BUM Desa Sekapuk Sulap Bekas Tambang Jadi Wisata

BUM Desa Sekapuk berhasil menyulap lahan tambang menjadi Wisata Selo Tirto Giri (Setigi). Melalui unit usaha tersebut, BUM Desa berhasil meraih omset miliaran.
Kepala Desa Sekapuk dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Sumber foto: Jadesta Kemenparekraf.
Kepala Desa Sekapuk dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Sumber foto: Jadesta Kemenparekraf.

Kolomdesa.com, GresikBadan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Sekapuk di Desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur dinilai berhasil menyulap lahan bekas tambang menjadi Wisata Selo Tirto Giri (Setigi). Melalui unit usaha tersebut, BUM Desa ini berhasil meraih omzet miliaran.

Direktur BUM Desa Sekapuk Asjudi menjelaskan berdasarkan Peraturan Desa Sekapuk tentang Pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Sekapuk, BUM Desa ini secara resmi berdiri pada tanggal 16 maret tahun 2009. Ia menyebut, pendirian BUM Desa ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian desa dan membuka lapangan pekerjaan yang luas.

“Tujuan dari pendirian dari BUM Desa Sekapuk ini adalah untuk meningkatkan perekonomian warga Desa Sekapuk dan terbukanya lapangan pekerjaan yang meningkat,” ujar Asjudi.

Tak hanya memiliki unit usaha pengelolaan desa wisata, BUM Desa Sekapuk juga memiliki unit usaha multi jasa, pengelolaan air masyarakat (PAM), kebersihan desa, tambang kapur dan prasarana olahraga terpadu (Upsport).

Sejarah Pendirian Wisata Setigi

Wisata Setigi terletak di Desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Pada mulanya Desa Sekapuk hanyalah tempat yang dikelilingi perbukitan kapur. Sejak lama, warga desa ini mengambil batu-batu kapur yang ada di area perbukitan tersebut. Ketika batu kapur sudah tidak lagi bisa diambil, mereka meninggalkan begitu saja.

Bahkan sejak tahun 2013 sampai 2017 bekas galian kapur itu dijadikan tempat pembuangan sampah warga. Melihat kumuhnya kawasan tersebut, Abdul Halim selaku Kepala Desa Sekapuk 2017 sampai 2023 memutar otak. Dia tidak ingin kawasan desanya menjadi kumuh. Di bawah kepemimpinannya, Abdul Halim berhasil mengubah kawasan bekas galian tambang batuk kapur menjadi destinasi wisata yang diberi nama Setigi. Nama tersebut berasal dari kata selo yang berarti batu, tirto yang berarti air dan giri yakni bukit.

BUM Desa Sekapuk Sulap Bekas Tambang Jadi Wisata
Miniatur musholla Madinah di kawasan Wisata Setigi. Sumber foto: Jadesta Kemenparekraf.

“Dulu lahan wisata Setigi hanyalah tempat sampah. Saya coba bersihkan dan rapikan. Bahkan di awal pembangunan Setigi, ada fasilitas warga yang dibakar warga,” ujar Halim.

Selo Tirto Giri atau lebih dikenal dengan Setigi adalah salah satu daya tarik wisata baru yang ada di Desa Sekapuk. Daya Tarik Wisata ini menyajik­an keindahan panorama alam perbuki­tan kapur dengan berbagai bentuk goa dan cerukan yang dihasilkan dari aktivi­tas penambangan beberapa puluh tahun silam. Panorama tenggelamnya matahari atau sunset turut menambah eksotisme obyek wisata ini. Alam pedesaan dan ramah tamah masyarakatnya turut menambah daya tarik obyek wisata ini.

Desa Sekapuk memiliki area tambang kapur seluas 5 hektare. Area tambang ini menjadi aset desa, sebagian sudah tidak ditambang, namun sebagian lagi masih ditambang warga. Karena tidak ingin menyia-nyiakan aset desa ini, pada tahap awal, pemerintah desa, BUM Desa dan warga bersama-sama mengelola 1,5 hektare lahan bekas tambang tersebut untuk dijadikan tempat wisata.

Pembangunan setigi dimulai dari dana desa dan tabungan murni dari warga setempat. Komunikasi yang dilakukan pemerintah desa, BPD, BUM Desa, dan RT melalui rapat rutin setiap tanggal 1 setiap bupannya. Investasi ini dimulai dari setiap hari sebesar Rp 8 ribu dan pertahunnya sebesar Rp 2,4 juta rupiah dengan mendapat 1 surat saham. Sedangkan pembagian SHU pertama kali sudah dilakukan dengan kurang lebih 2 ribu surat saham yang ikut dan memperoleh profir sebesar Rp 500 ribu sekian per surat saham.

Setigi yang dibangun murni oleh warga sekapuk dan dibuat dengan tema peradaban dengan banyaknya spot foto, terdapat tangga derajad, musium batu kars, candi topeng nusantara, goa pancoran, monument setigi, panggung batu, patung Gopala dwarapala. Jembatan peradaban dengan kapasitas 70 ton, danau Jamrud dengan air terjun bisa bersepeda air dan memberi makan ikan.

Data pengunjung Setigi pada tahun 2020 berjumlah sebanyak 259.738, pada tahun tersebut wisata Setigi pertama kali dibuka. Kemudian pada tahun 2021 jumlah pengunjung wisata Setigi mengalami penurunan dikarenakan adanya covid-19, selama pandemi wisata Setigi tutup sehingga berimbas pada penurunan jumlah pengunjung di tahun 2021 yaitu sebanyak 179.040.

Wisata yang dianggap seumur jagung ini telah mendatangkan wisatawan dari berbagai wilayah baik lokal, nasional dan bahkan dari luar negeri seperti Australia, eropa, dan yang lainnya.

Fasilitas di Setigi meliputi areal parkir, balai pertemuan, cafetaria, kamar mandi umum, kios souvenir, kuliner, musholla, outbound, selfie area, spot foto, tempat makan dan wifi area.

Jam Operasional dan Rute

Jam operasional Wisata Setigi dibuka setiap hari, mulai dari jam 08.00 sampai 17.00 WIB. Sedangkan untuk tiket masuk ke Setigi terbilang murah, untuk memanjakan mata dan melepas penat di akhir pekan, pengunjung cukup membayar Rp15 ribu untuk dewasa dan anak-anak hanya dipatok dengan harga Rp10 ribu.

Lokasi Wisata Setigi yang berlokasi di Kampung Slolok, Desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Perjalanan dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi, baik mobil maupun motor. Destinasi wisata Setigi ini dapat ditempuh dalam waktu 50 menit dari pusat kota.

Raih Berbagai Prestasi

Tidak heran kalau Desa Sekapuk benar-benar mencuri perhatian media, berbagai media telah meliput Setigi dari media lokal hingga nasional, bahkan sang kades pernah diundang ke Metro TV dalam acara Kick Andy karena telah mendapatkan berbagai penghargaan diantaranya:

  1. Abdul Halim sebagai Penggagas Wisata Setigi dari Anugerah Times Indonesia Jakarta, 6 Januari tahun 2020;
  2. Wisata Setigi dengan kategori The Best Potential Destination On Artificial 2020, di Bali
  3. Abdul Halim sebagai The Most Innovative Leader, Jakarta, Februari tahun 2021;
  4. Desa Sekapuk sebagai Desa Tanpa Korupsi;
  5. Wisata Setigi sebagai wisata buatan terbaik oleh Anugrah Wisata Gresik tahun 2021
  6. Desa Sekapuk menjadi juara 1 Desa Brilian se-Indonesia tahun 2020 oleh BRI bekerjasama dengan Kementerian Desa, Pembangunan, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi;
  7. Desa Sekapuk masuk dalam 300 desa terbaik pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Modal BUM Desa Sekapuk

Penyertaan modal awal BUM Desa Sekapuk ini berasal dari dana desa (DD) sebesar Rp 222 juta. Selain itu pemerintah desa membuka ruang investasi ke warga Desa Sekapuk. Dana investasi yang terkumpul sebesar Rp 1,7 miliar untuk pengembangan unit usaha yang tengah dirintisnya.

Peningkatan Lapangan Pekerjaan yang Tersedia

BUM Desa Sekapuk mampu meningkatkan perekonomian masyarakat melalui unit usaha yang dikembangkannya. Untuk saat ini ada 289 tenaga kerja lokal terserap. Ditambah lagi, unit usaha tambang kapur yang dikelola BUM Desa ini berhasil menyerap 350 tenaga kerja.

Pendapatan BUM Desa Sekapuk

Pendapatan BUM Desa Sekapuk pada tahun 2020 sebesar Rp 11 miliar lebih dengan keuntungan sekitar Rp 4,5 miliar dan pada tahun 2021 mengalami penurunan karena pandemi sebesar Rp 7,57 miliar. Selain itu juga, BUM Desa Sekapuk telah memberikan PADes pada tahun 2020 sampai tahun 2021 sebesar Rp 3,4 miliar.

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya