Site icon Kolom Desa

Optimalkan Pertumbuhan Anak, Desa Antasari Hilir Gelar Pencegahan Stunting

Penjabat (Pj) Bupati Tapin M Syarifuddin (tengah) saat memantau pengukuran tinggi badan balita pada kegiatan Gebyar Gerakan Pencegahan Stunting Serentak 2024 di Desa Antasari Hilir, Kecamatan Tapin Utara, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.

Penjabat (Pj) Bupati Tapin M Syarifuddin (tengah) saat memantau pengukuran tinggi badan balita pada kegiatan Gebyar Gerakan Pencegahan Stunting Serentak 2024 di Desa Antasari Hilir, Kecamatan Tapin Utara, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Sumber: HO-Pemkab Tapin

Kolomdesa.com, – Tapin – Gebyar Gerakan Pencegahan Stunting Serentak 2024 di Desa Antasari Hilir, Kecamatan Tapin Utara digelar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapin, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Gelaran gebyar tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan anak, hingga menekan penurunan angka gagal tumbuh kembang.

“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini yang telah dilaksanakan oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Tapin. Kegiatan ini merupakan gerakan intervensi serentak, saya berharap percepatan penurunan stunting bisa dapat lebih optimal,” kata Penjabat (Pj) Bupati Tapin M Syarifuddin di Rantau, Selasa, (2/07/2024)

Syarifuddin mengungkapkan kegiatan ini diisi dengan penimbangan dan pengukuran balita. Hal tesebut sebagai langkah awal dalam percepatan penurunan angka stunting, kegiatan dihadiri langsung oleh Pj Bupati Tapin M Syarifuddin beserta Ketua TP PKK Tapin Masrupah.

“Saya mengingatkan, perlu perhatian khusus bagi calon pengantin, ibu hamil, keluarga dengan bayi di bawah umur dua tahun, hingga balita untuk terus dipantau,” ujarnya.

Menurut Syarifuddin, upaya penanganan dengan cara ini sangat krusial guna memastikan kesehatan dan perkembangan anak tumbuh dengan baik. Sehingga anak mampu tumbuh dan berkembang dengan baik.

Sementara itu, Kepala Dinas PPKB Kabupaten Tapin Ahlul Jannah mengatakan gerakan ini merupakan bagian dari upaya kolektif untuk menurunkan angka stunting di Indonesia khususnya di Kabupaten Tapin.

“Pada 2023 angka prevalensi stunting kita hanya turun 0,1 persen, jauh lebih rendah dibandingkan 2020. Sehingga kita perlu upaya maksimal agar 2024 lebih baik lagi,” tutur Ahlul.

Penulis : Devi arp
Editor : Danu

Exit mobile version