Kolomdesa.com, Kutai Kartanegara – Sebanyak 300 lebih desa di Kalimantan Timur (Kaltim) berpotensi meraih status desa mandiri. Hal tersebut merupakan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa.
“Ketika indikator itu sudah dapat memenuhi, maka secara otomatis indikator desa membangun (IDM) sudah pasti naik,” kata Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Kaltim, Sumali, Selasa (11/06/2024).
Sumali mengatakan pentingnya memenuhi Idikator Desa Membangun (IDM) untuk mencapai status Desa Mandiri. Desa Mandiri adalah cerminan kesuksesan pembangunan, untuk mencapai Desa Mandiri setidaknya mampu memenuhi 3 indikator.
“Indikator pertama adalah ekonomi. Setiap desa harusnya sudah memiliki pasar. Dengan adanya wadah perbelanjaan, perputaran ekonomi pasti berjalan, sehingga dapat menaikkan pendapatan ekonomi,” jelasnya.
Sumali menjelaskan selain indikator ekonomi, Indikator kedua tentang sosial. Kemudian melihat keterlibatan masyarakat dalam merancang anggaran desa sehingga masyarakat harus dilibatkan.
“Indikator ketiga yang menjadi perhatian adalah ekologi, dimana desa harus mampu mengelola lingkungannya dengan baik. Meliputi beberapa sumber seperti mempertahankan kebudayaan tradisi lokal masyarakat tersebut untuk menjaga kelestariannya,” tambahnya.
Sementara itu, dengan total 841 desa di Kaltim, pencapaian 300 lebih desa yang hampir mencapai status desa mandiri menunjukkan kemajuan yang signifikan. Apdesi terus mendorong agar setiap desa dapat mengambil peran dalam pembangunan di Kaltim.
“Dengan adanya Desa Mandiri, desa tidak lagi tergantung dari anggaran pusat melainkan dapat menciptakan pendapatannya sendiri, seperti BUMDes yang berjalan. Walaupun tetap ada campur tangan pemerintah, tetap ada dana desa,” ungkapnya.
Sumali berharap pembangunan desa yang mandiri ini dapat mendorong kemandirian ekonomi, sosial, dan ekologi yang berkelanjutan bagi masyarakat di Kaltim.
Penulis : Devi arp
Editor : Habib Az
