Nglanggeran, Pesona Desa Wisata di Kawasan Gunung Api Purba

Tidak hanya kaya akan warisan budayanya, Yogyakarta juga menyajikan sejumlah desa wisata yang menarik untuk dinikmati, salah satunya adalah Desa Wisata Nglanggeran, yang terletak di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.
Nglanggeran, salah satu desa wisata terbaik versi UNWTO. Sumber Foto: Dok. Kemenparekraf
Nglanggeran, salah satu desa wisata terbaik versi UNWTO. Sumber Foto: Dok. Kemenparekraf

Desa Wisata Nglanggeran menjadi primadona bagi wisatawan untuk menikmati pemandangan alam dari ketinggian. Salah satu ikonnya adalah Gunung Api Purba Keindahan bentang Alam serta keunikan Gunung Api Purba menjadi salah satu daya tarik di Desa Wisata Nglanggeran.

GUNUNGKIDUL – Tidak hanya kaya akan warisan budayanya, Yogyakarta juga menyajikan sejumlah desa wisata yang menarik untuk dinikmati, salah satunya adalah Desa Wisata Nglanggeran, yang terletak di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

Desa Wisata Nglanggeran memiliki keindahan alam, seni budaya, dan sektor ekonomi kreatif yang bisa menjadi modal penting dalam mengembangkan potensi pariwisata di desa wisata tersebut. Daya tarik utama dari Desa Wisata Nglanggeran terletak pada Gunung Api Purba Nglanggeran. 

Gunung Api Purba Nglanggeran memiliki ketinggian puncak mencapai 700 meter di atas permukaan laut. Lokasi ini sering menjadi tempat untuk melakukan panjat tebing atau tracking naik ke atas gunung.

Kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran merupakan bagian dari Geopark Sewu. Geopark ini telah tercatat dalam UNESCO Global Geopark (UGG).

Desa Wisata Nglanggeran dinobatkan menjadi salah satu Desa WIsata Terbaik (Best Tourism Village) dalam penghargaan Desa Wisata tingkat Dunia yang diselenggarakan oleh badan pariwisata dunia UNWTO (United Nations World Tourism Organization).

Selain itu, Nglanggeran juga kerap mendapatkan beberapa penghargaan bergengsi seperti Desa Wisata Berkelanjutan 2021, Pemenang Asean Sustainable Tourism Award 2018, Pemenang Desa Wisata Terbaik Asean konsep CBT 2017, CIPTA Award dari Kemenbudpar RI 2011, hingga Juara II Desa Penerima PNPM Pariwisata Berprestasi.

Pengelola Desa Wisata Nglanggeran berhasil mengembangkan potensi alam setempat dengan mengusung konsep wisata berbasis konservasi, pendidikan, dan geowisata. Selain itu, desa wisata ini juga kaya akan potensi seni dan budaya.

Seiring dengan itu, Gunung Api Purba Nglanggeran menjadi destinasi wisata unggulan di Kabupaten Gunungkidul. Banyak wisatawan datang, bahkan dari mancanegara untuk melakukan penelitian keberadaan gunung batu ini. 

Bukan hanya obyek wisatanya yang berkembang tapi juga berbagai kegiatan masyarakat pun bergulir. Fasilitas dibangun dan dikembangkan antara lain kamar mandi, area outbond, homestay, Internet, transportasi lokal, toko oleh-oleh, panggung terbuka, glamping, dan lainnya.

“Kami intens mengembangkan Nglanggeran setelah terjadi gempa Jogja 2006, jadi tahun 2007 kami kemudian fokus pengembangan Desa Wisata,” ungkap Pengelola Desa Wisata Nglanggeran, Sugeng Handoko, Selasa (7/5/2024).

Nglanggeran, Pesona Desa Wisata di Kawasan Gunung Api Purba
Gunung Api Purba Nglanggeran, ikon utama wisata Desa Nglanggeran. Sumber Foto: Dok. Kemenparekraf

Gunung Api Purba, Daya Tarik Utama Desa Wisata Nglanggeran

Keindahan bentang Alam serta keunikan Gunung Api Purba menjadi salah satu daya tarik di Desa Wisata Nglanggeran. Gunung Api Purba Nglanggeran berdasarkan sejarah geologinya merupakan gunung api purba yang berumur tersier (Oligo- Miosen) atau 0,6-70 juta tahun yang lalu. 

Secara fisiografi gunung ini terletak di zona Pegunungan Selatan Jawa Tengah-Jawa Timur atau tepatnya di Sub Zona Pegunungan Baturagung (Baturagung Range). Material batuan penyusun Gunung Nglanggeran merupakan endapan vulkanik tua berjenis andesit (Old Andesite Formation). 

Beberapa bukti lapangan menunjukkan, dahulu pernah ada aktivitas vulkanis di gunung ini. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya batuan sedimen vulkaniklastik seperti batuan breksi andesit, tufa dan adanya aliran lava andesit.

Bentuk kawah Gunung Api Purba dapat ditemukan di puncak gunung. Selain potensi gunung api purbanya, di kawasan ini wisatawan bisa menjumpai fauna dan flora langka, seperti tanaman tremas (tanaman obat yang hanya hidup di kawasan ekowisata Gunung Api Purba), kera ekor panjang.

Wisatawan dapat trekking menjelajahi bongkahan-bongkahan batu seukuran raksasa yang menjulang tinggi layaknya gedung-gedung bertingkat di kota. Menjadi semakin seru dan mengasyikkan saat wisatawan bisa berfoto di atas batu besar dengan view pemandangan alam serta mandi oksigen menghirup udara segar. 

Desa Wisata Nglanggeran memiliki keindahan alam, seni budaya, dan sektor ekonomi kreatif yang bisa menjadi modal penting dalam mengembangkan potensi pariwisata di desa wisata tersebut. Pengembangan wisata geopark berhasil membuat Desa Wisata Nglanggeran memenuhi konsep pengembangan kawasan yang ideal dengan menerapkan Geodiversity, Biodiversity, dan Cultural Diversity.

Wisatawan perlu membayar tiket masuk seharga Rp 15.000 untuk menikmati perjalanan menuju ke Puncak Gunung Api Purba dengan jarak tempuh 60 menit dengan berjalan kaki. Wisatawan yang tidak ingin mencapai puncak masih bisa menikmati pemandangan dari lima lokasi lain yang dijadikan titik istirahat.

Perjuangan untuk bisa sampai di puncak Gunung Api Nglanggeran akan terbayarkan dengan pesona Desa Nglanggeran di atas gunung api purba. Keunikan  lain di wilayah Gunung Api Purba ini adalah terdapat sebuah dusun yang disebut sebagai kampung pintu yang hanya memiliki tujuh kepala keluarga dan  masih mempertahankan kepercayaan serta budaya secara turun-temurun. 

Selain Gunung Api Purba, di Desa Wisata Nglanggeran ini juga ada Gunung Lima Jari yang membentang begitu luasnya. Di Gunung Api Purba pengunjung bisa berkemah di camping ground yang berada 50 meter sekitar puncak. 

Menginap di Homestay Sambil Belajar Banyak Hal


Usai mengeksplorasi keindahan alam Gunung Api Purba Nglanggeran wisatawan bisa beristirahat sejenak di homestay. Cukup dengan membayar sebesar Rp150.000 per malam, wisatawan akan disuguhi pemandangan alam yang mempesona dan merasakan makanan dan minuman khas desa wisata Nglanggeran.

Homestay menjadi salah satu hal yang dicari oleh para wisatawan saat berwisata ke Desa Wisata Nglanggeran. Tinggal bersama penduduk lokal, merasakan suasana pedesaan dan bisa belajar banyak hal menjadi pengalaman yang tak pernah terlupakan. 

Desa Wisata Nglanggeran memiliki 80 Homestay yang sering digunakan menginap wisatawan, khususnya untuk program live In. Salah satu paket wisata unggulan di Desa Wisata Nglanggeran adalah wisatawan bisa menginap dari 2 hari 1 malam sampai paket live in 7 hari 6 malam. 

“Wisatawannya lebih lama tinggal di desa wisata. Kemudian lebih melakukan interaksi dengan masyarakat bahkan membeli produk lokal yang ada di masyarakat desa,” ucap Sugeng.

