Program Satu Desa Satu Produk Gerakkan UMKM dan Ekonomi Desa

Salah satu perajin aneka produk berbahan baku enceng gondok asal Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak saat menunjukkan hasil kerajinannya.. Foto : ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif
Salah satu perajin aneka produk berbahan baku enceng gondok asal Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak saat menunjukkan hasil kerajinannya.. Foto : ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif

DEMAK – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak, Jawa Tengah menyatakan komitmennya untuk terus merealisasikan program satu desa satu produk atau One Village One Product (OVOP). Program ini sebagai upaya mengembangkan produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta menggerakkan perekonomian desa.

“Dari sejumlah organisasi perangkat daerah terkait memang sudah mendukung program One Village One Product atau OVOP melalui berbagai kegiatan, seperti pelatihan membuat kerajinan hingga pengemasannya,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Demak, Akhmad Sugiharto, Senin (20/5/2024).

Ia mencatat di beberapa desa sudah muncul aneka produk yang bisa didorong menjadi produk khas desa setempat. Di antaranya batik tulis maupun batik lukis khas Demak, pengasapan ikan, kerajinan eceng gondok, kaligrafi, olahan buah mangrove, rebana, dan produk jambu.

Menurut Akhmad, pada rapat koordinasi dengan kepala desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), pihaknya juga mendorong pemerintah desa untuk mewujudkan program OVOP.

“Selain bisa meningkatkan roda perekonomian masyarakat, tentunya bisa menjadi bagian dari upaya pemberdayaan UMKM lokal menjadi lebih berdaya saing,” ujar dia.

Salah satu perajin produk berbahan baku eceng gondok asal Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak, Sumartiningsih mengaku dapat menghasilkan sejumlah produk antara lain tas, tempat tisu, vas bunga, gantungan kunci, sandal, dan baki untuk buah-buahan. Harga jual produknya disebut bervariasi, mulai dari Rp 5.000 hingga mencapai sekitar Rp 800 ribu.

Dalam upaya mengembangkan usahanya, Sumartiningsih mengaku mengikuti kegiatan pelatihan yang digelar Pemkab Demak, seperti pelatihan pemasaran dan pengemasan produk. Ia juga mengaku pernah diajak mengikuti kegiatan studi banding.

“Agar menjadi produk andalan di desa, tentunya membutuhkan dukungan untuk mengembangkan usahanya agar lebih maju, baik tenaga kerja maupun bahan bakunya, karena sebagian masih harus didatangkan dari Semarang,” tutup Sumartiningsih.

Penulis : Moh. Mu’alim
Editor : Habib

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *