BIAK – Kampung Nelayan Samber Binyeri di Kabupaten Biak, Provinsi Papua merupakan pusat produksi ikan tuna dan miliki kontribusi dominan secara nasional. Oleh sebab itu, pemerintah RI terus membantu ekspor tuna Biak secara berkelanjutan dan unggul dibanding negara lain.
Staf Ahli Menkop UKM Bidang Hubungan Antar Lembaga Riza M Damanik mengatakan, ekspor tuna seharusnya bisa dilakukan langsung dari Biak. Tujuanya supaya ikan tetap segar dan harganya semakin mahal.
“Hasil tangkapan tuna nelayan tak dikelola secara perseorangan, karena sudah ada koperasi sehingga nelayan lebih berperan membesarkan koperasinya dengan jual hasil tangkapan ikan dan tak menjual ke tempat lain,” katanya, Rabu (8/5/2024).
Lebih lanjut, Riza mengingatkan jika ingin mendorong koperasi nelayan berorientasi ekspor, maka dibutuhkan kesetiaan anggota. Maksutnya, mereka tak tergiur dengan iming-iming pihak lain sekalipun dengan harga lebih tinggi.
Sementara itu, Ketua Koperasi Produsen Samber Binyeri Maju Adam Mampioper mengaku, koperasinya baru beroperasi lima bulan. Ia saat ini sudah miliki anggota 80 orang, dan 40 di antaranya sudah punya kapal sendiri.
Sebagai informasi, Kampung Nelayan Modern (Kalamo) Samber Binyeri Biak menjadi sentra ikan tuna segar sektor unggulan perikanan dan kelautan Biak. Samber Binyeri juga sebagai beranda terdepan Republik Indonesia di kawasan Negara Pasifik.
Kalamo diresmikan Presiden Joko Widodo bersamaan Sail Teluk Cenderawasih 23 November 2023. Hingga saat ini kalamo terus menyuplai ikan tuna untuk kebutuhan lokal dan ekspor ke Jepang.
Penulis: Wahyu
Editor: Danu