Omzet Pengusaha Penjor di Desa Dalung Tembus Rp500 Juta

Ni Luh Mariani, seorang penguasa penjor dan janur di Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung, menerima pencairan pembiayaan dari BTPN Syariah. Sumber: Detikbali
Ni Luh Mariani, seorang penguasa penjor dan janur di Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung, menerima pencairan pembiayaan dari BTPN Syariah. Sumber: Detikbali

Kolomdesa.com, Badung –  Senyum manis terpancar dari seorang pengusaha penjor dan janur di Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Ni Luh Mariani saat pihak BTPN Syariah menyambangi usahanya. Kini dirinya mengaku omzetnya paling sedikit Rp500 juta dalam satu tahun.

Usaha penjor dan janur Mariani terus berkembang di tengah bantuan permodalan BTPN Syariah. Dari pembiayaan awal hanya Rp 5 juta, Mariani kini berhasil mengantongi hingga Rp 100 juta.

“Astungkara, usaha terus berkembang. Dari menjajakan penjor dan janur keliling, kini saya mempekerjakan 30 karyawan,” kata Mariani, Selasa (25/06/2024).

Perempuan 39 tahun ini bahkan berhasil mengirim penjor karyanya hingga ke Amerika dan rutin dipesan dalam acara-acara besar, seperti G20. Penjor-penjor buatan Mariani juga kerap dipajang di sepanjang jalan dalam festival-festival kebudayaan dan hari raya.

“2014 saya pertama kali jadi nasabah. Uang itu kemudian saya gunakan sebagai modal usaha. Karena sukses mengembangkan usaha, pelan-pelan saya membentuk kelompok beranggotakan 11 perempuan untuk saling berusaha dengan bantuan pembiayaan BTPN Syariah,” imbuh Mariani.

Kerja keras dan ketekunan Mariani berbuah manis. Ia sukses melebarkan sayap usahanya hingga menambah satu toko penjor dan janur, dan merambah bisnis cuci pakaian. Soal omzet, Mariani mengungkapkan omzetnya paling sedikit Rp 500 juta dalam satu tahun.

Tak hanya Mariani, senyum juga tersungging dari bibir para ibu rumah tangga di Lingkungan Gede, Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi, Badung. Mereka semringah setelah BTPN Syariah mencairkan permohonan pembiayaan untuk modal usaha mereka. Dari belasan ibu-ibu yang berkumpul dalam pertemuan rutin, tiga di antaranya kembali mendapatkan permodalan.

Inurul Kinanah, satu dari belasan ibu-ibu yang tergabung dalam satu komunitas Sentra Apit Yeh Kelurahan Sempidi, mengantongi pembiayaan Rp 10 juta. Pedagang sayur itu berencana menggunakan dana segar yang diperolehnya untuk menambah permodalan.

“Ya, langsung mau digunakan untuk menambah usaha, menambah modal jualan sayur. Ada rencana cari karyawan juga,” ujar perempuan berusia 45 tahun itu setelah pertemuan rutinan tersebut.

Inurul mengatakan pembiayaan ultra mikro dari BTPN Syariah telah membantu usahanya berkembang. Ia awalnya bermodalkan Rp 3 juta untuk berjualan sayur di Pasar Tiara, Jalan Cokroaminoto, Denpasar. Setelah mendapat bantuan permodalan, Inurul mengembangkan usahanya hingga beromzet jutaan rupiah setiap hari.

“Saya jualan dari malam sampai esok paginya, jam 6 (pagi) cuma untung Rp 300 ribu per hari. Dulunya jualan sendiri. Setelah itu, mulai dengan (pembiayaan) modal awal Rp 3 juta. Untungnya sekarang bisa Rp 2,5 juta sampai Rp 3 juta per hari,” tuturnya.

Tidak hanya Inurul, ibu-ibu dalam kelompoknya juga merasakan hal serupa. Rahayu misalnya, yang menawarkan jasa pijat sejak 2016. Rahayu juga menjadi ‘komandan’ dalam kelompok wirausaha perempuan tersebut.

Rahayu mengatakan ada sekitar 17 ibu-ibu yang tergabung dalam kelompoknya. Mereka menjalankan usaha yang berbeda-beda, mulai dari cuci pakaian, jual-beli barang bekas, mebel, hingga makanan.

Rahayu menjadi nasabah BTPN Syariah sejak 2016 dan hampir tidak pernah menemukan kendala saat mengembangkan usahanya. Pasalnya, sambung dia, BTPN Syariah tidak hanya menawarkan pembiayaan, tetapi juga pendampingan bagi ibu-ibu dalam menjalankan usahanya.

“Didampingi petugas yang ramah, diajarkan mengelola keuangan, modal, untung, kebutuhan, sehingga tidak ada masalah,” terang dia.

Sementara itu, Kepala Pembiayaan BTPN Syariah Area Bali dan Kupang Dony Aditya Darmawan menjelaskan Inurul, Rahayu, dan Mariani merupakan sebagian potret perempuan yang tercipta dari program pembiayaan ultra mikro perusahaan.

Sebagai bank pemberdaya, Doni mengeklaim telah sukses mengantar para ibu-ibu dalam mengembangkan usahanya dan mencapai mimpinya. “Kami berkomitmen pada pemberdayaan perempuan dan memberikan kesempatan untuk mereka membangun hidup lebih berarti dalam keluarga,” katanya.

Corporate and Marketing Communication Head BTPN Syariah Ainul Yaqin menambahkan perusahaan telah menyalurkan pembiayaan Rp 78 miliar di Bali dan melayani 27 ribu nasabah di 3.100 sentra di 57 kecamatan.

Secara keseluruhan, BTPN Syariah telah melayani 7 juta nasabah hingga kuartal I 2024, meliputi lebih dari 255 ribu komunitas di 2.600 kecamatan di 26 provinsi mulai dari Sumatra, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Kalimantan, hingga Sulawesi. Adapun, pembiayaan seluruhnya mencapai Rp 10,9 triliun.

Penulis : Fais

Editor : Habib

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *