MALUKU – Pengelola desa wisata diminta agar memprioritaskan masyarakat lokal untuk menjadi pemandu wisata di daerah masing-masing. Hal tersebut merupakan kebijakan dari Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Maluku.
“Saya punya kebijakan, di sini ada pelatihan apa pun menyangkut dengan bimbingan teknis terkait pemandu wisata, prioritaskan putra putri di mana lokasi wisata itu berada,” kata Kepala Dinas Pariwisata Maluku Achmad Jais Ely, Sabtu, (11/5/2024).
Ia mengatalan jika pemandu wisata lokal memiliki pengetahuan yang mendalam tentang desa wisata mereka sendiri. Selain itu, mereka juga akan membantu mempertahankan warisan lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah setempat.
“Jadi ini harus jadi perhatian pengelola desa wisata, sehingga ini bisa berkelanjutan dan regenerasi. Yang tadinya sudah jadi pemandu duluan dengan bekal pelatihan dia bisa turunkan untuk adik-adiknya di daerahnya sendiri,” ujar Jais.
Menurutnya , apabila pemandu wisata diambil dari daerah lain akan dapat menimbulkan kecemburuan sosial. Ini juga untuk menghindari permasalahan yang tidak diinginkan.
“Kalau kita ambil dari luar asas manfaatnya tidak ada. Kejadian-kejadian ini sudah banyak terjadi sehingga perlu kita hindari agar pelatihan tepat sasaran dan ada pemberdayaan masyarakat,” jelas Jais.
Jais berharap, dengan memaksimalkan sumber daya manusia (SDM) lokal dapat membuat wisata Maluku semakin maju ke depan. Baik dalam, kebudayanya, sejarah dan alamnya.
“SDM kita tidak boleh parah, karena tempat atraksi wisata kita banyak,” tandasnya.
Penulis: Wahyu
Editor: Danu