidaya padi apung pertama yang ada di Sulawesi Selatan dan menjadi alternatif dan solusi ketahanan pangan di Desa Moncongloe,” ujar Ketua Tim PPK Ormawa KPI Unhas Raka Anom Fatahilah, Minggu (14/7/2024).

Inisiasi ini telah diwujudkan oleh Tim PPK Ormawa melalui sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat Desa Moncongloe yang digelar sejak 13-14 Juli 2024. Program PPK Ormawa ini merupakan program yang diinisiasi langsung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) yang menyasar peningkatan kapasitas organisasi mahasiswa di seluruh Indonesia melalui pengabdian masyarakat.

Raka menjelaskan, inovasi padi apung ini merupakan bagian dari Program Galung Mawang, yang mana inovasi ini memiliki banyak manfaat dan kelebihan seperti tahan terhadap banjir. Sehingga hal ini dapat menghindari gagal tanam dan gagal panen akibat cuaca buruk.

Ia melihat program budidaya padi apung ini sangat cocok bagi masyarakat Desa Monconglo. Karena hal ini menjadi kebutuhan masyarakat setempat sebagai upaya peningkatan produktivitas pertanian Moncongloe yang saat ini terendam banjir di lahan seluas 30 ha.

“Upaya ini untuk peningkatan ketahanan pangan desa menuju ketahanan pangan nasional,” ujarnya.

Selain itu, model budidaya ini, kata dia, dapat menggapai 3-4 kali panen setahun karena tidak perlu lagi membajak sawah dan menunggu masa tanam, dan long term work karena media yang digunakan dapat dipakai hingga enam kali masa tanam.

Sementara itu, Kepala Desa Moncongloe, Ismail mengapresiasi Tim PPK Ormawa KPI Unhas 2024 atas inisiasi dan kontribusinya dalam mengupayakan peningkatan ketahanan pangan di Desanya tersebut. Sebab, sejak 2022 sekitar 30+ hektar lahan pertanian tidak dapat lagi ditanami padi.

“Ini imbas tertutupnya saluran irigasi sawah akibat pembangunan perumahan yang ada di Desa Moncongloe,” tutupnya.

Penulis: Hafidus Syamsi
Editor: Aziz

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *