Optimalkan Sumber Daya Alam, Desa Wisata Jambu Terus Berkembang Melalui Edukasi Agrowisata

Desa Wisata Jambu terletak di Kecamatan Kayen Kidul, Kabupaten Kediri memiliki konsep wisata yang sedikit berbeda dengan kebanyakan desa wisata lainnya
Desa Wisata Jambu yang terletak di Kabupaten Kediri tawarkan konsep wisata edukasi dan agrowisata. Sumber Foto: Dok. Desa Wisata Jambu
Desa Wisata Jambu yang terletak di Kabupaten Kediri tawarkan konsep wisata edukasi dan agrowisata. Sumber Foto: Dok. Desa Wisata Jambu

Desa Wisata Jambu menawarkan konsep wisata yang berbeda dari desa wisata lainnya. Memanfaatkan sumber daya yang ada, desa berbasis edukasi dan agrowisata ini terus mengembangkan diri. Kini desa ini mulai menjadi pembicaraan setelah didaulat menjadi desa wisata edukasi, serta mampu memberdayakan berbagai macam potensi setempat. 

KEDIRI Desa Wisata Jambu terletak di Kecamatan Kayen Kidul, Kabupaten Kediri memiliki konsep wisata yang sedikit berbeda dengan kebanyakan desa wisata lainnya. Desa ini menawarkan konsep wisata dengan berbasis edukasi dan agrowisata.

Tanaman alpukat menjadi merupakan komoditi buah-buahan utama yang ditawarkan oleh desa ini. Pengunjung dapat mendapatkan edukasi langsung mengenai buah tersebut dan bisa memetiknya untuk dibawa pulang. 

Secara geografis, desa ini berjarak kurang lebih delapan kilometer dari pusat Kabupaten Kediri. Tepatnya di utara kantor pemerintah daerah, berbatasan dengan Kecamatan Pare. 

Desa ini terdiri dari enam dusun, yakni Semut, Semanding, Jambu, Kedungcangkring, Suren dan Sumberjo. Sektor pertanian menjadi andalan desa yang secara otomatis membuat padi serta tanaman palawija menjadi sumber penghasilan utama bagi warganya. 

Desa Wisata Jambu mulai dikenal masyarakat Kabupaten Kediri dan sekitarnya, bahkan hingga di berbagai penjuru Nusantara. Ini tak lepas dari akun Youtube desa ini yang memiliki banyak penonton. Yang mengetengahkan cerita tentang agrowisata di desa ini.

Konsep agro-wisata untuk pengembangan desa wisata ini sudah mulai dilakukan sejak 2015. Dimulai dengan upaya budidaya tanaman buah kelengkeng.

Lambat laun, buah yang ditanam mengalami penambahan, salah satunya tanaman alpukat. Seiring berjalannya waktu, jenis alpukat yang ditanam di Desa Wisata Jambu bertambah mencapai 57 jenis alpukat. 

Sebagian besar dari tanaman tersebut ditanam di lahan wisata dengan luasan satu setengah hektar. Selain itu, penanaman bibit buah-buahan juga ditanam dengan memanfaatkan halaman rumah warga.

“Salah satu kegiatan di tempat wisata ini adalah petik buah,” jelas Kepala Desa Wisata Jambu, Agus Joko Susilo, Selasa (14/5/2024).

Keterlibatan aktif masyarakat menjadikan lokasi wisata petik buah tak hanya dapat dilakukan di kawasan khusus wisata, namun juga dapat dilakukan di halaman rumah warga yang memiliki tanaman. Upaya ini dapat menambah nuansa yang lebih natural.

Hal itu juga ditopang jumlah warga yang banyak menanam alpukat lebih dari 20 persen dari total kepala keluarga. Sehingga kondisi ini juga memunculkan daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Optimalkan Sumber Daya Alam, Desa Wisata Jambu Terus Berkembang Melalui Edukasi Agrowisata
River tubing di Sungai Serinjing menjadi wahana wisata baru yang dikembangkan oleh pengelola Desa Wisata Jambu. Sumber Foto: Dok. Desa Wisata Jambu

Menikmati Atraksi Wisata Air di Sungai Serinjing

Pengunjung yang tertarik untuk mengasah adrenalin dapat mencoba keseruan wahana river tubing. Wahana ini diberi nama Tubing Sungai Niagara, pengunjung akan diajak untuk menyusuri aliran sungai sambil terapung di atas pelampung.