Wisatawan bisa belajar banyak hal diantaranya tentang flora fauna, cocok tanam, seni budaya, pengolahan coklat, batik kayu, batik tulis, peternakan kambing etawa, ecospa. Wisatawan juga akan disuguhkan tentang bagaimana masyarakat Jawa hidup bermasyarakat dengan tata krama (unggah-ungguh).

Desa Wisata Nglanggeran memiliki oleh-oleh khas berupa minuman dan aneka olahan coklat yang hadir dari tangan masyarakat Desa. Griya Coklat Nglanggeran adalah produsen dan juga pusat oleh-oleh di Desa Wisata Nglanggeran. 

Dikembangkan sejak tahun 2014-2016 dan mendapatkan pendampingan dari BPTBA LIPI, Bank Indonesia dan Dishutbun Gunungkidul. Peresmian Griya Coklat Nglanggeran pada 2 Desember 2016 oleh Gubernur DIY kini menjadi pusat edukasi pengolahan kakao sekaligus produsen dan tempat membeli oleh-oleh khas desa kami. 

Wisatawan bisa belajar pengolahan kakao dari hulu sampai hilir, dari bahan baku sampai produk jadi. Jadi keuntungannya ganda, pertama mendapatkan ilmu pengolahan cokelat, kedua mendapatkan produknya sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang.

Nglanggeran, Pesona Desa Wisata di Kawasan Gunung Api Purba
Embung Nglanggeran, sarana rekreasi dan wisata di area waduk. Sumber Foto: Dok. Kemenparekraf

Rekreasi dan Berwisata di Embung Nglanggeran

Embung adalah sebuah waduk kecil yang dibuat untuk menampung air hujan atau air sungai. Fungsinya adalah untuk mengontrol aliran air, menyediakan pasokan air bagi keperluan pertanian, perikanan, dan kebutuhan masyarakat sekitar, serta untuk mengatur ketersediaan air dalam menghadapi musim kemarau. 

Embung umumnya dibangun dengan memblokir aliran sungai atau dengan membuat penampungan air buatan di suatu daerah rendah. Selain itu, embung juga dapat digunakan untuk keperluan rekreasi atau pengendalian banjir.

Embung Nglanggeran adalah salah satu embung yang terletak di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, Indonesia. Embung ini merupakan bagian dari proyek pengelolaan air untuk pertanian dan kebutuhan masyarakat di sekitar wilayah Gunungkidul. 

Embung Nglanggeran berfungsi sebagai pengairan kebun buah durian dan kelengkeng milik warga. Selain manfaat fungsionalnya, Embung Nglanggeran juga menjadi tempat wisata yang populer karena keindahan alamnya dan suasana yang tenang. 

Banyak pengunjung yang datang ke Embung Nglanggeran untuk menikmati pemandangan dan melakukan aktivitas rekreasi seperti memancing, bersepeda, atau sekadar bersantai menikmati udara segar. Embung Nglanggeran ini merupakan tempat penampungan air yang luasnya mencapai 0,34 hektare. 

Lokasi Embung Nglanggeran berada sekitar 1,5 kilometer dari Gunung Api Purba. Harga tiket masuk Embung Nglanggeran sekitar Rp 10.000, dan bisa dipesan online melalui www.gunungapipurba.com/packages

Jam Operasional dan Harga Tiket

Tak perlu khawatir bila berencana datang kesini, karena Desa Wisata Nglanggeran buka setiap hari selama 24 jam. Oleh karena itu, wisatawan bisa datang pada hari-hari biasa, hari libur akhir pekan, ataupun hari libur nasional.

Harga tiket masuk Desa Wisata Nglanggeran juga cukup terjangkau, baik bagi wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Dengan sistem e-ticketing, jumlah wisatawan yang datang setiap harinya akan dengan mudah terpantau oleh siapapun di website.

Detail harga tiket masuk adalah sebagai berikut:

  • Gunung Api Purba Nglanggeran: Rp15.000 (siang) & Rp20.000 (malam) untuk wisatawan domestik.
  • Gunung Api Purba Nglanggeran: Rp20.000 (siang) & Rp30.000 (malam) untuk wisatawan mancanegara.
  • Embung Nglanggeran: Rp10.000 (siang) & Rp15.000 (malam) untuk wisatawan domestik.
  • Embung Nglanggeran: Rp30.000 (siang dan malam) untuk wisatawan mancanegara.

