KEPULAUAN SELAYAR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel) melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) kebut pemerataan aliran listrik yang ada di daerahnya. Pasalnya, dari total 88 desa/kelurahan yang di daerah itu, terdapat 25 desa yang hingga saat ini masih belum teraliri listrik.
“Masih ada yang belum mendapatkan layanan listrik karena kapasitas dan kuantitas pembangkit yang belum merata. Belum mencukupi kebutuhan Listrik,” kata Sekretaris Badan perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah Selayar, Al Amin, Senin (20/5/2024).
Ia mengatakan, mengejar rasio elektrifikasi (RE) 100 persen merupakan salah satu perhatian utama selama pemerintahan Bupati Selayar, Basli Ali. Hal itu bisa dilihat dengan makin meningkatnya RE dari tahun ketahun.
“Saya ingat betul ketika Pak Bupati baru dilantik 2016 lalu beliau langsung menemui Direktur PLN. Beliau sangat memahami bahwa salah satu hal yang sangat penting dalam upaya mengekselerasi pembangunan adalah ketersedian energi, dalam hal listrik,” ujarnya.
Pada 2018 RE tercatat 68,46%, kemudian meningkat menjadi 95,35% pada 2020. Kemudian saat ini sudah mencapai 95,92%.
Ia mengungkapkan, pemerataan layanan listrik di Kepulauan Selayar tidak sama dengan kabupaten/kota lainnya di Sulsel. Hal itu disebabkan oleh faktor geografis.
“Kita dibatasi kondisi geografis yang merupakan kepulauan,” terangnya.
Adapun PT PLN (Persero) ULP Selayar mencatat, terdapat 25 desa yang belum teraliri listrik. Di wilayah daratan tersisa 2 desa, sementara di wilayah kepulauan, 6 desa di Kecamatan Pasilambena, 5 desa di Pasimarannu, 5 desa di Pasimasunggu, 5 desa di Pasimasunggu Timur, dan 2 desa di Taka Bonerate.
Penulis: Hafidus Syamsi
Editor: Danu