Wisata ini merupakan salah satu pengembangan dari wisata sejuta ikan, yang terletak di sungai Serinjing/Harinjing. Sungai ini dulunya merupakan sungai kumuh, lalu oleh pemerintah desa disulap menjadi salah satu wisata outbound.

Melalui objek wisata ini, para pengunjung akan diajak menyusuri aliran sungai Serinjing sepanjang kurang lebih 2 km. Juiga akan disuguhi pemandangan hutan bambu yang terbilang masih sangat alami. 

Tak perlu khawatir dengan keselamatan diri, setiap pengunjung yang menikmati atraksi wisata air ini dilengkapi fasilitas keamanan seperti pelampung dan helm. Untuk menjamin keamanan wisatawan, disediakan pendamping untuk memandu selama menyusuri sungai.

Di akhir lintasan, kita akan meluncur di bendungan setinggi 20 meter dengan kemiringan 45 derajat. Ini merupakan klimaks dari petualangan menyusuri sungai. Akan tetapi wahana ini hanya bisa digunakan saat musim penghujan saja saat aliran sungai cukup deras. Wisatawan bisa menikmati wahana ini bersama dengan rombongan minimal 10 orang.

Optimalkan Sumber Daya Alam, Desa Wisata Jambu Terus Berkembang Melalui Edukasi Agrowisata
Wisata sejuta ikan merupakan salah satu wahana edukasi yang ditawarkan oleh Desa Wisata Jambu. Sumber Foto: Dok. Desa Wisata Jambu

Wisata Edukasi dan Petik Buah

Desa Wisata Jambu yang terkenal sebagai desa wisata edukasi memiliki beragam aktivitas yang disuguhkan kepada wisatawan. Pengelola menyediakan berbagai paket wisata edukasi untuk menambah wawasan pengunjung.

Salah satu wisata edukasi yang ada yaitu Sungai Sejuta Ikan merupakan objek wisata air pertama yang terbentuk di Desa Wisata Jambu. Berkonsep hidup tanpa sampah melalui aliran sungai, wisata ini memanfaatkan sungai irigasi sebagai wahana wisata. 

Pada objek wisata ini, wisatawan dapat berinteraksi langsung dengan ikan-ikan selagi berenang, memberi makan ikan, selain itu pengunjung juga dapat melakukan terapi kaki. Ikan yang di tebar di sungai antara lain ikan nila, ikan mas (tombro), ikan koi, ikan komet dan masih banyak lagi. 

Desa ini juga memiliki paket wisata edukasi lainnya yaitu edukasi okulasi dan tabulampot, edukasi perah kambing etawa, edukasi menanam padi, edukasi angon kerbau, taman baca, edukasi gamelan, dan edukasi pengolahan limbah kayu. Paket wisata yang dibalut dengan konsep edukasi ini bertujuan untuk menjaga tradisi serta sebagai inovasi untuk menambah wawasan wisatawan terkait dengan agrowisata.

Selain itu, desa ini juga menawarkan wisata petik buah yang bisa menambah keseruan dalam berwisata. Agro Petik Kelengkeng merupakan salah satu wisata petik buah pertama di Desa Wisata Jambu. Selain memetik buah kelengkeng, wisatawan juga diajarkan tentang metode tanaman tumpang sari. 

Tumpang sari adalah metode penanaman beberapa jenis tumbuhan dalam satu lahan. Metode ini dilakukan dengan menempatkan pohon kelengkeng sebagai tanaman utamanya, yang kemudian pada bagian bawah ditanam tumbuhan cabai, kacang tanah atau kacang panjang. 

Selain kelengkeng, juga terdapat Objek Wisata Edukasi Petik Alpukat yang mengajak wisatawan untuk memetik buah alpukat. Sebelum memetik, wisatawan dibekali dengan materi atau edukasi cara penanaman, media yang digunakan dan beberapa sistem seperti okulasi yang hampir sama dengan paket wisata tanam lainnya. 

Setelah itu proses pemetikan buah/panen yang tidak boleh dilakukan secara sembarangan agar tidak merusak tanaman itu sendiri. Setelah proses memetik, wisatawan dapat menikmati buah yang telah dipetik, bahkan membawanya sebagai buah tangan.

