PATI – Desa Bakaran Wetan, Kecamatan Junawa, Kabupaten Pati, Jawa Tengah menyelenggarakan acara sedekah bumi sebagai bentuk syukur kepada Tuhan. Sekarangkaian acara akan dimulai dari Manganan Sigit, Kondangan Petinggen hingga Kleneng serta alunan dari Karawitan Suklaras akan meramaikan Balai Desa Bakaran Weta.
“Untuk kali ini, kita telah menyiapkan serangkaian acara bertajuk Sedekah Bumi Bakaran Wetan 2024 yang akan berlangsung mulai tanggal 23 Mei-30 Juni 2024,” jelas Kepala Desa Bakaran Wetan, Wahyu Supriyo, Minggu (19/5/2024).
Acara pertama adalah Kirab Tumpeng disusul Bancaan Punden. Tradisi ini memperlihatkan suburnya budaya di Desa Wisata Bakaran Juwana selama ini.
Dalam gelaran Sedekah Bumi ini, tak elok bila tak menyaksikan Pagelaran Wayang Kulit oleh Dalang Ki Rama Aditya. Serta Dalang Ki Purbo Asmoro pada malam harinya.
“Menutup gelaran Sedekah Bumi, seluruh masyarakat desa wisata Bakaran Wetan akan berkumpul menggelar shalawatan bersama Habib Muhammad Syafi’i Bin Idrus Alaydrus, sebagai wujud rasa syukur,” imbuh Wahyu.
Desa ini berasal dari hutan yang dibakar oleh seorang wanita bernama Nyi Sabirah, keturunan dari Kerajaan Majapahit. Begitu hutan menjadi abu, kemudian abu itu jatuh dimana-mana dan di situlah Desa Bakaran berada.
“Nyai Ageng Sabirah lah yang telah mengajarkan membatik sehingga turun temurun diajarkan dan dilestarikan sampai sekarang,” cerita Wahyu.
Sejarah ini bisa ditelaah ketika mengunjungi Museum Batik Sudewi di Desa Bakaran Wetan. Mau belajar membatik khas Bakaran Wetan dengan warna sogan hitam terbakar juga bisa. Motifnya sangat khas berbeda dibandingkan batik Solo maupun Pekalongan.
“Batik ini tercipta melalui proses kreasi sembilan tahap. Dari ribuan motif, sembilan di antaranya sudah memiliki hak paten yang dikenal di dunia internasional,” tutupnya.
Penulis : Moh. Mu’alim
Editor : Habib