Site icon Kolom Desa

BUM Desa Pamor Berhasil Bangkit Melalui Unit Usaha LPG

Unit usaha LPG BUM Desa Pamor. Sumber foto: Kanal Desa/Maharani.

Unit usaha LPG BUM Desa Pamor. Sumber foto: Kanal Desa/Maharani.

LOMBOK TIMUR – Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Paokmotong Reborn (Pamor) dinilai mampu memberikan angin segar bagi masyarakat Desa Paokmotong, Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur dengan dikembangkannya Unit Usaha Liquefied Potreleum Gas (LPG). Melalui unit usaha ini, berbagai kebutuhan dasar masyarakat bisa terpenuhi dengan baik.

Direktur BUM Desa Pamor, Reza Triwaladi Rahman mengungkapkan BUM Desa Pamor ini secara resmi berdiri pada tahun 2021 berdasarkan Peraturan Kepala Desa Paokmotong tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Desa. Salah satu tujuan dari pendirian BUM Desa Pamor ini dalam rangka untuk meningkatkan usaha ekonomi masyarakat dan membuka lapangan pekerjaan yang meningkat.

“Pendirian BUM Desa ini untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan membuka lapangan pekerjaan yang luas,” ujar Reza.

Unit Usaha Liquefied Potreleum Gas (LPG)

Jika pergi ke Gunung Rinjani, salah satunya pasti melalui jalan utama Desa Paokmotong. Di desa yang sangat strategis ini terdapat sebuah pasar tradisional yang menjadi urat nadi ekonomi masyarakat. Namanya Pasar Paokmotong yang menghidupi bagi penduduk sebanyak 17 ribu jiwa ini.

Keberadaan pasar memang melekat pada desa ini. Disinilah tempat pemberhentian sekaligus pemindahan barang dan sayur mayur yang berasal dari kawasan sekitar kaki Gunung Rinjani. Seperti Sembalun, Pringgasela, Suela dan desa-desa penghasil sayur mayur lainnya di Lombok Timur.

Bahkan setiap hari Jumat, pasar ini terasa semakin padat dan mengakibatkan kemacetan parah oleh transaksi jual beli barang. Bagi masyarakat Lombok Timur, dikenal dengan sebutan Pekenan Jumat atau pasar khusus hari Jumat.

Hiruk pikuk kegiatan di pasar menjadi usaha bagi BUM Desa Pamor untuk menyediakan LPG sekaligus pangkalan resmi distribusi gas bagi masyarakat miskin. Kebutuhan dan permintaan LPG 3 kilogram ini menjadi kebutuhan dasar masyarakat dan usaha skala rumahan.

LPG dari BUM Desa Pamor bisa melengkapi dan mengurangi beban pengeluaran untuk membeli gas, karena harga eceran biasanya Rp 20 ribu sampai Rp 22 ribu. Sedangkan di BUM Desa Pamor ini harganya hanya Rp 15 ribu. Biasanya penggunaan LPG ini untuk usaha olahan pizza, penjual gorengan, toko kelontong dan lain sebagainya.

Kebutuhan akan LPG di Indonesia memang besar. Tak salah jika Pemerintah Indonesia harus menyediakan 72,95 juta barel setara minyak (BOE) pada tahun 2021. Jumlah tersebut naik 4,74 persen dari angka 69,62 juta BOE pada tahun 2020 seperti yang dilansir oleh dataindonesia.id menurut sumber Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Kebutuhan akan gas LPG yang sangat besar ini menjadi salah satu kegiatan bagi BUM Desa Paokmotong Reborn atau disingkat BUM Desa Pamor. Alasan utama usaha ini agar keberadaan BUM Desa mampu menyalurkan gas secara tepat sasaran sekaligus membantu kebutuhan energi bagi skala rumah tangga dan usaha masyarakat lainnya.

Saat ini, BUM Desa Pamor belum mampu memenuhi semua sektoral penyebaran LPG 3 kilogram secara maksimal. Ketersediaan barang tiap bulannya masih terbatas dan maksimal distribusi tiap minggu hanya mencapai 100 tabung. Ini berdasarkan surat perjanjian yang sudah disepakati antara PT. Mitra Abadi Pratiwi selaku agen LPG 3 kg dan BUM Desa Pamor, disepakati bahwa setiap bulan tersedia 400 tabung dengan pengiriman tiap minggu sebanyak 100 tabung LPG.

Transformasi BUM Desa Pamor

Tak mudah bagi BUM Desa Pamor untuk menjadi lokasi pangkalan LPG 3 kg secara resmi. Selama satu tahun pengurus BUM Desa mengurusi perizinan agar usaha ini legal dan tidak menjadi masalah di kemduian hari. Mulai dari mengurusi perijinan pada tingkat desa, kabupaten, hingga provinsi.

Perjalanan BUM Desa Pamor memang berlika-liku. Sebelumnya, BUM Desa ini bernama Al-amanah yang berdiri sejak tahun 2014, namun sejak itu tak banyak yang dilakukan oleh para pengelolanya. Sehingga pada tahun 2021, namanya berganti menjadi BUM Desa Pamor. Pergantian nama menjadi Pamor yang merupakan singkatan dari Paokmotong Reborn sendiri sebagai bentuk pengharapan pemerintah desa supaya BUM Desa ini bisa bangkit dan lebih inovatif dalam membantu perekonomian masyarakat.

BUM Desa Pamor terus meningkatkan berbagai usaha agar perekonomian masyarakat Desa Paokmotong berkembang. Harapannya agar berbagai kebutuhan dasar masyarakat bisa terpenuhi dengan baik. Selain, penyediaan LPG 3 kilogram, mereka juga memfasilitasi penerbitan Nomor Induk Usaha dan Penerbitan Kelompok Industri Rumah Tangga (KIRT). Selain itu juga BUM Desa Pamor berencana akan membuka unit usaha pengembangan Tembakau Rakyat.

Modal BUM Desa Pamor

Penyertaan modal BUM Desa Pamor berasal dari Pemerintah Desa Paokmotong sebesar Rp 150 juta. Dengan Modal tersebut BUM Desa Pamor dapat mengembangkan kebutuhan unit usaha LPG yang dikelolanya.

Peningkatan Lapangan Pekerjaan yang Tersedia

BUM Desa Pamor mampu menghidupkan perekonomian masyarakat melalui unit usaha yang dirintisnya. Untuk saat ini, BUM Desa Pamor melalui unit usaha LPG telah menyerap tenaga kerja sebanyak 10 orang karyawan warga Desa Paokmotong .

Pendapatan BUM Desa Pamor

BUM Desa Pamor adalah sebuah badan usaha milik desa yang mengalami pertumbuhan substansial dalam operasional dan kinerja keuangannya dari tahun 2021 hingga 2023. Periode ini ditandai dengan meningkatnya usaha yang dikelolanya.  Hingga saat ini keuntungan dari BUM Desa ini sebesar Rp 30 juta sampai 40 juta per tahun.

Exit mobile version