Keindahan Alam yang Memanjakan Mata 

Desa Wisata Jambu mempunyai panorama alam yang memesona. Pepohonan hijau subur, persawahan luas dan udara sejuk yang mengalir perlahan memberikan rasa ketenangan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.  

Setiap sudut desa ini menjadi kesempatan untuk mengabadikan momen keindahan melalui foto-foto menakjubkan. Desa Wisata Jambu dikelilingi oleh perbukitan yang hijau dan alami. 

Pemandangan ini memberikan suasana tenang dan damai dengan pepohonan yang menjulang tinggi dan menciptakan lapisan hijau yang menyejukkan mata. Keindahan alam dan ketenangan Desa Wisata Jambu merupakan tempat yang ideal untuk merenung, melepaskan tekanan, dan merasakan kedamaian. 

Suara alam yang menenangkan dan pemandangan yang menakjubkan membantu mengatasi kegelisahan dan membawa kedamaian dalam hati. Wisata ini banyak dicari oleh pengunjung terutama pengunjung yang berasal dari kota besar.

Pengelola Desa Wisata Jambu

Pengelolaan wisata yang ada di Desa Wisata Jambu dilakukan secara bersama antara pemerintah dan masyarakat. Keberhasilan pengelola yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat ditunjukkan dengan banyaknya paket wisata yang dimiliki Desa Wisata Jambu yaitu sekitar 20 paket wisata. 

Keberhasilan Desa Wisata Jambu menjadikan wilayah ini menjadi desa mandiri, sehingga dapat memberdayakan masyarakat, meningkatkan perekonomian masyarakat, menambah lapangan kerja, serta meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PADes). Untuk mencapai tujuan tersebut, tentu Pemerintah Desa harus melakukan perencanaan strategi yang matang untuk membangun desa.

BUMDesa Jaya Makmur di Desa Wisata Jambu didirikan pada tahun 2014 sejak desa dipromosikan sebagai desa wisata. Sebelum tahun 2014, di Desa Jambu belum mendirikan BUMDesa, sehingga sebelum tahun 2014 tidak ada penambahan pendapatan asli desa dari BUMDesa.

Setelah didirikannya desa wisata yang merupakan unit kegiatan BUMDesa, pendapatan asli desa

mendapatkan sumbangan dana yang banyak dari program itu. Sejak berdirinya BUMDesa Jaya

Makmur sekaligus dimulainya program Desa Jambu sebagai desa wisata, pendapatan asli desa

bertambah dari adanya unit usaha tersebut.

Menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) BUMDesa, hasil BUMDesa dialokasikan untuk Pendapatan Asli Desa (PADes) maksimal 30%; penambahan modal sekurang-kurangnya 50%; operasional penasehat 5%; insentif pelaksana operasional maksimal 2 kali gaji pelaksana operasional maksimal 5%; peningkatan kapasitas kelembagaan dan pelatihan kepengurusan operasional BUMDesa maksimal 5%. Pada tahun 2018, BUMDesa mengalokasikan hasil untuk PADes sebanyak Rp8.937.000. Dan pada tahun 2019, BUMDesa menyumbang alokasi dana sebesar Rp 15.000.000.

Jam Operasional dan Harga Tiket

Jam operasional untuk Desa Wisata Jambu mulai dari pukul 09.00 WIB-17.00 WIB untuk hari Senin sampai Jumat. Sedangkan untuk hari libur, Sabtu dan Minggu dibuka mulai pukul 08.00-21.00 WIB.

Harga tiket masuk Desa Wisata Jambu yakni Rp5.000/tiket, namun harga tiket ini belum termasuk biaya untuk setiap kegiatan atau wahana yang ada di dalam Desa Wisata Jambu. Sementara biaya parkir untuk kendaraan roda dua sebesar Rp2.000 dan kendaraan roda empat Rp5.000.

Jam kunjungan wisatawan paling populer antara pukul 09.00 sampai pukul 11.00 pada hari minggu. Jadi wisatawan yang ingin menikmati suasana pemandangan yang indah untuk berswafoto sebaiknya hindari jam-jam populer pengunjung lainnya.

Rute Menuju Desa Wisata Jambu

Lokasi Desa Wisata Jambu ini terletak di Jalan Samboja 2, Jambu, Kayen Kidul, Kedungcangkring, Jambu, Kayen Kidul, Kediri, Jawa Timur. Desa wisata ini tidak jauh dari pusat kota Kediri, kurang lebih membutuhkan waktu tempuh 30 kilometer atau membutuhkan waktu tempuh kurang lebih 1 jam perjalanan.

Untuk menuju ke tempat wisata ini, infrastruktur jalan yang ada terbilang sudah bagus. Kondisi ini memudahkan wisatawan yang menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan mulus.

Jika ingin mengunjungi tempat wisata ini ada baiknya pagi hari, karena suasana alam sekitar Desa Wisata Jambu cukup asri dan sejuk. Kemudian sinar matahari juga belum begitu terik sehingga bisa menikmati suasana alam di Desa Wisata Jambu.

Pengunjung Desa Wisata Jambu

Desa  Wisata  Jambu dengan  spot  wisata  edukasi  Agro  Petik  Kelengkeng merupakan   salah   satu   desa   wisata   berbasis   edukasi dengan    kategori    maju    yang    memanfaatkan    lahan pertanian  serta  mata  pencaharian  masyarakat  sebagai petani.  Pemanfaatan  lahan  pertanian  dilakukan  karena, Desa  Wisata  Jambu  berada  pada  dataran  rendah  yang tidak terdapat potensi alam seperti gunung, laut dan tidak memiliki  situs. 

Pada  sisi  lain  dengan  mengandalkan wisata  berbasis  pertanian,  Desa  Wisata  Jambu  mampu memperoleh    jumlah    wisatawan    terbanyak    apabila dibandingkan  dengan  desa  wisata  lainnya  di  Kabupaten Kediri. Pengunjung Desa Wisata Jambu mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam beberapa tahun yaitu pada tahun 2018 yang mendapatkan 12.943 kunjungan wisatawan dan meningkat jadi 260.973 pada 2019.

Munculnya pandemi Covid-19 membuat jumlah kunjungan ke desa wisata ini berkurang drastis. Tercatat pada tahun 2020 Desa Wisata Jambu hanya sanggup membukukan 65.855 wisatawan.

Pandemi Covid-19 tersebut berdampak terhadap penutupan sektor pariwisata  pada  tahun  2021  hingga  2022. Desa  Wisata Jambu   merupakan   desa   wisata   dengan   kunjungan terbanyak   apabila   dibandingkan   dengan   desa   wisata lainnya  di  Kabupaten  Kediri.  

Adanya  potensi  tersebut menandakan  bahwa, Desa Wisata Jambu memiliki daya tarik    yang    lebih    unggul. Pengembangan  Desa  Wisata  Jambu  didasarkan  pada pemberdayaan masyarakat dengan upaya ubah pola pikir dan kebiasaan buruk masyarakat dalam aspek lingkungan sosial serta perbaikan ekonomi.

Omset Desa Wisata Jambu

Adanya Dana Desa untuk pelaksanaan pembangunan dimanfaatkan untuk mengembangkan pada sektor pariwisata sebagai upaya untuk pemberdayaan masyarakat desa. Hingga saat ini, telah dibangun sekitar 16 destinasi wisata edukasi di Desa Jambu. Banyaknya destinasi wisata yang ada menjadikan Desa Jambu memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Total pendapatan Desa Wisata Jambu di tahun 2017 yaitu sebesar Rp 1,88 miliar. Pendapatan tersebut kemudian mengalami penurunan menjadi Rp 1,6 miliar pada tahun 2018.

Desa Wisata Jambu dikenal memiliki banyak destinasi wisata yang kurang lebih terdapat 16 tempat. Pencapaian tersebut merupakan bukti keberhasilan pemerintah Desa Wisata Jambu dibantu perangkat desa, serta adanya partisipasi masyarakat desa untuk mewujudkan desa wisata.

Untuk membangun desa wisata tentu bukanlah hal mudah. Kepala desa dibantu oleh perangkat desa harus mampu mengelola potensi desa dan menciptakan hal baru untuk pembangunan Desa Wisata Jambu. 

Selain itu partisipasi serta dukungan masyarakat setempat juga sangat dibutuhkan, demi keberhasilan pembangunan desa wisata ini.  Dengan perencanaan strategi yang matang, desa diharapkan mampu mencapai tujuan yang diinginkan yaitu salah satunya meningkatnya Pendapatan Asli Desa (PADes).

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di: