Site icon Kolom Desa

Sosialisasi Desa Ramah Perempuan dan Anak di Kalurahan Sinduharjo

Pelaksanaan sosialisasi pembentukan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak yang dilaksanakan oleh DP3AP2 DIY di Kalurahan Sinduharjo, Kapanewon Ngaglik, Ngaglik. Foto : jogjapolitan.harianjogja.com/David Kurniawan

Pelaksanaan sosialisasi pembentukan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak yang dilaksanakan oleh DP3AP2 DIY di Kalurahan Sinduharjo, Kapanewon Ngaglik, Ngaglik. Foto : jogjapolitan.harianjogja.com/David Kurniawan

SLEMAN – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY menginisiasi pembentukan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak dengan melakukan sosialisasi ke desa-desa. Kali ini sosialisasi dilakukan di Kalurahan Sinduharjo, Kapanewon Ngaglik dengan melibatkan mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM).

“Kami akan terus mendorong agar kalurahan menjadi desa yang benar-benar ramah terhadap perempuan dan peduli kepada anak,” kata Kepala Bidang Kualitas Hidup Perempuan DP3AP2 DIY, Rofiqoh Widiastuti, Senin (13/5/2024).

Rofiqoh berharap seluruh kalurahan di DIY bisa membentuk Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak. Sehingga kelompok masyarakat bisa merasakan keseteraan pembangunan untuk mewujudkan kesejahteraan.

“Tentunya tidak hanya sebatas sosialisasi, tapi juga ada upaya pendampingan sehingga program bisa benar-benar diwujudkan,” katanya.

Rofi menjelaskan, untuk bisa menjadi Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak, ada 10 indikator yang harus dipenuhi. Indikator pertama adanya pengorganisasian kelompok perempuan dan anak seperti forum anak desa maupun PKK.

Selanjutnya, ada data pilah antara perempuan dan anak yang harus dipenuhi. Pemilahan tidak hanya sebatas kelompok laki-laki dan perempuan, tetapi harus menyasar ke sektor pekerjaan, termasuk adanya pemilahan penerima PKH sesuai dengan kategori jenis kelamin.

Adapun indikator berikutnya ada regulasi yang dibentuk kalurahan berkaitan dengan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Selain itu, dalam pelaksanaan juga harus didukung alokasi anggaran yang disediakan oleh pemerintah kalurahan.

“Selanjutnya ada keterwakilan perempuan yang menjadi pamong kalurahan atau lainnya. Terdapat pembinaan wirausaha perempuan, adanya program pengasuhan anak hingga ketiadaan kasus pernikahan dini maupun kekerasan terhadap perempuan dan anak,” katanya.

Menurut Rofiqoh, beberapa indikator sudah dimiliki kalurahan. Hanya saja, dibutuhkan penyempurnaan agar program dapat benar-benar diwujudkan.

“Intinya, 10 indikator ini harus terpenuhi dan kami siap mendampingi,” katanya.

Sementara itu, Kamituwa Sinduharjo, Sri Ratnawati, menyambut baik adanya sosialiasi pembentukan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak yang dilakukan di DIY. Ia berharap dengan adanya program ini, maka kepedulian terhadap anak-anak dan perempuan di Kalurahan Sinduharjo dapat benar-benar bisa dijalankan.

“Dengan program ini harapannya bisa menciptakan lingkungan yang benar-benar ramah terhadap perempuan dan peduli kepada anak-anak,” katanya.

Penulis : Moh. Mu’alim
Editor : Habib

Exit mobile version