Kolom Desa

BUM Desa Kerto Raharjo Raih Omzet Miliaran Lewat Pengembangan Ekowisata Boon Pring

Pengurus BUM Desa Kerto Raharjo bersama Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Sumber foto: website resmi Kanal Desa

Kolomdesa.com, MalangBUM Desa Kerto Raharjo milik Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang dinilai mampu memberikan angin segar bagi warga desa setempat lewat pengelolaan wisata Boon Pring. Melalui unit usaha pengelolaan Ekowisata Boon Pring ini, BUM Desa ini berhasil raih omzet miliaran.

BUM Desa Kerto Raharjo secara resmi berdiri pada tahun 2017. Hal ini berdasarkan Peraturan Desa Sanankerto tentang Pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Kerto Raharjo.

Direktur BUM Desa Kerto Raharjo Samsul Ariffin mengungkapkan bahwa pendirian BUM Desa ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian desa dan membuka lapangan pekerjaan yang luas.

 “Tujuan dari pendirian dari BUM Desa Kerto Raharjo ini adalah untuk meningkatkan perekonomian warga Desa Lumindai dan terbukanya lapangan pekerjaan yang meningkat,” ujar Samsul.

Tak hanya memiliki unit usaha pengeloaan desa wisata, BUM Desa Kerto Raharjo juga memiliki unit usaha grosir sembako, koperasi karyawan, tempat pengolahan limbah, hingga layanan jasa pengelola event.

Sejarah Pendirian Ekowisata Boon Pring

BUM Desa Kerto Raharjo terletak di Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Salah satu ciri khas utama Desa Sanankerto adalah Wisata Boon Pring. Saat ini Wisata Boon Pring menjadi daya tarik utama bagi wisatawan dari berbagai daerah.

Obyek daya tarik wisata Boon Pring merupakan salah satu obyek wisata alam yang dimiliki oleh Kabupaten Malang. Penamaan Boon Pring sendiri diambil dari Bahasa Jawa yang memiliki arti sebagai berikut, Boon berarti anugerah, sedangkan Pring berarti bambu. Masyarakat memberikan nama tersebut dikarenakan pohon-pohon bambu yang berada di Boon Pring memberikan anugerah yang sangat melimpah, mulai dari segi pengairan yang tidak pernah kering, maupun dari segi pendapatan masyarakat atas adanya Boon Pring itu sendiri.

BUM Desa Kerto Raharjo Raih Omzet Miliaran Lewat Pengembangan Ekowisata Boon Pring
Salah satu fasilitas di Boon Pring. Sumber foto: Instagram Boon Pring Andeman

Pada tahun 2017 pemerintah desa meresmikan dan mengembangkan Boon Pring sebagai ekowisata. Sebelumnya Boon Pring sudah beroperasi pada tahun 2013, namun pengelolaannya di bawah naungan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Saat ini Boon Pring merupakan bagian dari unit usaha dari BUM Desa Kerto Raharjo.

Objek Wisata Boon Pring memadukan wisata alam dengan pemandangan hutan bambu dan embung air atau sering disebut cekungan penampungan air yang berfungsi untuk mengatur air dan suplai aliran air hujan untuk meningkatkan kualitas air di badan air yang terkait seperti sungai dan danau seluas 36,8 Ha. Pengunjung bisa berkeliling hutan bambu dengan jalan kaki atau naik armada wisata, bisa juga dengan naik perahu boat berkeliling pulau.

Kawasan Boon Pring memang telah menjadi perhatian desa sejak tahun 1975 karena berbagai potensinya. Kawasan ini perlahan dikembangkan menjadi desa wisata sejak tahun 1980 dan mendapatkan bantuan pengembangan pembangunan pada tahun 2021 melalui bangunan kolam renang anak-anak. Termasuk keberadaan 60 kedai warung makan milik warga dan BUM Desa Kerto Raharjo.

Salah satu daya tarik dari Boon Pring adalah terdapat danau yang luas. Para pengunjung bisa berjalan-jalan mengelilingi danau sambil menikmati pemandangan yang sejuk dan syahdu. Danau di Boon Pring ini pun bukan sembarang danau, karena terdapat 6 mata air yang membentuk danau. Keenam mata air tersebut antara lain Sumber Maron, Sumber Gatel, Sumber Towo, Sumber Adem, Sumber Krecek, dan Sumber Seger.