Selain dua objek utama tersebut, kamu juga bisa membeli beberapa fasilitas lain, yaitu:

  • Trekking: Rp25.000/orang (dilakukan minimal 3 orang)
  • Outbond: Rp75.000/orang (dilakukan minimal 5 orang)
  • Homestay: Rp100.000 (dewasa) dan Rp60.000 (pelajar)
  • Live in paket pelajar (minimal 40 siswa): Rp320.000/orang (paket 2 hari 1 malam) dan Rp800.000/orang (paket 6 hari 5 malam)

Pengelola Desa Wisata Nglanggeran

Desa Wisata Nglanggeran merupakan desa wisata yang dikelola dengan berbasis masyarakat. Pengelola utama Desa Wisata Nglanggeran adalah Pokdarwis yang melibatkan masyarakat.

Tujuan dari pengelolaan Desa Wisata Nglanggeran adalah untuk menciptakan kesejahteraan lingkungan dan masyarakat, terutama dalam hal ekonomi. Raihan prestasi membanggakan yang didapatkan oleh Desa Wisata Nglanggeran tidak bisa dilepaskan dari perjuangan gigih pengelola dalam mengembangkan potensi desa wisata ini. 

Pengelolaan Desa Wisata Nglanggeran melibatkan dan memberdayakan masyarakat untuk memastikan kepemilikan dan pengelolaan yang transparan. Desa Wisata Nglanggeran melibatkan masyarakat setempat, dimana masyarakat adalah bagian dari Pokdarwis dan juga pelaku kepariwisataan.

Masyarakat terlibat mulai dari perencanaan, pembentukan Pokdarwis, pengelolaan tempat dan kegiatan wisata, dan dalam pengembangan desa wisata. Keikutsertaan masyarakat dalam hal pengelolaan adalah masyarakat terlibat dalam musyawarah dan rapat bulanan untuk mengetahui laporan mengenai desa dan pendapatan, serta untuk memberikan ide desa kedepannya. 

Pengelolaan Desa Wisata Nglanggeran juga memberdayakan masyarakat sekitar, seperti menjadi pengelola, dan pelaku usaha seperti membuka usaha warung, tempat makan, homestay, tour guide, pengrajin batik, dan sebagainya. Selain itu pihak Pokdarwis bersama pemangku terkait memberikan pelatihan masing – masing bidang dalam waktu tertentu. 

“Kalo dari pemerintah lebih ke mengadakan pelatihan dan membantu dalam hal promosi Desa Wisata Nglanggeran. Pemerintah juga biasanya lebih fokus dalam hal infrastruktur jalan,” jelasnya. 

Adanya Desa Wisata Nglanggeran memberikan manfaat bagi masyarakat, terutama dalam aspek sosial. Kegiatan kepariwisataan yang ada di Desa Wisata Nglanggeran memberikan dampak positif seperti berkurangnya tingkat pengangguran.

Rute Menuju Desa Wisata Nglanggeran

Desa Wisata Nglanggeran berada di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, D.I.Yogyakarta. Berjarak  sekitar 25 KM dari kota Yogyakarta atau sekitar 1 jam perjalanan menggunakan mobil. 

Desa wisata ini memiliki lima dusun/pedukuhan diantaranya Dusun Karangsari, Dusun Doga, Dusun Nglanggeran Kulon, Dusun Nglanggeran Wetan dan Dusun Gunung Butak. Pusat pemerintahan desa Nglanggeran tersebut berada di Dusun Doga.

Kondisi infrastruktur di desa wisata ini terbilang sudah cukup bagus sehingga memudahkan wisatawan menuju kesana. Desa Wisata Nglanggeran bisa diakses dengan kendaraan baik roda dua maupun roda empat dari Kota Yogyakarta. 

Rute tercepat ke Desa Wisata Nglanggeran dari Kota Yogyakarta bisa melalui Jalan Wonosari, lalu berbelok ke kiri setelah Polsek Piyungan. Kemudian pengunjung bisa melalui Jalan Piyungan-Ngoro-oro hingga sampai ke Desa Wisata Nglanggeran.

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di: