LUMAJANG – Wisata Kali Sejuk di Desa Purwosono, Kecamatan Sumbersuko, Kabupaten Lumajang menyuguhkan suasana tempat wisata yang nyaman, asri, alami dan bersih. Terlebih di sisi sungai kecil dikelilingi warung yang berdinding bambu, serta terpanjang kursi-kursi kayu bambu berlantai paving.
Bahkan, ada yang agak ‘ekstrem’ yakni kursi bambu dibangun berderet di tengah – tengah kali. Justru, suasana ini memberi kenyamanan bagi pengunjung yang ingin bersahabat dengan alam, sambil menikmati sajian kuliner, kaki pun bisa bermain di air bersih yang mengalir.
Wisata Kali sejuk ini dikelola Pokmas secara swadaya oleh warga desa setempat. Di komandoi sang kepala desa yang dalam kepemimpinannya banyak inovasi yang berhasil dirasakan masyarakat desa purwosono hingga menjadi desa mandiri.
Jujugan wisata alami yang tergolong baru ini memanjakan para pengunjung agar betah berlama-lama. Tetapi siapa sangka, dua tahun lalu Wisata Kali Sejuk ini hanyalah tempat yang kumuh, warga sekitar biasanya memanfaatkan aliran sungai untuk tempat pembuangan sampah, memandikan hewan ternak, hingga tempat buang air besar (BAB) warga.
“Awalnya, kami tidak mudah mendorong perubahan perilaku warga membersihkan kawasan itu. Perlu waktu untuk mendorong memulai hidup bersih, utamanya tidak BAB sembarangan,” kata Kepala Desa Purwosono, Hendrik Dwi Martono, (14/04/2024)
Hendrik mengatakan ide awal menjadikan Kali Sejuk sebagai wisata setelah ada intervensi Pemerintah Kabupaten Lumajang. Pemkab Lumajang mengharuskan setiap desa menerapkan sanitasi bersih dan berstandar.
Sampai akhir Februari tahun lalu, ia mengajak warganya bergotong-royong membersihkan sampah-sampah yang menumpuk di Kali Sejuk. “Ternyata setelah dibersihkan kami melihat kawasan ini sangat potensial menjadi ruang terbuka hijau. Ya, akhirnya kami buat warung-warung di sini,” jelas Hendrik.
Kini, Hendrik pun berani memasang slogan ‘Kalau ke Lumajang tidaklah lengkap kalau tidak mampir ke Wisata Kali Sejuk’. Letaknya, tidak jauh dari Pemandian Alam Selokambang, sehingga mudah dicari. Jadilah kini Kali Sejuk sebuah tempat rekreasi bagi orang-orang yang suka dengan suasana nyaman sambil nongkrong dan ngopi.
“Istilah Kali Sejuk sendiri, diambil dari kata Kali yang artinya sungai dan Sejuk yang artinya dingin. Kepanjangan Kali Sejuk sendiri, yakni Kali (KArena Lillahi Ta’ala) dan Sejuk (Semoga jadi unggulan dan andalan)” terangnya.
Menikmati Aneka Sajian Kuliner
Selain menikmati suasana dan pemandangan yang indah. Pengunjung juga bisa menikmati aneka sajian kuliner tradisional yang ditawarkan disana.
Di wisata Kali Sejuk ini sudah tersedia fasilitas warung makan hingga warung jajan. Warung atau cafe dengan konsep sederhana terbuat dari bambu – bambu milik warga Desa Purwosono yang berjualan aneka makanan dan minuman.
Beberapa warung atau cafe tersebut berada di sepanjang sisi sungai. Bahkan terdapat spot nongkrong yang sengaja ditempatkan tepat di atas aliran sungai, sehingga pengunjung bisa menikmati sajian kuliner tradisional sekaligus menikmati pemandangan alam sekitarnya yang masih asri dan alami.
Kolam Air Kali sejuk
Sebelumnya, kali sejuk hanya merupakan spot bagi orang-orang yang hobi nongkrong dengan suasana adem dan nyaman. Namun setelah resmi dibuka kembali sudah ditambah dengan kolam air untuk tempat bermain anak anak, serta penambahan fasilitas lainya, akhirnya kali sejuk menjadi tempat wisata favorit warga Lumajang.
Bagi pengunjung yang masuk Wisata Kali Sejuk ini, digratiskan. Tidak perlu membayar. Tapi, untuk masuk kolam renang anak-anak harus bayar, tidak mahal, cukup Rp 3.000 saja.
“Target kami warga luar daerah, tidak hanya untuk warga kita Purwosono. Bahkan kemarin dari luar kota pun juga sudah ada yang datang ke kali sejuk ini” tegas Hendrik.
Pihaknya berharap, wisata kali sejuk bisa menjadi sebuah berkah bagi pemerintah desa Purwosono, bagi masyarakat desa Purwosono, dan juga bagi masyarakat umum. Kehadiran objek wisata Kali Sejuk ini mampu membantu dan mendongkrak kebersamaan warga sekaligus potensi UKM bagi warga sekitar.
“Kita hadir juga mendorong tugas desa, bahwasanya kalau bisa, di desa itu ada satu desa satu wisata,” tutupnya.
Penulis : Devi arp
Editor: Habib Az