Selain menonjolkan wisata berupa waduk, Boon Pring juga memiliki lanskap hutan bambu yang indah. Hutan bambu ini jauh dari kesan mistis, karena pepohonan tidak hanya dibiarkan tumbuh secara liar, namun dirawat. Setidaknya terdapat 115 jenis bambu dan berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan juga luar negeri seperti dari Jepang dan Tiongkok.

Jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2019 sebanyak 150.209 dan tahun 2020 mengalami kenaikan menjadi 161.954. Data tersebut memenuhi syarat untuk menunjang pengelolaan BUM Desa yang berkelanjutan. Jika dilihat dari kunjungan wisata yang mengalami kenaikan dari tahun ke tahun tentunya juga dengan adanya fasilitas yang disediakan oleh pengelola yang terus dikembangkan, sehingga wisatawan merasa nyaman dan ingin datang kembali untuk berwisata di Ekowisata Boon Pring.

Jam Operasional dan Rute

Jam operasional Wisata Boon Pring dibuka setiap hari, mulai dari jam 08.00 sampai 17.00 WIB. Dengan harga tiket sebesar Rp 5 ribu sampai 20 ribu rupiah. Penentuan harga tersebut tergantung pilihan wahana dan jenis wahanya.

Tak hanya menonjolkan keindahan alamnya, Boon Pring dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan wahana agar menambah kenyamanan pengunjung. Terdapat kolam renang, sepeda perahu, flying fox, outbound, agrowisata sawah dan sayur, sesi membuat kue tradisional, serta masih banyak lainnya. Destinasi wisata ini juga sudah dilengkapi dengan camping ground, armada transportasi, pemandu lokal, homestay, dan ruang pertemuan.

Rute menuju ke destinasi wisata Boon Pring ini menggunakan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat dengan rute dari arah Kota Malang kemudian langsung menuju Kecamatan Turen kurang lebih sejauh 40 kilometer.

Raih Berbagai Prestasi

Pada tahun 2022 mendapatkan penghargaan dari 5th ASEAN Rural Developtmen and Poverty Eradiction (RDPE) Leadership Awards. Apresiasi ini berdasarkan atas pengembangan desa wisata berkelanjutan. Penghargaan bergengsi ini diberikan kepada perwakilan negara-negara ASEAN yang telah memberikan dampak bagi pengembangan desa, pemberdayaan masyarakat, konservasi lingkungan, serta pengentasan kemiskinan.

Tak hanya harum di kancah Internasional, BUM Desa Kerto Raharjo juga sempat menyabet penghargaan dari PT Astra Internasional melalui Kampung Berseri dan Desa Sejahtera karena turut andil memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

Prestasi mengagumkan ini memang tidak datang begitu saja, ada andil BUM Desa Kerto Raharjo, Pemerintahan Desa Sanankerto dan masyarakatnya bekerja sama agar ekonomi desanya bisa tumbuh dengan baik.

Modal BUM Desa Kerto Raharjo

Penyertaan modal awal BUM Desa Kerto Raharjo ini berasal dari dana desa (DD) sebesar Rp 470 juta. Selain itu pemerintah desa menambah dana sebesar Rp 170 juta untuk pengembangan unit usaha yang tengah dirintisnya.

Peningkatan Lapangan Pekerjaan yang Tersedia

BUM Desa Kerto Raharjo mampu meningkatkan perekonomian masyarakat melalui unit usaha yang dikembangkannya. Untuk saat ini, karyawan yang bekerja di BUM Desa BUM Desa Kerto Raharjo melalui unit usahanya sebanyak 110 orang. Selain itu juga, BUM Desa ini bermitra dengan masyarakat dalam rangka pengembangan UMKM.

Pendapatan BUM Desa Kerto Raharjo

Pendapatan BUM Desa Kerto Raharjo dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Pada tahun 2017 sebesar Rp 994 juta, sedangkan pada tahun 2018 sebesar Rp 2,8 miliar. Selanjutnya pada tahun 2019 sebesar Rp 4,8 miliar dan pada tahun 2020 sebesar 2,7 miliar.

Exit mobile version