Gelora Cinta dan Satyangatra Jadi Konsep Cegah Stunting Setiap Desa

Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati memberikan sosialisasi dalam kegiatan program Gelora Cinta dan Satyangatra pada masyarakat Desa Balongwono, Kecamatan Trowulan. Sumber : diskominfo kabupaten for JPRM.
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati memberikan sosialisasi dalam kegiatan program Gelora Cinta dan Satyangatra pada masyarakat Desa Balongwono, Kecamatan Trowulan. Sumber : diskominfo kabupaten for JPRM.

Kolomdesa.com, Mojokerto – Pemerintah Kabupaten Mojoerto menggelar program Gerakan Pola Asuh Orang Tua Cegah Stunting Anak Balita (Gelora Cinta) dan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (Satyangatra).

Desa Balongwono, Kecamatan Trowulan mendapat perhatian khusus dari Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati, yang langsung turun ke lapangan untuk mengunjungi desa tersebut.

’’Karena proses pembentukan otaknya (anak) ini sampai usia 5 tahun. Jadi kita harus menjaga anak kita sampai usia tersebut,’’ ucap Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati,

Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mengajak peserta untuk berdialog dan konseling seputar kesehatan keluarga. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan keluarga sejahtera yang senantiasa menjaga kesehatan, terutama Kesehatan anak.

Terkait makanan pendamping ASI, Ikfina Fahmawati menegaskan bahwa orang tua harus memberikan makanan yang kaya akan gizi, protein, dan zat pembangun untuk mencegah stunting.

’’Zat pembangun ini salah satu dari telur, ayam, ikan, daging, dan susu,’’ jelasnya.

Sedangkan Kepala Desa Balongwono Puji Wahyu Ningsih menyambut baik kunjungan bupati ke desa tersebut. Dia berharap kunjungan ini dapat menekan angka stunting dan gizi kurang di wilayahnya. Sekaligus meningkatkan pemahaman masyarakat agar betapa pentingnya menjaga kesehatan sejak dini.

’’Ini menjadi pedoman bagi masyarakat agar pertumbuhan dan perkembangan anaknya baik dan berkualitas pada masa mendatang,’’ bebernya.

Puji Wahyu Ningsih juga menyampaikan bahwa saat ini terdapat tiga anak di desanya yang dinyatakan stunting. Namun, kasus stunting ini disebabkan karena ada penyakit bawaan dari lahir sehingga memperlambat pertumbuhan dan perkembangan sang anak.

’’Masyarakat khususnya ibu hamil, ibu ibu balita, calon pengantin dan pasangan usia subur di desa kami lebih mengerti dan paham pentingnya menjaga asupan gizi di 1.000 hari pertama kehidupan. Saya optimistis, kasus stunting di desa kami akan terus berkurang,”’’ pungkas Puji.

Penulis : Moh. Mu’alim
Editor : Danu

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *