Enam Desa di Morotai Sukseskan Program Destana

Kawasan Otonomi Khusus Morotai. Sumber: Dok. pulaumorotaikab
Kawasan Otonomi Khusus Morotai. Sumber: Dok. pulaumorotaikab

Kolomdesa.com, Pulau Morotai – Sejumlah enam desa di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara dinilai berhasil dalam melaksanakan program Desa Tangguh Bencana (Destana). Desa tersebut yakni Pangeo, Sopi, Juanga, Ngele-Ngele Besar, Mira, dan Sangowo.

Desa-desa tersebut berhasil mencapai status Tangguh Pratama. Indeks ketangguhan desa-desa tersebut berkisar antara 36,68 hingga 49,85, menunjukkan kesiapan yang signifikan dalam menghadapi bencana.

“Program ini bukan hanya tentang kesiapan menghadapi bencana, tetapi juga bagaimana masyarakat dapat hidup dengan aman dan produktif meskipun berada di wilayah rawan bencana,” kata Kepala Bappeda Provinsi Maluku Utara, Muhammad Sarmin di Ternate Selasa (9/7/2024).

Ia menjelaskan, dalam mendukung program ini, pendekatan kepada masyarakat yang digunakan adalah pentahelix. Dalam pendekaan ini menekankan pentingnya partisipasi seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah, relawan, dunia usaha, akademisi, dan media.

Selain itu, Bappeda Provinsi Maluku Utara telah menetapkan tujuan dan sasaran pembangunan daerah untuk periode 2025-2045. Visi ini diarahkan untuk menjadikan Maluku Utara sebagai hub kemaritiman wilayah timur Indonesia yang maju, berdaya saing, dan berkelanjutan.

“Rancangan pembangunan ini telah diselaraskan dengan RPJMN dan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan per kapita, mengurangi kemiskinan dan ketimpangan, serta memperkuat daya saing daerah dan sumber daya manusia,” jelasnya.

Sebagai bagian dari upaya pengurangan risiko bencana, pemerintah daerah juga telah menyusun dan melegalkan dokumen rencana kontingensi untuk berbagai jenis bencana. Di antaranya, banjir, gelombang ekstrim, gempa bumi, tanah longsor, dan letusan gunung api.

Sarmin menjelaskan, langkah-langkah ini mencakup rehabilitasi hutan, pembangunan zona peredam gelombang pasang, serta penyediaan dan rehabilitasi korban bencana atau relokasi. Tujuanya, agar menciptakan lingkungan yang tangguh, aman, dan berkelanjutan bagi warga.

“Pendekatan terpadu ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas mitigasi dan adaptasi terhadap bencana, sehingga masyarakat dapat merasa lebih aman dan siap menghadapi berbagai kemungkinan bencana di masa depan,” tandasnya.

Penulis: Wahyu
Editor: Aziz

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *